POLITISI

Ada pendapat (terutama di Indonesia) bahwa politik adalah jahat, berpolitik adalah perbuatan jahat dan politisi adalah orang jahat. Pendapat tersebut keliru. Tentu saja, sebagai manusia, ada politisi yang jahat seperti ada pengusaha yang jahat (ada istilah konglomerat hitam). Di buku silat ada pendekar dan pendeta jahat (pemetik bunga). Politik adalah proses yang menentukan pandangan-pandangan (values) siapa yang akan berlaku di masyarakat. Sehingga politik adalah proses untuk menentukan pilihan kita.

Makin banyak politisi jahat maka makin rusak suatu negara, makin banyak yang baik maka makin baik suatu negara. Politisi jahat bukan kalau hanya mementingkan diri sendiri atau golongan (istilah sadisnya: maling) tetapi juga kalau dia tidak mengerti masalah sehingga mengambil keputusan yang keliru (sadisnya: geblek). Dik Alimin bilang bahwa orang kaya yang tidak bayar zakat adalah perampok orang miskin, lebih jahat dari orang di kampungnya yang karena terpaksa merampok orang kaya, seperti Robin Hood.

Saya menyukai politik. Waktu sekolah di Amerika setiap siang saya pulang ke Apartemen, disamping mengirit biaya karena makan masak sendiri, saya nonton sinetron Capitol. Teman-teman saya sampai bilang kamu ini kaya housewife. Sinetron tersebut berpusat pada sebuah club tempat para politisi hang out (nangkring). Dik Faletehan atau Dik Joze Rizal, apakah sinetron itu masih ada?. Dulu sinetron itu sesudah As The World Turns.

Waktu diwawancara oleh Mas Dibyo (Dr. Rachmat Sudibjo) di ESDM saya ditanya: "Kenapa mau jadi Anggota DEN (Dewan Energi Nasional)?." Saya jawab: "Selama ini saya sering bicara dan menulis tetapi tidak banyak dampaknya. Mudah-mudahan, kalau jadi anggota DEN lebih terasa dampaknya." Kemudian, saya diwawancara oleh Pak Lobo dan Dosen Atmajaya. Sesudah saya lulus, Mas Dibyo ngasih komentar:"Widjajono itu diwawancara malah ngasih kuliah." Saya rasa, saya lulus baik di Psiko test, ESDM maupun di DPR karena saya menjelaskan apa sebaiknya yang dilakukan supaya Energi Indonesia dikelola dengan baik. Karena logikanya gampang dimengerti dan masuk akal , maka saya lulus. Saya tidak menggurui, tetapi mengajak mereka bersama-sama saya berpikir.

Banyak teman2 (termasuk ATM) yang tidak lulus Psiko Test DEN (dari jam 8-18) dikarenakan mereka merasa "agak direndahkan" sebab yang mentest masih muda2 (dan cantik?) dan kurang mengerti energi. Kalau kurang mengerti perlu "diajak bersama sama belajar", bukan malah kita bersikap seolah olah:" Ngerti apa sih lu?." Jadi dalam menghadapi test (seperti naik gunung) yang penting adalah "menaklukkan diri sendiri", bukan menaklukkan gunung atau yang ngetest. Disamping itu, kita harus tahu kira-kira apa yang akan ditanya. Kalau DEN tentunya tentang kebijakan dan permasalahan energi, kalau BPH tentunya tentang aturan-aturan hilir migas, namanya juga "Badan Pengatur Hilir".

Kemarin (Sesudah sholat Jumat) saya didatangi KM (Keluarga) Mahasiswa ITB, dipimpin Shana Fatina (putrinya Dik Bambang Sukarsono). Tidak tanggung2, yang datang sembilan orang. Mereka berencana mengundang Mahasiswa2 se Indonesia untuk membicarakan topik" Mandiri Energi" pada Maret 2009 dalam rangka Lustrum ITB di ITB dan saya diminta nasihat karena anggota DEN. Saya beritahu mereka kalau Indonesia lebih mengutamakan mensubsidi pengembangan energi alternatif dan bukan BBM di APBN maka ketergantungan kita kepada minyak yang lebih tidak pasti (beresiko) dan harus impor akan berkurang karena kita menggunakan energi alternatif yang lebih murah, kurang beresiko dan tersedia di dalam negeri atau Mandiri.

Walaupun demikian, saya menganjurkan supaya mereka menghidupkan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kembali. Krisis keuangan ini akan berdampak pada Pemutusan Hukuman Kerja (PHK) dan kalau kita bisa membuat tinggal di desa menarik, termasuk mandiri energi, maka yang kena PHK bisa kembali Ke desa. Saya memberi mereka satu buku Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan saya (yang lain akan saya kirim soft copynya melalui email) dan kita akan mendiskusikan caranya memberdayakan masyarakat sesudah mereka baca beberapa tulisan saya tentang energi dan pembangunan, disamping buku tersebut. Ketika saya mengingatkan untuk disamping belajar juga memikirkan rakyat kecil dan menambahkan: "Mudah mudahan kalian masih punya hati." Mereka tersipu-sipu dan menjawab bersama (seperti koor): " Punya lha mas."

Sorenya, saya ikut rapat Majelis Guru Besar ITB. Ada yang mengingatkan bahwa ITB jangan hanya mengejar "Kelas Internasional" tetapi melupakan memikirkan dan memperbaiki "Nasib Bangsa".

Menurut Aristoteles: "Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara yang berfungsi untuk membicarakan dan menyelenggarakan hal ihwal yang menyangkut kebaikan bersama." Aristoteles adalah murid Plato dan Guru Alexander the Great (Iskandar yang Agung). Jadi, Politik tidak jahat kan?. Yang bisa jahat adalah Politikusnya.

Di negara-negara maju, Politisi adalah orang-orang terbaik dari Universitas-Universitas terbaik, seperti Lawyer dan Bintang Film, sehingga negaranya maju. Kalau kita nonton film Amerika (termasuk film tentang politisi dan pengadilan) maka sesudah nonton kita merasa memperoleh pelajaran. Di buku saya banyak pelajaran yang saya tulis dari Film.

Oh ya, ada yang bilang kalau Academus di Maribaya masuk di Discovery Channel dalam acara, Fight Quest: Indonesia. Disitu Bule-Bule latihan silat, maklum yang jaga tanah saya tersebut adalah Jawara. Di Academusnya Plato yang diajarkan adalah Logika (termasuk seni berpidato), Matematika dan Olah Raga.

Salam,
Widjajono
Guru Besar ITB & Anggota DEN
13 Desember 2008

Wali

Oleh: Widjajono Partowidagdo

Waktu saya baru lulus, saya diminta mas Iman (Ketua Jurusan TM) untuk jadi wali adik2 kelas saya yaitu Angkatan 71 dan Angkatan 72. Yang saya senang dari adik2 kelas saya ini pintarnya hampir merata. Saya jadi wali 2 Angkatan karena dosen kita waktu itu banyak yang pergi ke Perancis (mas Faisal, mas Andi dan mas Pomo). Saya dekat dengan sebagian Angkatan 73 karena mereka dapat masalah waktu itu.
Kembali dari Amerika (1987) saya tidak jadi wali untuk waktu yang lama, tetapi saya dekat dengan Angkatan 1980-1982 (yang masih belum lulus waktu itu, seperti Aak dan Rida), membimbing banyak sekali Angkatan 1983-1987 dan ngajak jalan-jalan Angkatan 1986-1990 ( Sutopo, Jalu, Moyo, Mail, Iwan, Meutia, Tomo, Yanfidra dan lain-lain) baik ke gunung maupun ke pantai.
Kemudian saya jadi Wali Angkatan 1995 (dengan Doddy Abdassah) dan Wali angkatan 2001 (dengan Ucok). Tradisi jalan-jalan tetap dilanjutkan. Seorang dari mereka baru saja mengirim email berikut:
Mas Wid yang baik…
Saya sering membaca tulisan mas di milist TM, sangat bagus untuk pencerahan dan menambah wawasan kami di industri migas. Kami dari Angkatan 1995 (mas Wid dan Mas DA sebagai dosen walinya) ikut bangga atas pencapaian/prestasi mas dalam kontribusinya di negeri ini…
Teringat oleh kami, saat acara pasca ospek jurusan, kita sama2 ke lembang dg mas Wid (dg khas sandal gunungnya) menumpang angkot di Ledeng, berjalan kaki, minum susu dilembang….lalu acara di villanya Mbak Nenny di Sukabumi, kami sama2 mas Wid ngumpul bareng, diskusi, belanja kepasar bareng….tidak ada beda antara seorang guru besar saat ini, seorang anggota DEN dan kami saat itu, mahasiswa…..
Saya pernah membaca catatan harian mas Wid yang dulu pernah dishare....catatan perjalanan Mas Wid keliling Eropa setelah kuliah S2/S3 th 1987…..apakah masih ada soft filenya mas ? Riwayat perjalanan yg menunjukkan kesederhanaan seorang mas Wid.
Teman2 TM 95 juga merasakan hal yang sama dan mereka sudah berkiprah dg keahliannya masing2x, saya cc kan juga ke milist angkatan 1995 yg mungkin tidak semuanya member milist TM-ITB.
O, ya apakah teman2 masih menyimpan foto2 kenangan bersama mas Wid saat liburan semester II (pasca ospek)....?
Salut dan bangga mas…. Maaf lahir bathin, salam buat keluarga. Selamat berkarya di Dewan Energi Nasional.
Menurut Emerson, rahasia pendidikan berasal dari rasa hormat terhadap anak didik. Saya mempunyai pengalaman bahwa apabila mahasiswa sering diajak piknik bersama, seperti mendaki gunung atau menyusuri pantai, berkemah atau study tour, sehingga terjadi keakraban antara pengajar dan mahasiswa, maka mahasiswa tersebut menjadi lebih rajin belajar, mempunyai semangat hidup dan percaya diri sehingga akibatnya lebih sukses dalam belajar dan mencari pekerjaan.
Di Departemen Teknik Elektro di MIT (Massachusets Institute of Technology) dosen diminta untuk mengganti mata pelajaran yang diajarkan setelah sekian tahun mengajar pelajaran tersebut. Sebelum mengajar pelajaran baru tersebut dia diminta duduk dulu satu semester di kelas yang memberikan pelajaran tersebut, supaya dia dapat merasakan kesulitan mahasiswa dalam mengambil pelajaran tersebut disamping lebih memahami bahan yang diajarkan. Suatu saat Prof. Allan P. Oppenheim duduk disuatu kelas dan karena kadang-kadang mendapat kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah atau memahami sesuatu, dia bertanya kepada mahasiswa yang cepat sekali menangkap pelajaran tersebut. Menjelang akhir semester mahasiswa tersebut bertanya: "Ngapain kamu orang tua kok ngambil kelas ini?" Setelah dijawab : "Saya mengambil kelas ini karena harus mengajar tahun depan," mahasiswa tersebut tertawa sambil heran dan berkata : "Ah lu bercanda kali".
Menurut Prof. Allan P. Oppenheim proses belajar mengajar akan lebih berhasil bila kedua belah pihak menyukai hal tersebut "The idea is having fun" atau idenya adalah bersenang-senang. Kalau dosen dan mahasiswa sama-sama menyenangi proses tersebut maka belajar mengajar akan efektif (mencapai sasarannya). Bahkan ada yang berpendapat bahwa : "If you are not learning while you are teaching, you are not teaching." Kalau anda tidak belajar pada saat mengajar, maka anda tidak mengajar. Mengajar adalah cara belajar yang terbaik. Mengajar disamping mendapatkan penghasilan juga berpahala dan menyenangkan. Buat yang belajar, belajarlah karena keingintahuan dan ingin menggunakan pengetahuan tersebut untuk suatu yang bermanfaaat, sehingga belajar tersebut menyenangkan.
Tahun 2004 saya menulis buku Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan (525 halaman). Andaikata ada yang berminat dapat dibeli waktu Temu Alumni di Kantor Puja. Harganya 50 ribu (Kalau photocopy lebih mahal). Dulu Dik Hatta Rajasa, selain pernah jadi murid saya di TM, pernah jadi murid saya di Program S2 Studi Pembangunan ITB di Jakarta Design Center selama 1 semester. Ketika jadi Anggota DPR dia lapor: ‘’Saya mengambil kuliah Mas Wid satu semester tapi kalau debat di DPR tidak pernah kalah”. Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang guru selain melihat murid muridnya berhasil. Seperti Bu Mus (Muslimah) mendidik Laskar Pelangi.
Saya sering menganjurkan murid-murid di kelas untuk baca buku “The Secret” (Rhonda byrne, Atria books, 2006). Rahasia alam (the law of attraction) adalah bahwa: Whatever is going on in you mind are attracting to you. Apapun yang berlangsung dalam benak anda akan memasuki diri anda (Prentice Mulford). Jadi berpikirlah positif dan berbahagia karena akan memberikan hal-hal positif dan kebahagiaan pada anda serta pada dunia sekitar anda. Beberapa hal yang penting dilakukan supaya hidup bahagia adalah takutlah hanya kepada Tuhan, jangan benci sipapun, jangan senang melihat orang lain susah, jangan suka menghina orang dan jangan sedih kalau dihina orang.
Anjuran Napoleon Hill: Fear No Man, Hate No Man, Wish No One Misfortune, and more than likely you will have plenty of friends.
Nasihat Napoleon Hill: If you must slander someone don’t speak it but write it-write it in the sand near the water’s edge.
Saran Dr. Norman Vincent Peale: Kalau ada yang menghina dan membuatmu sedih, jadikan mereka Guru. Bukan karena mereka bijaksana, tetapi karena hal itu membuat dirimu menjadi lebih bijaksana.
Saya menganjurkan untuk membaca buku LOVE-nya Leo Buscalgia (yang juga ada di buku Analisis Kebijakan saya). Buku tersebut telah merubah hidup saya.
Dr. Leo Buscalgia dalam bukunya yang berjudulnya "Love" bercerita bahwa dia diilhami untuk membuka "Love Class" di University of Southern California karena di musim dingin 1969 muridnya yang pintar dan cantik berasal dari keluarga yang berkecukupan bunuh diri di pantai Pacific Palisades di Los Angeles. Inti buku tersebut dinyatakan dalam "love requires one to be strong" atau "cinta membutuhkan seseorang untuk kuat," sehingga setiap orang bisa menyebarkan luaskan cintanya dan berguna bagi orang lain.
Love Requires One To Be Strong (Leo Buscaglia)
His main function is to help unfold his true Self.
Equal to his function is helping others to become strong and perfect them selves as unique individuals.
He will do this best by affording all person the opportunity to show their feelings, express their aspirations and share their dreams.
He must see the forces labeled "evil" as emanating from suffering people who, like him self, are "human" and in the process of attempting to perfect their "beings".
He must combat these forces of evil through an active love which is deeply concerned and interested in each person's free quest for self-discovery.
He must believe that it is not the world that is ugly, bitter and destructive, but it is what man has done to the world that makes it appear so.
He must be a model. Not a model of perfection, a state not often reached by man, but a model human being. For being a good human being is the greatest thing he can be.
He must be able to for give himself for being less than perfect.
He must understand that change is inevitable, and that when it is directed in love and self realization, it is always good.
He must be convinced that behavior, to be learned, must be tried out. "To be is to do".
He must learn that he cannot be loved by all men. That is the ideal. In the world of men, it is not often found.
He can be the finest plum in the world, rife, juicy, sweet, succulent and offer him self to all. But he must remember that there will be men who do not like plums.
He must understand that if he is the world's plum and someone he loves does not like plums, he has the choice of becoming a banana. But he must be warned that if the chooses to become a banana, he will be a second rate banana. But he can always be the best plum.
He must realize that if he chooses to be a second rate banana, he runs the risk of the loved one finding him second best and, wanting only the best, discarding him.
He can then spend his life trying to become the best banana-which is impossible if he is a plum - or he can seek again to be the best plum.
He must endeavor to love all men even if he isn't loved by them. He doesn't love to be loved : he loves to love.
He must reject no man, for he realizes that he is a part of every man and to reject even one man, is to reject himself.
He must knows that if he loves all men and is rejected by one, he must not pull away in fear, pain, disappointment or anger. It is not the other man's fault. He was not ready for what was offered. Love was not ready for what was offered. Love was not offered him with conditions.
He gave love because he was fortunate enough to have it to give, because he felt joy in the giving not for what he would receive in return.
He must understand that, if he is rejected in one love. The are hundreds of others awaiting love. The idea that there is but one right love is deception. There are many right loves.

Cinta Membutuhkan Seseorang Untuk Kuat
Tugas utamanya adalah membantu membuka jati dirinya.
Tugas utamanya lainnya adalah membantu orang lain menjadi kuat dan menyempurnakan dirinya sebagai pribadi yang unik.
Dia akan melakukan yang terbaik dengan memberikan semua orang kesempatan untuk menyatakan perasaannya, memperlihatkan aspirasinya dan membagi mimpinya.
Dia harus melihat kekuatan yang disebut jahat" sebagai berasal dari orang yang menderita, yang seperti dirinya, adalah "manusia" dan di dalam proses untuk menyempurnakan dirinya.
Dia harus memerangi kekuatan jahat melalui cinta yang aktif yang sangat memperlihatkan dan berkepentingan pada setiap pencarian bebas seseorang untuk menemukan diri.
Dia harus percaya bahwa bukan dunia yang jelek, pahit dan merusak, tapi ini adalah apa yang manusia telah perbuat kedunia yang membuatnya kelihatan seperti itu.
Dia harus menjadi model.Bukan model kesempurnaan, keadaan yang tidak sering tercapai oleh seseorang, tapi suatu model manusia.Untuk menjadi manusia yang baik adalah hal terbesar yang dapat dicapainya.
Dia harus dapat memaafkan dirinya untuk menjadi kurang dari sempurna.
Dia harus mengerti bahwa perubahan adalah tidak dapat dihindari dan ketika perubahan dituntun oleh cinta dan kesadaran diri, selalu baik.
Dia harus diyakinkan bahwa perilaku, untuk dipelajari, adalah untuk dilakukan. Menjadi adalah melakukan.
Dia belajar bahwa dia tidak dapat dicintai oleh seluruh orang. Itu adalah ideal. Dalam dunia manusia itu jarang ditemukan.
Dia dapat menjadi plum terbaik di dunia, besar, banyak airnya, manis, lezat dan menawarkan dirinya untuk semua. Tapi dia harus ingat bahwa akan ada orang yang tidak menyukai plum.
Dia harus menyadari bahwa jika memilih menjadi pisang kelas dua, dia mengambil resiko bahwa orang yang dicintainya menemukan dirinya kelas dua, dan karena menginginkan yang terbaik membuangnya.
Dia dapat kemudian menghabiskan hidupnya berusaha menjadi pisang yang terbaik, yang tidak mungkin karena dia adalah plum atau dia dapat lagi menjadi plum terbaik.
Dia harus berusaha untuk mencintai seluruh orang meskipun dia tidak dicintai oleh mereka.Dia tidak mencintai untuk dicintai, dia mencintai untuk mencinta.
Dia harus tidak menolak seorangpun, karena dia menyadari bahwa dia adalah bagian dari setiap orang dan menolak meskipun satu orang, berarti menolak dirinya sendiri.
Dia harus tahu bahwa jika dia dicintai oleh kebanyakan orang dan di tolak oleh seseorang, dia tidak harus patah arang dalam takut, terluka, kecewa atau marah. Itu bukan kesalahan orang tersebut. Dia tidak siap akan apa yang ditawarkan. Cinta tidak siap untuk apa yang ditawarkan. Cinta tidak ditawarkan padanya dengan syarat.
Dia memberikan cinta karena dia beruntung bisa memberi, karena dia senang memberi bukan untuk apa yang dia akan peroleh sebagai balasannya.
Dia harus mengerti bahwa, jika dia ditolak dalam suatu cinta terdapat ratusan lainnya menunggu cinta. Ide bahwa hanya ada satu cinta yang benar adalah penipuan. Terdapat banyak cinta yang benar.

Buat teman-teman, terutama yang punya putra-putri di Teknik Perminyakan ITB, mohon tidak perlu kuatir kalau saya tidak mengajar dan menjadi wali karena menjadi anggota DEN. Mengajar buat saya adalah suatu kebutuhan. Kalau tidak mengajar mungkin saya sakit. Saya paling senang kalau mahasiswa serius sekali mendengarkan saya “mendongeng” di kelas maupun di Maribaya. May God Bless Us.

Penulis adalah Guru Besar ITB & Anggota DEN

Kebijakan Publik di Bidang Pertambangan

Oleh Widjajono Partowidagdo

PERTAMBANGAN mempunyai beberapa karakteristik, yaitu non-renewable
(tidak dapat diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan
pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial
yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada
umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut
pengusaha pertambangan selalu mencari proven reserves (cadangan
terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan
bertambah dengan adanya penemuan.

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu risiko geologi
(eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan
(produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian
biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan
risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak
dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan
besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi,
harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi
menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Walaupun terdapat dampak lingkungan pada waktu eksplorasi, tetapi
dampak lingkungan pertambangan utama adalah pada waktu eksploitasi dan
pemakaiannya untuk yang bisa digunakan sebagai energi (minyak, gas dan
batu bara). Dampak lingkungan tersebut dapat berbentuk fisik seperti
penggundulan hutan, pengotoran air (sungai, danau dan laut) serta
pengotoran udara untuk energi. Dampak lingkungan tersebut dapat juga
bersifat sosial yaitu hilangnya mata pencarian penduduk yang tadinya
hidup dari hasil hutan maupun hasil pertambangan itu sendiri. Sebagai
contoh: dengan cara yang sederhana penduduk dapat mendulang emas.

Dampak lingkungan pertambangan berbeda antara jenis tambang yang satu
dengan yang lain. Tambang ada yang berada jauh di bawah permukaan
seperti tambang minyak dan gas sehingga penambangannya dilakukan
dengan membuat sumur, oleh sebab itu penambangannya relatif tidak
membutuhkan daerah yang luas di permukaan. Tambang ada yang digali di
permukaan atau ditambang dengan membuat tero-wongan dekat permukaan
seperti batu bara, tembaga, emas dan lain-lain sehingga relatif
membutuhkan daerah yang luas di permukaan dan sebagai akibatnya dampak
lingkungan fisik maupun sosialnya lebih besar. Apalagi tambang
tersebut tadinya merupakan mata pencarian penduduk setempat.

Risiko eksplorasi dan tingkat kesulitan teknologi eksploitasi
pertambangan juga berbeda satu sama lain. Untuk migas yang lokasi
cadangannya jauh di bawah permukaan risiko eksplorasinya tentunya
besar, sehingga tidak mengherankan apabila sebagian besar migas kita
masih diproduksi oleh swasta asing. Dalam hal teknologi eksploitasi
migas walaupun tingkat kesulitannya cukup tinggi, terdapat keyakinan
bahwa bangsa Indonesia cukup mampu melakukan eksploitasi migas paling
tidak untuk penambangan di daratan maupun laut dangkal. Hal ini
dibuktikan dengan kenyataan bahwa di samping Pertamina ada beberapa
swasta nasional yang sudah mengoperasikan lapangan minyaknya berbekal
pengalaman yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun di bidang
tersebut. Salah satu pengusaha tersebut adalah Ir. Arifin Panigoro
bersama Medconya.

***

WALAUPUN risiko usaha di bidang migas tinggi, tetapi karena migas
sangat penting untuk Indonesia sejak waktu yang lama, maka
peraturan-peraturan di bidang tersebut sudah sangat maju dan terbuka,
dalam pengertian sering sekali diperdebatkan. Pajak migas sangat
tinggi dibandingkan komoditi lain. Sebagai contoh untuk minyak 85
persen dan untuk gas 70 persen dari keuntungan adalah untuk
pemerintah. Di samping itu di bidang migas sudah berlaku kontrak bagi
hasil, sedangkan di pertambangan umum (nonmigas) masih berlaku kontrak
karya. Perbedaan utama antara kontrak bagi hasil dan kontrak karya
adalah bahwa pada kontrak bagi hasil manajemen ada di tangan
Indonesia, dalam pengertian setiap perencanaan pengembangan (Plan of
Development) harus disetujui dulu oleh pemerintah (dalam hal migas:
Pertamina) termasuk aspek lingkungannya.

Dasar kebijakan publik di bidang pertambangan adalah UUD 1945 pasal 33
ayat 3 yang menyatakan bahwa: bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Dalam pelaksanaannya mungkin dapat dipertimbangkan hal-hal berikut
ini.

Pertama, kita baru mengundang perusahaan asing apabila bangsa
Indonesia tidak berani mengambil risiko atau tidak menguasai teknologi
untuk bidang pertambangan tersebut. Mengapa? Karena tentunya akan
lebih menguntungkan kalau dikerjakan sendiri karena biaya orang asing
mahal dan dana tersebut tentunya kembali ke negaranya. Apalagi kalau
manajemennya tidak di tangan Indonesia.

Kedua, apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan
permasalahannya hanya modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui
beberapa cara, yaitu:

a. sebagian pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang
sudah memberikan keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan
tersebut dapat digunakan untuk eksplorasi dan investasi pada
sektor-sektor pertambangan lainnya. Hal yang sama dapat diberlakukan
untuk migas sehingga sebagian pendapatan pemerintah darinya dapat
digunakan untuk ekplorasi dan investasi untuk energi lain yang lebih
bersih lingkungan seperti panas bumi dan tenaga air. Sebagai
perbandingan, pada sektor kehutanan terdapat dana reboisasi.

b. BUMN terkait dapat mengumpulkan dana dari saham masyarakat yang
besarnya tergantung pada kepercayaan masyarakat pada hasil usaha di
bidang tersebut.

c. swasta nasional yang berminat berusaha di bidang tersebut (dapat
sendiri atau merupakan konsorsium) diikutsertakan dalam usaha
tersebut.

d. apabila dari sumber di atas dana tidak cukup maka baru diusahakan
modal asing.

Ketiga, aspek lingkungan baik fisik maupun sosial harus
dipertimbangkan dalam setiap kontrak pertambangan dan pengusaha
pertambangan harus menyediakan biaya untuk mengatasi permasalahan
lingkungan tersebut. Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu
tindakan dikatakan bermanfaat apabila golongan yang memperoleh manfaat
dari usahanya dapat memberi kompensasi bagi golongan yang menderita
kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut
paling jelek sama seperti sebelum adanya usaha tersebut dan golongan
pertama masih untung. Golongan kedua tersebut dapat berupa alam maupun
masyarakat. Jadi, tidak adil bila ada suatu usaha yang kemudian
menyebabkan lingkungan menjadi lebih rusak atau masyarakat menjadi
lebih menderita dibandingkan keadaan sebelum adanya usaha tersebut.

Keempat, apabila kontrak bagi hasil untuk pertambangan umum lebih
menguntungkan dibandingkan kontrak karya (dengan pengertian juga tidak
membuat kontraktor jera), maka tentunya yang lebih menguntungkan
masyarakat perlu diberlakukan.

Perlu dicatat bahwa perubahan hanya dapat diberlakukan untuk kontrak
baru, kecuali apabila kedua belah pihak yang menandatangani kontrak
tersebut setuju.

***

SECARA khusus dalam kasus emas Busang, yang sedang hangat akhir-akhir
ini dipermasalahkan, ada beberapa masukan yang menarik. Yang pertama
adalah ungkapan Dr Amien Rais. Ia menyatakan bahwa usaha tersebut
tidak membutuhkan teknologi yang terlalu canggih sehingga mengapa
mesti diusahakan oleh orang asing. Selain itu Amien Rais juga
menyatakan bahwa keuntungan bangsa Indonesia terlalu kecil.

Kedua, dengan mengambil contoh migas, Dr Syahrir menyatakan bahwa
bisnis pertambangan itu berisiko. Namun tidak dijelaskan bagaimana
risiko pertambangan emas dibandingkan risiko usaha migas, karena yang
satu berada dekat di permukaan dan yang lain jauh di dalam tanah
(Risiko tinggi usaha migas terutama disebabkan mahalnya pemboran
eksplorasi yang bisa mencapai jutaan dollar per sumur). Wa-laupun
demikian pertambangan nonmigas dapat juga berisiko tinggi dan
membutuhkan tek-nologi yang sulit seperti di Freeport, sehingga perlu
dijelaskan apakah medan di Kalimantan sesulit di Freeport.

Ketiga, Drs Kwik Kian Gie dan beberapa ekonom lain mempertanyakan
seberapa baik diakomodasikan kepentingan bangsa Indonesia dalam usaha
tersebut.

Keempat, Dr Indrojono Soesilo memperlihatkan peta Busang hasil
penginderaan jarak jauh. Ada baiknya pakar geologi kita ini
menceritakan lebih lanjut hubungan informasi hasil penginderaan jarak
jauh tersebut dengan kemakin-pastian eksplorasi pertambangan.

Kelima, beberapa ahli pertambangan menceritakan bahwa kontrak sekarang
sudah jauh lebih baik dari sebelumnya tanpa menjelaskan berapa
besarnya porsi pemerintah dari keuntungan usaha tersebut dan bagaimana
kontrak pertambangan sejenis di negara-negara lain.

Pertambangan umum (nonmigas) di Indonesia lebih merupakan "gadis
pingitan" kalau dibandingkan migas yang lebih "terbuka" karena masih
banyak yang belum diketahui masyarakat terutama mengenai kebijakannya.
Dengan meningkatnya pentingnya pertambangan umum (batu bara, tembaga,
emas, dan lain-lain) dalam pembangunan nasional, tentunya akan
meningkat pula perhatian masyarakat terhadapnya. Apalagi aspek
lingkungan baik fisik maupun sosial pertambangan umum sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Diskusi publik
mengenai pertambangan umum sangat diperlukan karena dengan makin
terbukanya informasi mengenai sektor tersebut maka masyarakat makin
bisa menerima kebijakan mengenainya, ter-utama apabila kebijakan
tersebut menjadi terasa lebih masuk akal dengan adanya informasi
tersebut.

Hal yang masih dipertentangkan dalam sektor pertambangan umum adalah
mengenai risiko (ketidakpastian) eksplorasinya dan kemampuan menangani
teknologi eksploitasinya. Yang paling tahu tentang hal ini tentunya
adalah ahli geologi dan ahli pertambangan Indonesia. Penjelasan dari
para ahli geologi tersebut tentunya sangat dinantikan masyarakat dan
pertambangan Indonesia karena sangat berhubungan dengan kemampuan,
kemauan dan ke-jujuran mereka.

Hal lain yang masih dipertentangkan adalah berapa bagian keuntungan
pemerintah (bangsa Indonesia) dari usaha tersebut. Penjelasan dari
pemerintah mengenai kontrak emas dan pertambangan umum lainnya
(ter-utama mengenai pembagian keuntungannya) yang berlaku di
Indonesia, perbandingan kontrak tersebut dengan yang berlaku dengan di
negara-negara lain, keuntungan (Rate of Return) rata-rata usaha
tersebut di Indonesia perlu diberikan untuk mengetahui apakah
keuntungan pemerintah tersebut memadai atau tidak. Mungkin perlu juga
dipikirkan kebijakan pajak yang berbeda untuk ukuran cadangan yang
berbeda karena keuntungannya pun berbeda. Perlu dicatat bahwa beberapa
negara memperlakukan kontrak pertambangan yang berbeda bagi BUMN,
swasta nasional dan swasta asing. Akan lebih baik lagi apabila
informasi tersebut disertai dengan biaya pengusahaan pertambangan
untuk berbagai kondisi tambang.

Seyogianya penjelasan tersebut diberikan dalam bahasa yang mudah
dimengerti masyarakat karena sebagian besar bangsa Indonesia kurang
mempelajari geologi dan pertambangan, tetapi kita mempunyai cukup
banyak ahli ekonomi. Keterbukaan informasi sangat diperlukan untuk
pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia, karena pembangunan ini
adalah pembangunan masyarakat baik masa kini dan juga untuk generasi
mendatang.

(* Widjajono Partowidagdo, Pembantu Dekan Urusan Akademis Fakultas
Teknologi Mineral dan Ketua Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan
Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat. Saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Energi Nasional)

Kompas Online
Senin, 17 Februari 1997

Everything is beautiful in its own way

Oleh : Widjajono Partowidagdo
Guru Besar ITB, Bandung.

Waktu baru kembali dari bertugas sebagai diplomat di Meksiko, sebelum krisis moneter di Indonesia 1997, kakak istri saya ikut seminar di CSIS (Center for Strategic and International Studies), kebetulan pembicaranya Dr. Mari Pangestu. Kakak ipar saya bertaya: ”Apakah Indonesia tidak perlu ber-hati2 karena Meksiko sudah terkena dampak krisis moneter?. Dijawab: ”Jangan terlalu kuatir, fundamental ekonomi kita kuat.”

Pernyataan Mari tersebut adalah pernyataan standar dari hampir semua ekonom Indonesia waktu itu. Apalagi waktu itu masih jaman pak Harto dimana orang yang punya pendapat “lain” punya konsekuensi.

Kemudian, Indonesia terkena dampak krisis keuangan yang parah dan paling lama sembuhmya.

Saya kenal Mari sejak 1985 di Acara Permias (Persatuan Mahasiswa AS) di. California. Kemudian sering ngobrol di telpon karena kami sama-sama bikin disertasi yang tidak kunjung selesai. Kebetulan dia membahas Dutch Disease pada ekonomi Indonesia. Penyakit Belanda adalah penyakit yang timbul justru karena negara itu mempunyai migas tetapi menderita karenanya. Persis seperti orang kena diabet karena kaya. Pada dasarnya kerugian tersebut karena kebijakan yang tidak tepat (keserakahan). Saya kenal Mari sebagai seorang yang sangat cerdas, tidak terlalu banyak bicara tetapi kalau bicara fasih dan akademis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) dan saya pernah diundang ceramah pada acara buka puasa bersama Angkatan 84 ITB di hotel Hilton. Sesudah buka puasa saya presentasi duluan, karena MESDM belum datang, kemudian dilanjutkan oleh MESDM. Pada waktu acara tanya jawab seorang Alumnus bertanya: “ Pak Pur, waktu mas Wid presentasi kok mudah dimengerti , waktu Bapak presentasi kok susah dimengerti?. Dijawab MESDM: “ Soalnya dia bukan pejabat. Kalau saya sudah tidak menjabat lagi saya bisa bicara seperti dia.” Purnomo adalah teman saya yang sangat cerdas, jadi tidak mungkin kalau tidak memahami apa yang saya presentasikan.

Saya pernah presentasi mengenai Kenaikan Harga BBM di Pekanbaru dan Kegiatan Migas di Jayapura dan Manokwari, yang dihadiri oleh Akademisi, Pemda dan LSM. Disetiap tempat mereka mengajukan usulan yang sama: “Bapak kan dekat dengan Elit (Pejabat), kenapa Bapak tidak memberitahu mereka supaya kami jangan dibodohi?. Saya jawab: “ Kalau saya bicara dengan Elit tidak ada dampak politiknya dan mereka belum tentu tidak tahu apa yang saya tahu. Kalau saya memberitahu Bapak-Ibu apa yang perlu dibicarakan dengan Elit, lalu Bapak-Ibu sendiri yang menyampaikannya kepada Elit maka ada dampak politiknya. Seseorang hanya bisa dibodohi kalau memang kalah pintar.”

Seorang pejabat kalau bicara dibatasi hal-hal di luar kewajiban atau kontrolnya. Di buku silat disebutkan di atas langit ada langit. Misalnya, seorang Menteri Perdagangan mungkin ceramah:”Indonesia mau tidak mau harus menghadapi globalisasi.“ Tetapi, segan melanjutkan (misalnya): “ Dengan syarat harus berusaha keras untuk Mandiri, Perduli dan Bersahabat serta mempunyai Peraturan, Peradilan dan Pendidikan yang baik.” Atau, MESDM segan bilang penurunan produksi di Indonesia disebabkan, disamping karena masalah intern ESDM, juga oleh peraturan-peraturan yang tidak mendukung dari Departemen- Departemen dan Institusi-Institusi lain. Mungkin karena itu untuk mengatasi masalah intern diperlukan Tim Pengawasan Peningkatan Produksi Migas (P3M) dan untuk antar sektor diperlukan Dewan Energi Nasional (DEN).

Saya setuju dengan pendapat bahwa kita tidak boleh panik dengan adanya krisis. Mohon tidak boleh panik tidak diterjemahkan tidak ada apa2. Kalau mendaki gunung, makin buruk keadaan makin tidak boleh kita panik, karena kepanikan makin memperburuk situasi. Seperti kelompok pendaki, suatu Bangsa sebaiknya Mandiri, Perduli (terhadap sesama kelompoknya) dan Bersahabat (terhadap kelompok lain). Makin mandiri, maka makin kurang ketergantungannya kepada pihak lain. Walaupun demikian, dalam keadaan sulit, mungkin saja anggota kelompok membutuhkan bantuan anggota kelompok yang lain. Dalam keadaan yang lebih sulit lagi mungkin kelompok tersebut membutuhkan bantuan kelompok lain. Kalau dia bersahabat dengan kelompok lain maka bantuan tersebut akan lebih mudah diperoleh.

Kalau ditanya apa yang akan terjadi dari suatu krisis? Maka jawabannya tergantung kepada Kemandirian, Keperdulian dan Sikap Bersahabat Kelompok atau Bangsa tersebut. Untuk Bangsa perlu ada tambahan Peraturan, Peradilan dan Pendidikan yang baik. Meramalkan ekonomi adalah sulit, seperti misalnya meramalkan harga minyak, karena apa yang akan terjadi tergantung kepada reaksi masyarakat.

Told Buchholz bahkan mengilustrasikan kalau seorang dokter mengoperasi ginjal maka dari sinar X dia tahu bahwa ginjal kanan pasien terletak satu inci dibawah usus besar. Bayangkan bila dia membedah, ginjal tersebut berubah posisi. Hal ini terjadi pada ekonom dimana pada saat dia mengisolasi penyebab dan mengestimasi pengaruhnya, maka derajat pengaruhnya berubah dengan perubahan hubungan manusia dengan insitusi sosial. Kepercayaan (trust) investor baik domestik maupun asing sangat berpengaruh pada dampak krisis Amerika terhadap Indonesia.

Kemandirian sebaiknya tidak menjadikan kesendirian (egoisme) dan tidak diartikan sebagai anti Bangsa lain. Keperdulian sebaiknya disertai dengan tanggung jawab. Jangan sampai suatu bantuan menyebabkan kondisi menjadi lebih buruk. Sikap bersahabat dengan Bangsa lain sebaiknya dalam kondisi setara.

Kita tidak perlu menyalahkan Kapitalisme untuk krisis dunia saat ini, kalau Kapitalime yang disalah gunakan (akibat keserakahan) ya. Hanya apabila berhubungan dengan kapitalisme kita juga harus memiliki persyaratan-persyaratan pendukungnya supaya tidak disalah gunakan dengan ; 1. Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang baik, sehingga tidak ditipu, disamping bisa mengemukakan pendapat dan bernegosiasi, 2. mempunyai moral yang baik (good society) sehingga suka menolong sesama dan mencintai alam, 3. mempunyai institusi dan peraturan yang baik (good governance) sehingga semua pihak sulit untuk berbuat tidak adil.

Adam Smith (1723-1790), dalam tulisannya yang terkenal An Inquiry into the Nature and the Cause of the Wealth of Nations, yang mengajukan pandangan bahwa bangsa-bangsa akan paling baik menciptakan nilai dan kekayaan dengan cara menggunakan prinsip pembagian kerja, setiap pekerja menjadi seorang spesialis dan dengan demikian menjadi produktif pada suatu bidang tertentu. Dalam keadaan ini tidak seorang pun mampu menciptakan segala sesuatu yang diperlukan; ia dapat memperoleh barang dengan mempertukarkan nilai yang dihasilkannya melalui pekerjaannya. Adam Smith memandang pertukaran, hak milik perorangan dan pasar bebas sebagai landasan untuk membangun kemakmuran bangsa. Adam Smith sangat terkenal dengan istilah invisible hand (tangan yang tak terlihat), walaupun hanya satu pasangan kata tersebut yang ada dalam buku the Weath of Nations: “Tanpa sengaja dengan dibimbing tangan yang tak terlihat, seorang yang bekerja dengan sebaik-baiknya untuk memperbaiki nasibnya, memperbaiki keadaan masyarakat.” Sebelum menulis. The Wealth of Nations (1776) Smith menulis The Theory of Moral Sentiment (1759) pada waktu dia menjadi Ketua Jurusan Filsafat Moral di University of Glasgow. Bermoral menurut Smith adalah menempatkan diri sebagai seseorang yang berbuat adil dan bisa membedakan baik dan buruk.

Adam Smith, Bapak Kapitalisme juga menyatakan: Men could safely be trusted to pursue their own self interest without undue harm to the community not only because of restrictions imposed by laws, but also because they were subject to built in restraint derived from morals, religion, custom and education. Seseorang dapat dipercaya untuk meraih kepentingan pribadinya tanpa merugikan masyarakat bukan hanya karena adanya batasan-batasan hukum, tetapi juga karena adanya pengendalian diri yang berasal dari moral, agama, kebiasaan dan pendidikan.

Kapitalisme yang baik adalah yang bermoral, kalau tidak dia akan jahat, seperti dinyatakan Frederick Jameson (Post Modernism, 1991): Capitalism is at one and the same time the best thing that has ever happened to the human race and the worst. Kapitalisme adalah pada satu saat sesuatu yang terbaik yang pernah terjadi pada kehidupan manusia dan yang terburuk.

Menurut Joseph Stiglitz (Pemenang Nobel Ekonomi 2001) pasar membutuhkan regulasi yang tepat di sektor finansial, kebijakan persaingan usaha, serta kebijakan yang bisa menfasilitasi penguasaan teknologi dan mendorong transparansi, pendidikan dan peningkatan kemampuan nasional. Kebijakan industri dengan mempersempit kesenjangan teknologi dengan pinjaman pemerintah ke Chaebol di Korea Selatan berhasil membangun pabrik baja paling efisien di dunia. Permasalahannya dari krisis finansial di Asia bukanlah karena peran pemerintah yang terlalu berlebih, tetapi justru terbatasnya peran pemerintah dalam bidang keuangan. Permasalahan real estate di Thailand disebabkan ketiadaan peraturan pemerintah untuk mengendalikan laju investasi di bidang tersebut. Hal yang sama terjadi di Korea Selatan yang menghadapi masalah overlending (pemberian pinjaman berlebih) terhadap perusahaan-perusahaan dengan resiko tinggi dan corporate government yang lemah. Menurut Stiglitz: “Jika informasi tidak sempurna dan pasar tidak lengkap yang hampir selalu terjadi, terutama di negara-negara berkembang, maka invisible hands bekerja sangat tidak sempurna.”

Stiglitz menyatakan: “The Asia financial crisis was brought on by a lack of adequate information in the financial sector.” Ternyata itu tidak hanya berlaku di Asia (termasuk Indonesia), tetapi juga berlaku di Amerika Serikat. Krisis disana diakibatkan oleh pinjaman untuk sektor perumahan yang tidak hati2, seperti penjelasan Pak Suryono yang lama hidup disana.

Di Indonesia, dulu juga pernah diberikan pinjaman ke banyak Petani dengan maksud baik. Karena tidak adanya informasi yang cukup dan Petani tahunya menanam cabai dan bawang, maka semua melakukannya dan ketika panen karena pasokan sangat berlebih sehingga harganya jatuh sehingga cabai dan bawang tersebut sampai dibuang ke jalan.
Walaupun demikian, menurut saya, krisis ini ada hubungannya dengan makin melemahnya Amerika Serikat karena menggunakan sebagian besar sumber dayanya untuk berperang (keserakahan). Kalau kita pintar sebaiknya meningkatkan persahabatan dengan Negara2 yang mempunyai uang banyak karena tingginya harga minyak. Akibatnya, mereka menanam modal di Indonesia atau kita berusaha disana.

Stiglitz juga menyatakan:” If globalization has not succeded in reducing poverty neither has it succeded in ensuring stability.” Jika globalisasi telah tidak berhasil mengurangi kemiskinan, maka dia juga tidak menjamin stabilitas. Perlu ada pertemuan untuk membicarakan langkah-langkah supaya globalisasi tidak membuat jurang antar miskin dan kaya semakin lebar, karena bila demikian dunia akan tidak stabil dan yang rugi adalah semua umat manusia.

John Maynard Keynes (1883-1946) dalam bukunya "The General Theory and Employment, Interest and Money" melihat kekurangan baik pada ekonomi pasar bebas maupun ekonomi terencana. la menganjurkan suatu peran positif untuk dimainkan oleh pemerintah dalam rangka mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh siklus bisnis melalui pengelolaan yang cepat terhadap pasokan uang dan kebijakan anggaran (fiskal). Menurut Keynes jika investasi swasta rendah, pemerintah seharusnya meminjam uang dan melakukan investasi publik (infrastruktur, pendidikan) dan bila investasi swasta tinggi pemerintah harus menghentikannya. Walaupun mendapat tantangan dengan argumentasi bahwa campur tangan pemerintah yang lebih banyak berarti mengurangi kebebasan, Keynes berpendapat bahwa apa yang dia usulkan adalah untuk menyelematkan kapitalisme bukan menguburnya.

UU Bailout US $ 700 miliar adalah bentuk campur tangan Pemerintah seperti anjuran Keynes. Peran pemerintah yang dibutuhkan pada saat investasi swasta rendah seperti yang dianjurkan Keynes dan dulu berhasil mengatasi depresi di Amerika Serikat (AS), banyak disalahgunakan dibeberapa negara berkembang dimana pemerintah mendanainya dengan meminjam uang dari luar negeri dan peminjam tersebut di korupsi. Akibatnya negara-negara tersebut tambah miskin dan dililit hutang.

Amerika bisa mengatasi Great Depression (tahun 1930 an) pada waktu dipimpin oleh seorang yang lumpuh dan hidup diatas kursi roda, Franklin Delano Roosevelt (FDR). GDP Amerika turun dari $860 pada 1929 ke $630 di 1933 dan naik ke $1200 pada 1941. Kisah hidupnya dapat disaksikan dalam film Warm Springs (pemandian air panas), tempat dimana dia berjuang untuk menjadi lebih baik, sesudah kena penyakit lumpuh. FDR adalah Presiden Amerika Serikat yang paling lama (1933-45). Dia mempunyai kepedulian sangat tinggi terhadap orang lain, karena kelumpuhannya. Pemimpin yang perduli semacam FDR dibutuhkan untuk mengatasi krisis.

Jepang maju sejak Restorasi Meiji tahum 1868 dan ketetapan pendidikan pada tahum 1872 dimana diberlakukan sistem administrasi pendidikan berdasarkan sistem Perancis dan sistem sekolah serta kurikulum yang dipraktekkan di Amerika Serikat. Sistem tersebut mengutamakan pengertian yang menggantikan sistem sebelumnya di Jepang yang mengutamakan hafalan. Dideklarasikan pula bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan mata pencaharian; pendidikan adalah sumber kesuksesan individu dan kemajuan sosial serta setiap orang harus bersekolah tanpa memandang jenis kelamin. Pada tahun 1879 pemerintah mulai menekankan pendidikan moral di sekolah sekolah untuk mengkoreksi pengaruh Barat dan menyesuaikannya dengan kehidupan orang Jepang. Pendidikan moral meliputi pengekangan diri, kemandirian, kesabaran, rasa tanggungjawab, rasa solidaritas, terimakasih, rasa cinta alam, jiwa beragama, pentingnya dimensi spiritual, dan aturan aturan sosial tradisional.

Mahatma Gandhi mengajarkan masyarakat India untuk melalui Swadesi (kemandirian) dari Ahimsa (tanpa kekerasan). India walaupun bersusah susah dahulu pasti menuju ke keadaan yang lebih baik karena bisa membuat hampir segalanya sendiri, bahkan bisa membuat senjata nuklir. Pemimpin-pemimpin India rela hidup sederhana. Pada waktu Presiden Megawati mengunjungi India maka buat tamu negara tersebut disediakan mercy new eyes, tetapi Presiden dan Menteri-Menteri India menggunakan mobil sederhana buatannya sendiri. Mereka tidak malu dengan keadaan tersebut, bahkan mereka bangga karena kemandiriannya. Yang memalukan bagi mereka adalah ketergantungan terhadap bangsa lain. Banyak sekali warga India yang belajar dan bekerja di Amerika Serikat, Canada atau negara-negara Eropa serta bekerja di badan-badan Internasional di seluruh dunia. Beberapa orang India bahkan memenangkan hadiah Nobel.

Putin (Pemimpin Rusia) menyatakan bahwa Rusia tidak akan kembali ke Komunisme dan tidak akan menjadi Kapitalisme. Politik Rusia adalah Patriotisme.
Sebagai seorang yang menyukai filsafat saya tidak anti Kapitalisme. Suzuki menyatakan: “That’s what I love about philosophy no one wins.” Kapitalisme terbukti membawa kemakmuran bagi Bangsa Barat. Walaupun demikian Pasar Bebas membutuhkan persyaratan-persyaratan khusus. Kenapa kita tidak mengimplementasikan saja ajaran Founding Father kita yaitu Berdikari (mandiri), Gotong Royong (perduli) dan Bebas Aktif dan Cinta Damai (bersahabat). Ada pepatah rumput Tetangga lebih cantik. Kenapa kita tidak mensyukuri saja yang kita miliki?. Ada buku Japanese Can Say No. Pada pertemuan World Trade Organization (WTO) yang lalu Chinese and Indian can say No. Bukan hanya berkata tidak, tetapi berkata tidak yang dihormati. Kapan giliran Indonesia?.

Ajaran-ajaran Adam Smith, Keynes, Meiji, Gandhi, Sukarno, Putin dan Stiglitz semua baik untuk kondisinya masing-masing. Everything is beautiful in its own way.
Kebetulan, saya baru kembali dari Vietnam. Vietnam punya Panutan yaitu Paman Ho (Ho Chi Minh) yang arif dan sederhana. Penduduknya tidak rewel: disana BBM tidak disubsidi (diatas Rp.10.000/liter), tidak senang protes, tidak ada masalah pembebasan tanah dan mereka sangat ramah dan mungil ( Itulah sebabnya ketika mereka bikin lubang tikus di sekitar Saigon, orang Vietnam bisa masuk tetapi orang Amerika tidak bisa). Seorang teman yang bekerja di perusahaan petrokimia Amerika di Surabaya bercerita bahwa pabriknya di Surabaya sudah berdiri 20 tahun dan yang di Vietnam baru 5 tahun, tetapi produksi pabriknya di Vietnam sekarang lima kali yang di Indonesia. Di Vietnam ijin investasi diusahakan seminggu selesai.

Keunggulan suatu Bangsa bukan pada kekayaan sumber daya alam, tetapi pada moralnya. Herman Daly (Beyond Growth, 1996): Sustainable development will require a change of heart, a renewal of the mind and a healthy dose of repentance. These are all religious terms, and that is no coincidence because a change in the fundamental principles we live by is a change so deep that it is essentially religious whether we call it that or not. Pembangunan berkelanjutan akan membutuhkan perubahan nurani pembaruan pandangan dan tobat dalam dosis yang sehat. Semua ini adalah istilah-istilah keagamaan dan hal itu bukan kebetulan karena suatu perubahan dalam prinsip-prinsip fundamental yang kita anut adalah perubahan yang sangat dalam sehingga hal itu sebenarnya adalah keagamaan baik kita menyebutnya demikian atau tidak. Jadi, kalau mau berhasil dalam menghadapi Globalisasi maka kita harus Beriman (Percaya bahwa akan berhasil dengan ijinNya), Beramal Soleh serta saling mengingatkan akan Kebenaran dan Keadilan.

Menanggapi Usulan Revisi Undang Undang Migas

Oleh: Widjajono Partowidagdo

Badan legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai membahas usulan amandemen atas Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas (Kompas 4 September 2008). Usulan perubahan yang diajukan, antara lain, adalah mengubah Pasal 22 Ayat (1) yang sebelumnya berbunyi Badan usaha wajib menyerahkan paling banyak 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak dan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri menjadi Badan usaha wajib menyerahkan 75 persen bagiannya.
Kontrak Bagi Hasil adalah bagi produksi. Sebagai contoh, bagi hasil yang standar untuk minyak 85:15 dan untuk gas 70:30. Artinya untuk minyak Pemerintah dapat 85 % dan untuk gas dapat 70 % dari Equity to be split (ES). Apabila Recoverable Cost (pengembalian biaya) atau RC adalah 20% dari Revenue (R) sehingga ES adalah 80% R maka untuk minyak Pemerintah dapat 85% ES atau 68% R. Akibatnya, hak atas produksi adalah 68% untuk Pemerintah dan 32% untuk Kontraktor. Standar untuk minyak diberlakukan kewajiban untuk memasok kebutuhan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 25% dari Bagian Kontraktor sebelum Pajak atau Contractor Share (CS). Sesudah 60 bulan produksi, DMO dibeli dengan harga khusus (murah), normalnya 10% harga pasar. Apabila pajak 48% maka CS adalah 15%(1-0,48)ES atau 28,8% ES. Akibatnya jatah produksi Kontraktor berkurang 0,25x28,8% atau 7,2%, menjadi 24,8%. Untuk gas Pemerintah dapat 70% ES atau 56% R, sehingga hak atas produksi adalah 56% untuk Pemerintah dan 44% untuk Kontraktor. Sampai saat ini belum diberlakukan DMO untuk gas. Perlu diketahui bahwa Kontrak Bagi Hasil bisa tidak seperti stándar diatas dan RC dapat tidak sama dengan 20%R, sehingga perhitungannya berbeda.
Dengan menanamkan investasi di negara lain, terdapat kontraktor yang mengharapkan migas untuk jaminan pasokan (security of supply) buat negaranya. Akibatnya, dia tentunya lebih suka menanamkan investasi di negara-negara dimana dia bisa mengimpor migas lebih banyak. Pertanyaan lain apabila porsi DMO dinaikkan ádalah pada harga berapa kontraktor dibayar untuk memenuhi DMO tersebut. Apabila dibayar dengan harga sangat murah (dibandingkan harga pasar), tentunya keuntungannya akan berkurang. Akibatnya, dia lebih memilih untuk investasi di negara lain.
Sebenarnya, kita bisa meningkatkan pemakaian gas domestik dengan membuat lapangan-lapangan gas yang kecil dan menengah diproduksikan. Produksi dari lapangan-lapangan tersebut tidak bisa diekspor. Walaupun demikian, lapangan-lapangan tersebut membutuhkan biaya produksi yang lebih besar dan biaya pipa gas untuk transportasi. Untuk itu harga gas domestik perlu ditingkatkan, misal menjadi $6/MSCF yang setara dengan minyak $36/barel yang masih kurang dari sepertiga dari harga minyak saat ini. Harga tersebut juga akan menarik pengembangan Coal Bed Methane (CBM) yang potensinya diperkirakan tidak kalah dengan gas. Perlu diketahui harga gas $6/MCF setara dengan minyak $36/barel, masih kurang dari sepertiga harga minyak saat ini. Rendahnya harga energi adalah penyebab utama kenapa program diversifikasi energi kurang berhasil.
Usulan perubahan lain adalah untuk memperketat pengawasan oleh DPR diajukan untuk Pasal 11 Ayat (2), yang sebelumnya berbunyi setiap kontrak kerja sama yang sudah ditandatangani harus diberitahukan secara tertulis kepada DPR menjadi setiap kontrak kerja sama yang akan ditandatangani wajib dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari DPR.
Mengundang investor adalah seperti mengundang pelanggan untuk rumah makan. Rumah makan hanya akan laku apabila makanannya enak, lingkungannya baik, harganya bersaing, pelayanannya baik.
Makanannya enak dapat dianalogikan dengan prospek yang menarik. Walaupun prospek di Indonesia cukup menarik, tingginya resiko (lingkungan) di Indonesia mengakibatkan perusahaan-perusahaan migas hanya berkonsentrasi pada mempertahankan produksi lapangan-lapangan yang sudah ada, akibatnya produksi turun.
Harga bersaing dapat dianalogikan dengan sistem fiskal yang menarik. Kontrak akan bermasalah apabila tidak dijiwai kemitraan (partnership) atau pelayanannya tidak baik.
Apabila setiap kontrak harus mendapatkan persetujuan dari DPR, maka hal tersebut dapat dianalogikan dengan pelayanan yang lebih rumit. Seperti persyaratan rumah makan dimana pasangan yang datang harus bawa surat ijin orang tua atau surat nikah, maka dijamin pelanggannya akan berkurang. Kalau kita ingin mengundang investasi lebih besar maka yang dibutuhkan adalah pelayanan birokrasi yang lebih cepat dan sederhana, bukan yang tambah rumit. Mohon disadari bahwa penambahan cadangan yang kurang berarti selama 6 tahun terakhir, disebabkan karena iklim investasi yang kurang mendukung. Kalau ditambah dengan birokrasi yang lebih rumit maka dijamin investor makin takut menanamkan modalnya di Indonesia. Apabila kebijakan tersebut dijalankan maka jangan salahkan pemerintah kalau akibatnya nanti produksi migas lebih turun.
Apabila UU Migas direvisi kenapa tidak dinyatakan:
1. Sistem perpajakan Migas kita adalah lex specialist, dimana untuk eksplorasi tidak dikenakan bea masuk serta PPN dan PPh impor karena eksplorasi belum tentu menemukan migas. Tidak diterapkannya sistem tersebut menyebabkan penemuan cadangan migas lalu turun tiap tahun (dalam MMBOE) dari 2372 (2002), 1050 (2001), 1049 (2004), 181 (2005) ke 408 (2006). Akibatnya, produksi minyak turun dari 1,25 juta (2002) menjadi dibawah 1 juta (2007) barel per hari. Hal tersebut dicoba diatasi dengan keputusan Menteri Keuangan No 177/PMK001/2007. Walaupun demikian menurut Ketua Komisi VII DPR keputusan tersebut tidak permanen.
2. Lapangan-lapangan yang sudah ditemukan tetapi tidak mulai dikembangkan dalam waktu tertentu (misal: 5 tahun) dikembalikan kepada pemerintah. Hal ini mempertegas Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2008 yang meminta kontraktor untuk melepaskannya (carved out) lapangan yang tidak diproduksikan dan kemudian dioperasikan oleh perusahaan terpilih yang bersedia memproduksikannya. Perlu diketahui bahwa di Indonesia banyak terdapat lapangan yang tidak dikembangkan, bukan karena tidak ekonomis tetapi karena tidak masuk prioritas (portofolio) perusahaan. Padahal lapangan tersebut kalau dikerjakan oleh perusahaan lain (terutama nasional) masih sangat menguntungkan. Hal ini akan meningkatkan produksi migas kita dan meningkatkan kemampuan nasional.
3. Untuk kontrak-kontrak yang sudah habis maka pengelolaannya diutamakan untuk perusahaan-perusahaan nasional dengan kepemilikan saham nasional minimal 55 persen. Hal ini perlu untuk meningkatkan kemampuan nasional supaya cita-cita penggagas Kontrak Bagi Hasil yaitu sedapat mungkin mengerjakan minyak kita sendiri akan lebih cepat terlaksana.
Dengan demikian revisi UU Migas tersebut disamping tidak mengecewakan investor yang menanamkan modal di Indonesia dapat meningkatkan produksi serta kemampuan dan partisipasi nasional dalam bidang migas, sehingga amanat konstitusi yang memanfaatkan migas untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat terlaksana.


Penulis adalah Guru Besar ITB


KOMENTAR:
Mas Wit,

Hari ini ada dengar pendapat antara DPR dengan 5 perusahan Migas, dan
didampingi oleh 2 ahli kontrak migas, disebut adalah Pri Agung Rahmanto,
alumni TM angkatan 84 (kalau tidak salah) dan kini ketua salah satu LSM
bidang energy, yang kedua Mas Dody Nawangsidi, dosen TM akan tetapi
mewakili Partai Demokrat (kalau tidak salah).

Kayaknya mas Wit harus turun gunung untuk mau berlumuran dan bergesekan
dengan politik dan permainan para penguasa. . . bila tidak saat ini, maka
tidak akan ada perbaikan yang mas Wit lakukan untuk semalanya.

Selamat berjuang mas Wit.

Salam,
Rudi Rubiandini R.S. TM-80


Mas Rudi,
Mas Agung tuh angkatan 94 lho bukan 84...tepat setahun diatas saya.
Jagoan Muda yang patut dibanggakan. Saya salut.

Kalau Mas Rudi sudah kapok atau malah makin tertantang bergesekan dengan Politik dan Permainan Penguasa, Mas?

Salam,
Andreas.
95

Résumés -- Keep It Simple

In our last newsletter, we recommended focusing on highlights on your résumé. To help keep the emphasis on these highlights, we suggest simplicity in your résumé's format. Here are some guidelines to help you:

Select the right paper -- use a good quality paper in white, cream, or gray

Use a simple, reasonably-sized font -- easy to read fonts are Arial and Verdana between 9 and 12 points

Avoid too many embellishments -- sparingly use bold and italics and select simple bullets

Keep it to a page -- if possible, do not exceed a page or your résumé may be overwhelming to read

Remember, your goal is to make your résumé easy to be viewed in a brief amount of time while making the most important points jump out. This minimalist approach will help you achieve this goal.


Résumés -- How to Say It All

With so many things to say in a résumé, how do you make it easy to read? Your structure may depend on what stage you are at in your career (looking for your first job, career change, etc.). Regardless of your status, we suggest dividing the résumé into sections. Here are some key sections to include:

Name and Contact Info - Introduce yourself with your name in bold and your address, email address, phone number, and/or fax number

Objective - briefly describe what you hope to achieve in your new job

Statement of Faith - primarily for ministry positions

Skills - list your skills that are pertinent to the position for which you are applying

Work Experience - list at least your last three positions and outline your main responsibilities for each one

Education History - Give information on schools, dates you attended, what you studied, and if you received any degree/diploma

The language to use on your résumé will be covered in next week's newsletter.




Résumés -- Winning Words

You've started writing your résumé, adding your education, skills, and a list of your previous positions. Now you're stuck on how to describe your responsibilities in each position. We suggest picking 3 or 4 main responsibilities or accomplishments to describe each job. It's helpful to select points that relate to the position for which are applying to show why you're a good fit. Also, make sure to focus on the positive contributions you've made in each position.

Next, use action words and examples to help the employer understand your accomplishments. Make sure, though, that you vary the words you use. Some good words for résumés are:

Managed Developed
Researched Analyzed
Coordinated Implemented
Built Improved

In all of this, the most important thing to remember is to be truthful in the descriptions on your résumé. "Truth stands the test of time; lies are soon exposed." (Proverbs 12:19)

[upnvy] OUTBOUND FTM : "FTM Bersatu Karena Kuat, FTM Kuat Karena Bersatu"

[upnvy] OUTBOUND FTM : "FTM Bersatu Karena Kuat, FTM Kuat Karena Bersatu"
Tuesday, July 29, 2008 11:47 AM
From:
"fais akbar"
To:
upnvy@yahoogroups.com
Cc:
SPEUPN-StudentChapter@yahoogroups.com, hmjperminyakanupn@yahoogroups.com, petropolis2005@yahoogroups.com


ASYIKNYA BERMAIN BERSAMA DOSEN, PEGAWAI TU, dan MAHASISWA
di ACARA OUTBOUND FTM

Hari Minggu tgl 27 Julykemarin, Fakultas Teknologi Mineral (FTM) mengadakan outbond trainingyang mengambil lokasi di Wonogondang, Kaliurang, tepatnya di BumiPerkemahan Wonogondang.Pesertayang ikut diantaranya Dekan FTM (Ibu Sari Bahagiarti), Wakil Dekan 1(Bapak Sudarsono), Bendahara FTM (Ibu Wawong), Para Ketua Jurusan TM,TG, TA, TL, T.Geofisika, para Dosen se-FTM, para pegawai TU jurusan,pegawai perpustakaan (dari Teknik Minyak : Mbak Erni), dan paramahasiswa se-FTM dimana tiap2 jurusan diwakili oleh 20 orang mahasiswa.Tema outbond kali ini adalah FTM Bersatu Karena Kuat, FTM Kuat KarenaBersatu. Setiapkelompok yang terdiri dari 15 orang akan bersaing mengikuti setiapgames yang sudah disiapkan oleh EO. Satu game yang lumayan menantangadalah flying fox, dimana kita harus memanjat pohon yang tinggi melaluitangga, setelah sampai diatas, kita meluncur dengan tali, dimana talitelah diikat pada pohon yang ada diseberang sana. Meski permainan ini cukup aman, tapi banyak cewek yang sudah panikduluan karena takut akan ketinggian (ya pastilah..!) Danyang paling seru tentu saja merebahkan badan dari atas panggung, dimanatman-teman kita yang lain telah bersiap dibawah panggung dan siap untukmenangkap badan kita. untuk memastikan keselamatan, peserta yg jatuh(korban) harus berkata "siap jatuh" dan teman-teman yang ada dibawahjuga berkata "siap tangkap", 1 2 3 si korban pun menjatuhkan dirinya...AcaraOutbond ini dilaksanakan dalam rangka menjalin persahabatan dan persaudaraan antaraDosen, Pegawai tata usaha, dan Mahasiswa se-FTM agar lebih bersatu,kompak, harmonis, dan kuat.

(untuk melihat liputan video dan foto Outbond, dapat langsung dilihat di : www.hmjperminyakanu pn.com)

SALAM PERSAHABATAN! !!!
Best Regards-Fais Akbar-HP : 0813.282828. 12
web: www.faisakbar. com
www.hmjperminyakanu pn.com

TUHAN Tidak Main Dadu (Albert Einstein)

Ada dua iklan layanan masyarakat hingga penghujung pertengahan 2008 ini yang menggelitik hati saya jika menyaksikan penayangannya di televisi nasional.

Pertama iklan layanan masyarakat 100 Tahun Kebangkitan Nasional nya Deddy Mizwar, sangat menggelitik urat malu saya yang sudah lama kaku, tidak berfungsi.

Kedua iklan layanan masyarakat Save Our Nation nya Rizal Mallarangeng. Iklan ini cukup menggelitik rasa ketampanan diri saya sehingga sering mematut-matut diri di depan cermin tiap kali iklan tersebut ditayangkan.

Rasanya pantes juga saya jadi pemimpin bangsa yang sering terpuruk karena dibodoh-bodohi ini, paling tidak saya pikir diri ini pantes juga jadi Wakil Rakyat Yth. di Senayan onoh. Paling tidak untuk memperjuangkan masa depan anak bangsa keturunan leluhur Siburian..he..he..he.., yah..... paling tidak gitu lah..!

Iklan-iklan yang menyesakkan dada lebih buaanyak lageh, pasti, dan yang lebih nyelekit biasanya iklan terselubung yang dilontarkan oleh para pengawang-awang republik ini neh. Misalnya tentang iklan usia pemimpin (baca: calon Presiden RI bukan presiden partai!) harus seperti jagung gitu, ato kelapa, ato paling tidak kayak rumput lah....yang muda gicu, supaya lebih gampang dan empuk untuk dimamah kale, he...he...he.....

Jadi ingat lah saya petuah Vox Populii vox Dei yang bermakna Agung (Devine), Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Penjelasannya pada primbon "ngupeen" adalah sbb:

During the times of Imperial China, the emperor rule with a notion that his throne his authority is derived from mandate from the heavens. The mandate is believed to continue to be in force if the emperor and his successors able to rule the country well, and continue it will until the occurrence of an event showing revocation of such divine mandate.

The Divine does not descent from the high heavens telling the emperor to his face that he’d screwed up and need to abdicate, but it is the ascension of the people’s voice that mark the ending of dynasties and regimes. This occurred to many countries, ours included.

Jadi jangan lah kita anggap Tuhan juga main Dadu!!!


BIOSOLAR

Biosolar, ini adalah istilah latah, hanya ada di SPBU (Pompa Bensin). Kalau dilihat di kamus pengertiannya jauh berbeda (solar = surya atau matahari), biosolar = not found, tapi nyata bisa dibeli di SPBU2 yang berlogo Pertamina. Karena kita sudah terbiasa dengan istilah minyak solar (BBM untuk mesin2 diesel), maka teruskan saja istilahnya jadi Biosolar, ini teknik dagang.

Maksud yang sebenarnya adalah Biodiesel yang di Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Bus yang menggunakan biodiesel kedelai."Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Membuat biodiesel

Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi".

Dari Warta Pertamina 11 Juni 2008

“Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit (crude palm oil /cpo) dan minyak jarak (crude jatropha oil /CJO). Namun untuk sementara ini, Biosolar masih mengandalkan CPO sebagai bahan bakunya.

Perbedaan signifikan dengan Solar tampak dari kadar sulfur Biosolar yang sangat rendah. "Sulphur content maksimal yang ditetapkan Pertamina adalah 500 ppm, jauh lebih rendah dari standar Solar 3.500 ppm dan mendekati DEX dengan 300 ppm" ujar M. Harun, juru bicara Pertamina.

Spesifikasi ini punya makna penting. yaitu Biosolar siap dikonsumsi mobil-mobil disel modern. Mesin diesel, masa kini dengan teknologi canggih seperti common-rail memang membutuhkan bahan bakar dengan kandungan sulfur rendah, Sebab sulfur bisa memicu karat yang bisa menyumbat saluran-saluran kecil pada sistem common-rail “.

Dengan kutipan di atas saya mau menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari program pemerintah untuk mengurangi pemakaian BBM fossil dan pengendalian polusi gas emisi.

Yang menarik adalah Dasar Hukumnya, yaitu Keppres Nomor: 10 Tahun 2006 Tentang TIM NASIONAL PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR NABATI UNTUK PERCEPATAN PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN.

Tambah bingung nggak??

Dasar Hukumnya menyatakan Bahan Bakar Nabati, jadi ruang lingkupnya lebih luas lagi, bisa minyak sawit (palm oil), minyak sayur/goreng (cooking oil), kedelai, jarak dll.

Tapi tujuannya adalah untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran !?

Akan lebih membingungkan lagi kalau lebih didalami, karena menurut Evita Legowo:

“Tugas Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati dinilai sudah selesai dan bisa dibubarkan. Selanjutnya, untuk pelaksanaan program BBN, diusulkan dibentuk tim pengawas atau badan yang memiliki kewenangan mengambil keputusan.

Sekretaris Timnas Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) Evita Legowo, Jumat (11/5) di Jakarta, mengatakan, berdasarkan rapat pleno yang dilakukan 10 April 2007, tim menilai tugasnya sudah selesai.

Timnas Pengembangan BBN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2006. Tugas utamanya antara lain menyusun cetak biru pengembangan BBN, menyusun peta jalan (road map) pengembangan BBN, dan menyiapkan rumusan langkah pengembangan BBN untuk ditindaklanjuti instansi terkait.

"Alternatif lanjutannya ada dua, yaitu tim yang sekarang ini diperkecil atau dibentuk badan yang diberi kewenangan lebih besar," kata Evita”. (KOMPAS)

Sementara itu detikdinance.com, saat pemerintah akan menaikkan harga BBM kemarin menulis sbb:

Timnas Pengembangan Bahan Bakar Babati (BBN) kecewa karena penyerapan kebutuhan biodiesel yang diserap oleh Pertamina akan diturunkan dari 3% menjadi 1%.

Timnas juga kecewa dengan mekanisme pembelian biodiesel oleh Pertamina yang dinilai tidak memberikan kepastian bagi produsen biodiesel.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) Al Hilal Hamdi, dalam acara seminar bio energi di gedung Departemen Pertanian, Jakarta, Kamis (24/4/2008).

"Sekarang ini tingkat penyerapan biodiesel di Pertamania 2% hingga 3% bahkan akan diturunkan hanya 1%. Saya kecewa dengan Pertamina lambat sekali mengantisipasi ked epan tidak memberikan sinyal yang positif untuk industri dan pertanian," ujarnya.

"Karena dia belinya bulanan, seharusnya dibikin kontrak setahun dengan adanya kepastian pada harga tertentu, tentunya banyak industri mau, sinyal itu tidak ada, pertamina lamban sekali," katanya.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Purnardi Djojosudirdjo, menjelaskan langkah pengurangan penyerapan biodiesel oleh Pertamina disebabkan karena pihak Pertamina kesulitan menanggung beban dari selisih biaya pembelian dan penjualan yang cenderung merugi.

"Saya dengar itu dari pertamina itukan dijualnya dicampur dengan solar yang disubsidi. Ada selisih beli dari kita Rp 9.500 per liter dia harus jual Rp 4.300 per liter. Berarti ada selisih Rp 5.000 lebih itu yang tidak disubsidi oleh negara. Itu sedang dalam proses, sehingga ia tidak kuat nombokin terus, sehingga menggerogoti keuntungan," kata Purnardi.

Hingga kini, lanjut Purnardi produksi biodisel 2007 mencapai 1,5 juta kilo liter per tahun, akan ditingkatkan menjadi 5,57 juta kilo liter pada tahun 2010.
( hen / ir )

Teman2 Alumni UPNVY Yth., supaya tidak tambah bingung saya sederhanakan saja bahwa:

Intinya saya mau katakan dari zaman Orde Baru sampai sekarang Pertamina merupakan sapi gemuk untuk perahan orang-orang yang dekat dengan kekuasaan.

100 THN KEBANGKITAN NASIONAL (V)

KEKUATAN HATI MELEBIHI KEKUATAN PIKIRAN
Oleh: Eko Jalu Santoso


Dalam berbagai training dan seminar motivasi, para motivator seringkali mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif. Dalam berbagai tulisan, artikel dan buku-buku motivasipun, para motivator dan penulis juga mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif untuk meraih kesuksesan. Memang tidak diragukan lagi kalau kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kehidupan yang positif dan meraih kesuksesan. Maka tidak heran kalau para motivator selalu mengajak kita untuk berpikir positif agar dapat meraih kehidupan yang positif.
Namun, sebagai manusia yang beriman, saya mengajak sahabat semuanya tidak hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata dalam kehidupan ini. Karena ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran manusia. Kekuatan ini selain dapat mengantarkan manusia meraih Sukses, juga mampu mengantarkan manusia pada kebijaksanaan dan meraih kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati nurani, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, akal pikiran dan panca indra manusia.


Kekuatan Hati Lebih “Powerfull”
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, secara jelas Allah swt telah menyampaikan bahwa manusia dianugerahi akal untuk berpikir dan memecahkan masalah serta dianugerahi hati untuk memahami realitas. Di dalam hati atau Qalbu ada yang disebut dengan hati nurani atau seringkali disebut hati yang terdalam. Hati nurani ini merupakan sub system di dalam hati yang bekerja secara konsisten terhadap kebenaran, kebaikan, kejujuran dan berbagai sifat-sifat mulia lainya. Hati nurani ini berfungsi mengingatkan manusia pada kebenaran, meluruskan ketika manusia melakukan kesalahan, mengingsatkan untuk berbuat kebaikan dan untuk intropeksi terhadap apa yang ada dalam jiwanya. Disinilah sesungguhnya tempat bersemayamnya sifat-sifat kemuliaan Allah swt.


Di dalam hati terdalam manusia sudah tertanam “ built in” percikan sifat-sifat “Illahiah” dari Allah Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara percikan sifat-sifat mulia Allah swt yang sudah tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat “powerfull” untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Bagi mereka yang dapat memelihara kejernihan hatinya, akan memiliki kekuatan pandangan mata hati yang tajam, mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Kekuatan ketajaman mata hatinya melebihi kekuatan pandangan mata kepala yang sangat terbatas jangkauan pandangannya.


Di dalam hati kita sesungguhnya tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati kita merupakan cerminan dari diri dan hidup kita secara keseluruhan. Di dalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat di mana sifat-sifat mulia dari Allah swt Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua hal yang terindah, semua hal yang terbaik, hal yang termurni, dan tersuci berada di dalamnya.


Kalau demikian, tidak diragukan lagi bahwa kekuatan hati kita sangat “powerfull” dan sangat dahsyat. Kekuatan hati ini dapat membawa manusia bukan hanya meraih Sukses, namun juga meraih kebijaksanaan, kebahagiaan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih dapat melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya dapat melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu bertindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.


Hati Adalah Kunci Keberhasilan Hubungan
Hati juga menjadi kunci keberhasilan hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci keberhasilan hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan tumbuh lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan sesama manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.


Dalam kehidupan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak dan akal pikiran semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah mendengarkan suara hati nurani, menggunakan kekuatan hati yang positif sebagai pembimbing dalam kehidupan. Karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia Allah swt Sang Pencipta bersemayam di dalam diri kita. Dengan senantiasa mendengarkan suara hati nurani berarti mendengarkan suara Allah. Dengan senantiasai menggunakan kekuatan hati berarti menggunakan kekuatan yang dianugerahkan Allah. Menjadikan hati sebagai pembimbing kehidupan, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan Sukses dan kemuliaan.


Meskipun demikian tantangan dalam kehidupan modern dewaa ini adalah adanya berbagai godaan yang seringkali dapat mengotori kejernihan hati kita. Seperti adanya sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati, dapat menjadikan kejernihan hati menjadi terbelenggu. Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar ke permukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.


Lantas bagaimana agar kita dapat menjaga kejernihan hati dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan dan godaa ini ? Bagaimana dapat memberdayakan kekuatan hati yang positif dalam meraih kehidupan yang penuh potensi dan keagungan insani ? Buku “Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani Menuju Kehidupan Penuh Potensi” karya Eko Jalu Santoso yang diterbitkan Elex Media Komputindo, mengajarkan kita untuk mampu mendengarkan suara hati dan memberdayakan dalam meraih kehidupan yang poenuh potensi dan keagungan insani. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Muhammad Syafii Antonio, Chairman Tazkia Business School, “Buku Heart Revolution ini dengan sangat baik mempetakan berbagai pola hidup yang melupakan hati, kemudian berusaha untuk menemukan suara hati yang murni lantas memberdayakannya. Jika hati sudah terberdayakan maka akan terciptalah revolusi diri dan revolusi kehidupan yang pada gilirannya revolusi ummat, berhijrah kearah yang lebih baik.”
Sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian, penulis buku best seller “ESQ & ESQ Power” mengatakan bahwa, ” Revolusi Hati adalah Revolusi Kehidupan. Buku Heart Revolution karya Eko Jalu Santoso ini mengasah kecerdasan emosi dan spiritual kita yang sangat bermanfaat bagi bekal menjalani kehidupan.”


Sahabat semuanya, saatnya untuk kembali pada hati nurani. Bukan hanya mengandalkan kekuatan otak dan pikiran semata, tetapi dengarkanlah suara hati nurani Anda. Jadikanlah suara hati nurani Anda sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan, agar rahmat dan berkah dari Allah senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita. SEMOGA BERMANFAAT.


Sumber: Milis Motivasi Nurani Indonesia.

KOMENTAR:

Sunday, June 8, 2008 3:58 PM

Teori dan prakteknya memang demikian, dan semua orang pintar tahu hal itu. Yang jadi permasalahan adalah bisa enggak kita memanage hati kita sendiri untuk mengikuti Sang Pemberi Hati atau paling tidak suara hati itu sendiri?
Memanage hati tentu tidak cukup hanya dengan banyak memahami segala hal yang berkaitan dengan masalah hati(yang dapat membolak balikan hati), tapi harus dibarengi dengan latihan-latihan( Exercise) yang sungguh-sungguh dengan secara continue(dawam dan istiqomah) sehingga hati bisa bersih dan semeleh/bersandar kepada sumbernya hati yaitu hati yang paling dalam(sanubari) . Kalau sudah demikian barulah akan muncul kekuatan hati itu.
Kalau bicara Al-Qur'an sudah sangat jelas, Nabi SAW menerangkan bahwa sumber dari kehidupan adalah hati maka kalau baik "hati" seseorang itu tentu akan baik/sukses pula orang itu namun kalau buruk/kotor hati seseorang maka akan buruk/kotor- lah prilaku seseorang itu. Wallahualam ............ ..
Thanks,


BLOG

· ~Mas Kopdang~

Nasionalisasi Kopidangdut

Nasionalisasi. Mantra putus asa bangsa tak berdaya.

Nasionalisasi ExxonMobil

Nasionalisasi Chevron

Nasionalisasi Royal Dutch Shell

Keuntungannya untuk Subsidi BBM

Saya melihat tulisan itu pada potongan kardus yang dijadikan alas poster. Pada kertas yang ditempel pada jerigen kosong yang terikat pada karet. Situasi yang menggambarkan sebuah unjuk rasa. Kesemuanya itu saya lihat pada halaman pertama Koran Jakarta (yang hingga 28 Juli masih Rp1000 itu).

Nasionalisasi. Menurut KBBI Daring (online) adalah:

na·si·o·na·li·sa·si n proses, cara, perbuatan menjadikan sesuatu, terutama milik asing menjadi milik bangsa atau negara, biasanya diikuti dng penggantian yg merupakan kompensasi: Pemerintah melakukan — thd perusahaan asing;
me·na·si·o·na·li·sa·si v melakukan tindakan nasionalisasi; menjadikan sesuatu menjadi milik bangsa dan negara: tindakan pertama pemerintah baru adalah ~ bank-bank asing;
me·na·si·o·na·li·sa·si·kan v menasionalisasi

Maka ingatlah saya pada PP 13 Tahun 1960 yang dikeluarkan tanggal 23 maret 1960 yang menentukan perusahaan bank di Indonesia milik Belanda yang dikenakan nasionalisasi.

PT Escomptobank. Nederlandschindische Es compto cikal bakal BDN. Bank Dagang Negara yang akhirnya menjelma menjadi Bank Mandiri, bersama-sama dengan Bank Exim, Bank Bapindo dan Bank Bumi Daya. Merupakan salah satu perusahaan asing yang dinasionalisasi oleh Soekarno.

Diawali dengan Pasal 5 ayat (2) dan pasal II dari Aturan peralihan UUD’45 yang kemudian diterbitkanlah UU No.86 tahun 1958 (Lembaran Negara 1958 No.162) tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda, dan untuk melaksanakannya diterbitkan Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1959 (Lembaran Negara 1959 No.6, tambahan Lembaran Negara No.19731) tentang Pembentukan Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Serta adanya Surat dari Menteri Pertama tanggal 22 Maret 1960 No.6879/60, maka Nasionalisasi Perusahaan Belanda barulah dimulai….

Untuk menasionalisasi sebuah perusahaan asing dibutuhkan legalitas yang saling melengkapi dan menghindari kesan kesewenang-wenangan. Sehingga yang muncul adalah bukan semata-mata “pencaplokkan” namun sekadar “peralihan pemilik”.

Sebagai contoh Escompto bank yang menjadi BDN, untuk menjadi milik pemerintah dibutuhkan waktu kurang lebih 27 tahun (dari tahun 1960-sampai 1987) hingga dianggap tuntas.

Dibutuhkan pembuatan UU No.13 Tahun 1968 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 2865) dan dilengkapi dengan Keputusan residen Nomor 183 tahun 1968 untuk mengeluarkan Keppres No. 57 Tahun 1971 yang menetapkan pengelolaan terhadap efek-efek (saham) yang disimpan sebelum dan sesudah Perang dunia Kedua pada bank-bank di dalam dan diluar negeri, baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah ataupun milik dari dana-dana yang pengurusannya tidak ada atau tidak jelas lagi dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan lebih lanjut yang diatur dalam Keppres ini.

Bahkan pada tahun 1974, melalui Keppres (Keputusan Presiden) No. 53 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Penyelesaian Persoalan Efek-efek antara pemerintah RI dan pemerintah kerajaan Belanda, diatur kembali secara lebih detil, mana-mana saja saham dan perusahaan yang telah dinasionalisasi yang dapat diurus penggantian hak kepemilikannya oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan. Waktu itu, 1 Nederlandsch Indische Courant (f.1) sama dengan Rp.1,-.

Atas dasar itu Bank Indonesia membuat iklan di harian-surat kabar seperti Sinar Harapan, terbitan tanggal 19 April 1974 yang isinya menyatakan bahwa:

Pada Bank Indonesia, BNI 46, BDN, BBD, Bank Exim terdapat sejumlah efek yang alamat pemiliknya tidak jelas/ tidak diketahui lagi.

Oleh karenanya para pemilik efek dapat memperoleh kembali efek tersebut dengan cara “mengajukan surat permohonan pembebasan efek-efek yang bersangkutan kepada Menteri Keuangan” disertai copy bukti otentik.

Bila hingga tahun 1987 tidak ada yang mengajukan diri sebagai pemilik efek, maka efek dimaksud dinyatakan milik Negara.

Iklan tersebut diulang lagi dengan isi yang sama persis pada tanggal 24 November 1975 di harian terkemuka seperti KOMPAS.

Dan akhirnya, Menteri Keuangan pada tahun 1986 (setahun sebelum penutupan kesempatan peralihan efek) mengeluarkan pengumuman nomor Peng-11/MK.011/1986 tentang Pelaksanaan Penyelesaian persoalan efek-efek antara pemerintah RI dan pemerintah Belanda.

Isinya menyatakan bahwa 1987 adalah tahun kadaluwarsa atas efek-efek perusahaan Belanda yang telah dinasionalisasi, sehingga setahun sebelum kadaluwarsa, masih ada kesempatan untuk menghubungi bank Indonesia sebagai pihak penata usaha dan masih dapat mengajukan permohonan pembayaran kepada Mentyeri Keuangan cq. Panitia Pelaksanaan Keppres No.57/1971 dan Keppres no.53/1974. Dengan alamat waktu itu di bagian Pengembangan Pasar Uang (Bank Indonesia) Jalan Pintu Besar Utara No.3 Jakarta Kota.

Permohonan tersebut paling lambat sampai pada tanggal 31 Agustus 1987.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa..berdasarkan data sejarah tersebut, nasionalisasi sebuah perusahaan asing bukanlah barang mudah yang dapat dilakukan seperti membalikkan punggung paus! Namun jauh lebih rumit dan membutuhkan konsistensi kebijakan dan waktu yang panjang.

Malakukan nasionalisasi bukanlah mengambil kepemilikan tanpa memberikan kompensasi. Justru nasionalisasi berarti sekadar mengganti pemilik, namun tetap memberikan hak kepada pemilik lama.

Lalu, mampukah negara kopidangdut ini membeli exxonmobil, chevron, dan shell..?

Karena perusahaan itu, bukanlah pampasan perang. Karena perusahaan itu, bukanlah warisan Gadjah Mada, Minak Djinggo maupun Mbah Maridjan….

Mas Kopdang, nama “panggung” Bambang Kopdang Diredjono.

9 Tanggapan ke “Nasionalisasi Kopidangdut”

  1. iway Berkata:
    Mei 2, 2008 pukul 7:45 am

emang gampang ya mbalikin punggung paus? :D
minak jinggo : miring penak …. monggo :D

kalo negara ini berdaya (minimal mental bangsanya bukan mental inlander) kayaknya ga usahlah pake mantra, tinggal tiup aja tuh perusahaan dah jadi milik negara, wong mbah maridjan aja ga pernah pake mantra-mantra kok

  1. -tikabanget- Berkata:
    Mei 2, 2008 pukul 7:48 am

apakah mampu negara ini mengusir macam chevron, shell, dan segala macemnya?
kalo udah diusir, apakah mampu negara ini ngelola bener yang ditinggalin mereka mereka itu..?

  1. papabonbon Berkata:
    Mei 2, 2008 pukul 5:40 pm

kok nasionalisasinya dibikin susah sih. langsut babat ajah … wakakakka :)

  1. bah reggae Berkata:
    Mei 2, 2008 pukul 7:26 pm

Mantra putus asa bangsa tak berdaya. Kelihatannya kok begitu. Gagah memang, tapi konsekuensinya juga dahsyat.

  1. Hedi Berkata:
    Mei 2, 2008 pukul 10:56 pm

lama-lama jadi tipis batas antara nasionalisasi dengan fasisme

  1. cewektulen Berkata:
    Mei 3, 2008 pukul 3:41 pm

prihatin..tapi saya tidak punya solusi

  1. latree Berkata:
    Mei 3, 2008 pukul 8:41 pm

hidup Indonesia!

logo-edit-2.jpg