POLITISI

Ada pendapat (terutama di Indonesia) bahwa politik adalah jahat, berpolitik adalah perbuatan jahat dan politisi adalah orang jahat. Pendapat tersebut keliru. Tentu saja, sebagai manusia, ada politisi yang jahat seperti ada pengusaha yang jahat (ada istilah konglomerat hitam). Di buku silat ada pendekar dan pendeta jahat (pemetik bunga). Politik adalah proses yang menentukan pandangan-pandangan (values) siapa yang akan berlaku di masyarakat. Sehingga politik adalah proses untuk menentukan pilihan kita.

Makin banyak politisi jahat maka makin rusak suatu negara, makin banyak yang baik maka makin baik suatu negara. Politisi jahat bukan kalau hanya mementingkan diri sendiri atau golongan (istilah sadisnya: maling) tetapi juga kalau dia tidak mengerti masalah sehingga mengambil keputusan yang keliru (sadisnya: geblek). Dik Alimin bilang bahwa orang kaya yang tidak bayar zakat adalah perampok orang miskin, lebih jahat dari orang di kampungnya yang karena terpaksa merampok orang kaya, seperti Robin Hood.

Saya menyukai politik. Waktu sekolah di Amerika setiap siang saya pulang ke Apartemen, disamping mengirit biaya karena makan masak sendiri, saya nonton sinetron Capitol. Teman-teman saya sampai bilang kamu ini kaya housewife. Sinetron tersebut berpusat pada sebuah club tempat para politisi hang out (nangkring). Dik Faletehan atau Dik Joze Rizal, apakah sinetron itu masih ada?. Dulu sinetron itu sesudah As The World Turns.

Waktu diwawancara oleh Mas Dibyo (Dr. Rachmat Sudibjo) di ESDM saya ditanya: "Kenapa mau jadi Anggota DEN (Dewan Energi Nasional)?." Saya jawab: "Selama ini saya sering bicara dan menulis tetapi tidak banyak dampaknya. Mudah-mudahan, kalau jadi anggota DEN lebih terasa dampaknya." Kemudian, saya diwawancara oleh Pak Lobo dan Dosen Atmajaya. Sesudah saya lulus, Mas Dibyo ngasih komentar:"Widjajono itu diwawancara malah ngasih kuliah." Saya rasa, saya lulus baik di Psiko test, ESDM maupun di DPR karena saya menjelaskan apa sebaiknya yang dilakukan supaya Energi Indonesia dikelola dengan baik. Karena logikanya gampang dimengerti dan masuk akal , maka saya lulus. Saya tidak menggurui, tetapi mengajak mereka bersama-sama saya berpikir.

Banyak teman2 (termasuk ATM) yang tidak lulus Psiko Test DEN (dari jam 8-18) dikarenakan mereka merasa "agak direndahkan" sebab yang mentest masih muda2 (dan cantik?) dan kurang mengerti energi. Kalau kurang mengerti perlu "diajak bersama sama belajar", bukan malah kita bersikap seolah olah:" Ngerti apa sih lu?." Jadi dalam menghadapi test (seperti naik gunung) yang penting adalah "menaklukkan diri sendiri", bukan menaklukkan gunung atau yang ngetest. Disamping itu, kita harus tahu kira-kira apa yang akan ditanya. Kalau DEN tentunya tentang kebijakan dan permasalahan energi, kalau BPH tentunya tentang aturan-aturan hilir migas, namanya juga "Badan Pengatur Hilir".

Kemarin (Sesudah sholat Jumat) saya didatangi KM (Keluarga) Mahasiswa ITB, dipimpin Shana Fatina (putrinya Dik Bambang Sukarsono). Tidak tanggung2, yang datang sembilan orang. Mereka berencana mengundang Mahasiswa2 se Indonesia untuk membicarakan topik" Mandiri Energi" pada Maret 2009 dalam rangka Lustrum ITB di ITB dan saya diminta nasihat karena anggota DEN. Saya beritahu mereka kalau Indonesia lebih mengutamakan mensubsidi pengembangan energi alternatif dan bukan BBM di APBN maka ketergantungan kita kepada minyak yang lebih tidak pasti (beresiko) dan harus impor akan berkurang karena kita menggunakan energi alternatif yang lebih murah, kurang beresiko dan tersedia di dalam negeri atau Mandiri.

Walaupun demikian, saya menganjurkan supaya mereka menghidupkan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kembali. Krisis keuangan ini akan berdampak pada Pemutusan Hukuman Kerja (PHK) dan kalau kita bisa membuat tinggal di desa menarik, termasuk mandiri energi, maka yang kena PHK bisa kembali Ke desa. Saya memberi mereka satu buku Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan saya (yang lain akan saya kirim soft copynya melalui email) dan kita akan mendiskusikan caranya memberdayakan masyarakat sesudah mereka baca beberapa tulisan saya tentang energi dan pembangunan, disamping buku tersebut. Ketika saya mengingatkan untuk disamping belajar juga memikirkan rakyat kecil dan menambahkan: "Mudah mudahan kalian masih punya hati." Mereka tersipu-sipu dan menjawab bersama (seperti koor): " Punya lha mas."

Sorenya, saya ikut rapat Majelis Guru Besar ITB. Ada yang mengingatkan bahwa ITB jangan hanya mengejar "Kelas Internasional" tetapi melupakan memikirkan dan memperbaiki "Nasib Bangsa".

Menurut Aristoteles: "Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara yang berfungsi untuk membicarakan dan menyelenggarakan hal ihwal yang menyangkut kebaikan bersama." Aristoteles adalah murid Plato dan Guru Alexander the Great (Iskandar yang Agung). Jadi, Politik tidak jahat kan?. Yang bisa jahat adalah Politikusnya.

Di negara-negara maju, Politisi adalah orang-orang terbaik dari Universitas-Universitas terbaik, seperti Lawyer dan Bintang Film, sehingga negaranya maju. Kalau kita nonton film Amerika (termasuk film tentang politisi dan pengadilan) maka sesudah nonton kita merasa memperoleh pelajaran. Di buku saya banyak pelajaran yang saya tulis dari Film.

Oh ya, ada yang bilang kalau Academus di Maribaya masuk di Discovery Channel dalam acara, Fight Quest: Indonesia. Disitu Bule-Bule latihan silat, maklum yang jaga tanah saya tersebut adalah Jawara. Di Academusnya Plato yang diajarkan adalah Logika (termasuk seni berpidato), Matematika dan Olah Raga.

Salam,
Widjajono
Guru Besar ITB & Anggota DEN
13 Desember 2008