Pandangan Beberapa Pemikir-Pemikir Ekonomi Modern

Arthur Cecil Pigou (1877-1959) dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan (welfare economics) modern, yang mempelajari bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien dan trade off antara efisiensi dan keadilan (equity). Pigou juga seorang pelopor ilmu. keuangan publik modern. Pigou menjelaskan ketika terdapat eksternalitas, yaitu perbedaan biaya privat dan biaya sosial, maka pemerintah mempunyai alasan untuk campur tangan dalam pasar, sehingga ia juga dianggap pelopor ekonomi lingkungan.
Joseph Schumpeter (1883-1950) mempelajari tahap dan penyebab siklus bisnis (business cycle) dan dalam bukunya Capitalism, Socialism and Democracy (1942) dia berpendapat bahwa kapitalisme justru bisa hancur oleh keberhasilannya. karena perusahaan-perusahaan kecil digantikan oleh perusahaan-perusahaan besar yang dijalankan bukan oleh pengusaha tetapi oleh birokrat manajerial sehingga lebih suka pendapatan yang tetap daripada melakukan inovasi dan mengambil resiko. Menurut Schumpeter kunci pertumbuhan ekonomi adalah pengusaha yang inovatif yang bersedia mengambil resiko dan memperkenalkan teknologi-teknologi baru.
Gunnar Myrdal (1898-1987) dalam bukunya An American Dilemma menyatakan ada konflik moral di Amerika. Disatu pihak, rakyat Amerika percaya kepada keadilan dan persamaan kesempatan.. Dipihak lain dalam prakteknya orang kulit berwarna diberlakukan tidak sederajat dengan orang kulit putih. Myrdal menyatakan bahwa Amerika merugi karena. diskriminasi dalam pendidikan, perumahan dan pekerjaan tersebut, karena kinerja ekonomi Amerika menjadi rendah. Myrdal berpendapat bahwa semakin besar pemerataan disuatu negara maka semakin cepat pertumbuhannya.. Konsekuensi fisik dan psikologis dari kemiskinan adalah orang miskin tidak mampu memanfaatkan bakatnya. Dia mempelajari hukum dan kemudian ekonomi dari Stockholm University, mengajar di Harvard sejak 1938 dan pemenang hadiah Nobel 1974.
John Kenneth Galbraith (1908- ) menyatakan perlu campur tangan pemerintah untuk menghadapi kekuatan kepentingan bisnis dan melindungi kepentingan publik. Galbraith (1967) menyatakan bahwa yang terjadi di Amerika Serikat bukan pasar kompetitif yang menguntungkan publik tetapi justru pasar non kompetitif dan perusahaan besar yang mengontrol pasar. Kebijakan yang diperlukan adalah pengendalian harga, peraturan upah minimum, jaminan pendapatan minimum, penyediaan barang publik yang cukup, perlindungan lingkungan, asuransi pegawai. Dia mengajar di Harvard dan penasehat presiden Trumper serta pemenang hadiah Nobel 1976. Dia menulis buku The Affluent Society, The New Industrial State dan Ekonomics and The Public Purpose.
Milton Freedman (1912- ) menyatakan uang dan kebijakan moneter berperan penting dalam menentukan aktivitas ekonomi. Dia menyatakan solusi masalah inflasi adalah harus mengendalikan pertumbuhan peredaran uang dan nilai tukar fleksibel lebih baik dari nilai tukar tetap. Freedman mendukung kebebasan individu dan menentang intervensi pernerintah dalam perekonomian dan menyatakan kapitalis adalah sistem ekonomi terbaik karena mempromosikan kebebasan politik dan karena pasar dapat membantu. mengimbangi kekuatan politik. Dalam sampul bukunya Free to choose Friedman memegang pensil yang menunjukkan bahwa tidak seorangpun yang bisa membuat pensil, meskipun pemenang hadiah Nobel. Dengan grafit dari Sri Langka, penghapus yang dibuat dari minyak rapeseed (lobak) dan sulfur chloride dari Indonesia, kayu dari Oregon dan dirakit di Wilkes-Barre, Pensylvania pensil yang berharga 10 sen dolar adalah produk dari pasar internasional. Friedman sering disebut sebagai penerus Hayek dan tokoh Neoliberal.
Paul Samuelson (1915 - ) adalah pelopor pembangunan landasan matematika untuk ekonomi. Baginya formalisme matematika dapat mengklarifikasikan sifat dari model dan argumentasi. Dia melihat bahwa matematika (aljabar linier dan kalkulus) menerangkan argumentasi-argumentasi dan membuktikan dalil ekonomi dapat diuji secara. empiris. Samuelson merupakan tokoh penting yang membawa ekonomi Keynesian ke Amerika. Dia guru besar ekonomi di MIT dan pemenang hadiah Nobel 1970.
James M. Buchanan (1919- ) mengembangkan, analisis ekonomi untuk mempelajari keputusan politisi dan pembuatan keputusan politik. Dia menyatakan pemahaman proses politik adalah penting untuk studi ekonomi. Buchanan berpendapat bahwa karena pembuat kebijaksanaan adalah manusia, maka mereka akan berusaha mendahulukan kepentingan sendiri daripada kepentingan publik dalam menetapkan undang-undang dan kebijakan terbaik bagi seluruh bangsa. Politisipun. akan berusaha untuk terus memegang jabatan politis daripada meningkatkan kesejahteraan pemilihnya. Buchaman mencatat bahwa politisi tidak mungkin diambil dari orang-orang yang lebih menyukai peran minimal pemerintah. Politisi lebih tertarik dengan rekayasa sosial yang beranggaran besar, karena kontrol atasnya menyebabkannya dapat memperoleh keuntungan, termasuk dana supaya dia bisa terpilih kembali. Demikian pula pegawai karir pemerintah berusaha mengusulkan anggaran. yang tinggi karena meningkatkan pendapatannya. Buchanan juga menentang defisit dan hutang publik karena ketika pemerintah menjual obligasi akan bersaing dengan pemberi pinjaman swasta sehingga menaikkan suku bunga dan menurunkan investasi. Dia adalah pemenang hadiah Nobel 1986.
Robert Solow (1924 - ) dikenal dengan model pertumbuhan ekonomi Solow dengan fokus peranan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan membutuhkan tidak hanya penambahan modal tetapi juga kemajuan teknologi. Teknologi mempunyai peranan penting dalam menyeimbangkan diminishing return (pengembalian yang menurun) pada saat modal meningkat. Solow adalah guru besar ekonomi di MIT dan pemenang nobel 1987.
Armatya Sen (1933 - ) adalah figur utama dalam bidang ekonomi kesejahteraan (welfare) dan pembangunan ekonomi. Berpendapat bahwa ekonomi seharusnya lebih mengembangkan kemampuan diri manusia dan memperbanyak pilihan untuk mereka. Menerapkan pendekatan kemampuan dalam pengembangan ekonomi. Dia membedakan antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi meningkatkan pendapatan perkapita sedangkan perkembangan ekonomi meningkatkan harapan hidup, bebas buta huruf, kesehatan dan pendidikan masyarakat sehingga mereka bisa menjadi individu yang lebih berguna. Dia adalah pemenang hadiah Nobel 1993.
Joseph Stiglitz (1943 - ) dikenal sebagai pakar "ekonomi informasi” dan salah satu dari tiga pemenang hadiah Nobel 2001 yang dianggap berjasa meletakkan dasar bagi teori umum tentang pasar dengan informasi asimetrik". Dia dikenal sebagai ekonomi pemberontak karena mengkritik kebijakan negara-negara maju dan IMF dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang.
Menurut Stiglitz IMF memberi resep penyelesaian standar khusus yang tidak tepat dan ketinggalan jaman, tanpa mempertimbangkan dampak yang mereka akibatkan kepada rakyat di negara yang diberitahu melakukan kebijakan tersebut. Jarang dia lihat peramalan mengenai apa yang dilakukan kebijakan tersebut kepada kemiskinan. Jarang dia lihat diskusi dari analisis yang mendalam tentang dampak-dampak dari kebijakan-kebijakan alternatif yang ada hanyalah resep tunggal. Pandangan-pandangan alternatif tidak dicari. Ideologi menuntun resep kebijakan dan negara-negara diharapkan mengikuti petunjuk-petunjuk IMF tanpa membantah.
Ketidakberhasilan IMF menurut Stiglitz, adalah karena tidak mengikuti urutan dan langkah tertentu dan kegagalan untuk sensitif terhadap konteks sosial yang lebih luas, seperti memaksakan liberalisasi sebelum terdapat regulasi yang memadai dan sebelum negara tersebut dapat menanggung konsekwensi yang merugikan dari perubahan mendadak sentimen pasar yang merupakan bagian dari kapitalisme modern; memaksakan kebijakan yang menghilangkan lapangan kerja sebelum lapangan kerja baru terbentuk, memaksakan privatisasi sebelum terdapat kompetisi dan regulasi yang mendukung.

Widjajono Partowidagdo
Guru Besar ITB & Anggota DEN

RISALAH TENTANG STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS INTERNASIONAL PETRONAS “CARIGALI”

Bab-1 Gambaran Umum Malaysia

 Kebijakan Ekonomi Nasional: “Transformasi industrialisasi berbasis manufaktur
sumber daya dan produk secara selektif dan terfokus dengan peranan PMA dan
MNC”. PMA dominan: USA, JPN, U.K, Germany, SIN, dan HK. MNC terbesar: Shell,
Matsushita, Hitachi, dan Sony.

Petronas (BUMN Migas) dan Sime Darby (trader-swasta) terbesar diantara 20
perusahaan Malaysia.
 Th. 1995/96: Peringkat ke-2 di ASEAN dibawah Singapura, pertumbuhan 8%/th dan
GNP = US$.3,980/Kapita.
 Kontribusi mayoritas GNP: Sektor industri manufaktur 74%.
 Peringkat dayasaing diantara 47 negara di dunia (Ref. IMD): ke-23 (1995/96),
17 (1997), 20 (1998), ke-27 (1999).

Bab-2 Analisis Lingkungan Eksternal

1. Aspek Politik
 Disintegrasi ex-Uni Soviet, Konflik Balkan, embargo Irak pasca perang teluk,
reunion Jerman, MEE, HAM, transparansi, desentralisasi, dan demokratisasi.
 Spektrum sentra kekuatan politik dunia: Barat (MEE dan Amerika), dan Timur
(Cina dan India).
 Negara Federal Monarki (11 Negara Bagian ex-koloni Inggris), dan Koalisi Parlementer.
 Komposisi: UMNO (melayu), MCA (cina), MIC (india).
 Rekonsialisasi nasional pasca kerusuhan rasial Th. 1969.
 Th. 1974, Koalisi “Multi-Rasial” dimotori oleh Barisan Nasional (UMNO dan aliansi oposisi PMIP/PAS, Semangat 46, DAP).
 Hubungan politik luar negeri: Common-Wealth, ASEAN, Negara-Negara Islam di Tim-Teng, Asia Tengah, dan Afrika.
 Esensi kebijakan politik: interdependensi dan “win-win”.

2. Aspek Ekonomi dan Industri
 Implikasi perubahan politik dan kemajuan teknologi informasi: regionalisasi, deregulasi tatanan ekonomi, dan liberalisasi atau globalisasi perdagangan dunia (AFTA, APEC, NAFTA, MEE).
 Manifestasi globalisasi: deproteksi, percepatan aliran kapital, privatisasi, restrukturisasi ukuran dan mekanisme pasar, dan iklim persaingan bebas (distorsi pasar minimum).
 Krisis ekonomi Asia 1997: ketahanan ekonomi domestik rentan, basis ekonomi masih komparatif ketimbang kompetitif.
 Tantangan prakondisi: AFTA (2003) dan APEC (2017).
 Th. 1970 (pasca riot 1969): MIDA (mirip MITI, CIDA, DEG, APPROD) merumuskan “Kebijakan Ekonomi Baru, New Economic Policy”.
 Esensi N.E.P: redistribusi aset dan subyek ekonomi melalui pemberdayaan “melayu” dari dominasi ras minoritas, ICA.
 Pendekatan: “The Look East Policy” (JPN, Taiwan & Korsel) dengan pendeklarasian Malaysia Incorporated (1983) berupa “PERNAS” ~ mirip “SOGOSOSHA”.
 Komitmen Nasional: Vision 2020 dan Malaysia can do it.
 Implementasi: 1. Memacu kesempatan kerja di sektor industri, 2. Memperbaiki infrastruktur industri dan Fasos/Fasum, 3. Memoderenisasi sektor agro-bisnis, 4. Sarana Pelayanan kesehatan, 5. Pendidikan bagi SDM pribumi, 6. Keseimbangan ekonomi antar etnik dan ras, 7. Mendorong potensi kewirausahaan kaum Melayu/Pribumi.
 Periodesasi transformasi industri: 1. Periode 1957-69: pasar domestik, subtitusi impor, dan ekspor komoditi SDA primer, 2. Periode 1970-90: orientasi ekspor agro-industri, manufaktur ringan, pengolahan bahan baku impor, dan perakitan, 3. Periode 1991-sekarang: Rencana Baku Industri/IMP, ekspor produk manufaktur, promosi investasi, pengembangan teknologi industri, sektor jasa, dan manufaktur bernilai tambah (produk/komponen elektronik No. 3 dunia).
 Prasyarat dan konsekuensi proses tranformasi industrialisasi: faktor produksi, kapital, konsumsi energi, penguasaan iptek.
 Keterbatasan daya dukung domestik: ukuran pasar, jumlah tenaga kerja, tenaga ahli, SDA & bahan baku, sumber energi, dan infrastruktur transportasi dan distribusi untuk ekspor.

3. Aspek Sosio-Kultural
 Isu global: peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup, demokratisasi, penegakan hukum, transparansi, kondisi dan hak pekerja, jaminan kesehatan/lingkungan hidup, dan HAM.
 Persepsi sosial Asia (orientalis) atas keuntungan geografis dan potensi SDA berdampak negatif terhadap perilaku hidupnya.
 Komposisi sosial: Melayu, Cina, India, Arab, dan Melanesia.
 Pra-1969: dominasi ekonomi oleh Cina perantauan.
 Pasca NEP, Th. 1970: redistribusi aset dan hubungan sinergis.
 Akses int’l kaum Cina dan India bagi perekonomian nasional.
 Tekad mewujudkan “Malaysianisasi”: Kualitas SDM & iptek.
 Pengaruh Inggris dan Melayu: tranparansi, administrasi, manajemen, bahasa  interaksi komunikatif dan akomodatif.
 Adat istiadat Melayu: lebih demokratis, terbuka dan egaliter.

4. Aspek Demografi
 Populasi dunia 6 Milyar, Asia terbesar: Cina, India, Indonesia
 Penyebaran dan kesejahteraan: belum merata  urbanisasi dan migrasi, pengangguran tinggi, kualitas hidup masih rendah
 ASEAN: geo-strategis, faktor produksi, pasar potensial.
 Populasi Malaysia: 20 Juta (60% Melayu, 30% Cina, 8% India, dan 2% ras lainnya).
 Distribusi masyarakat perkotaan di Semenanjung: 47%.
 Sabah dan Sarawak (Malaysia Timur): 60% luas total, dengan populasi hanya 18% atau 3.6 juta penduduk.
 Standar hidup dan infrastruktur masy. di pedesaan membaik.
 Implikasi transformasi ekonomi: redistribusi pendapatan dan penduduk, pergeseran agraris  agro-industri & manufaktur.

5. Aspek Teknologi
 Andil: inovasi, efisiensi, nilai tambah, dan pola hidup.
 Teknologi informasi: globalisasi atau “borderless world”.
 Konsekuensi: investasi lit-bang, transfer dan relokasi yg usang.
 Strategi: segmentasi selektif bdsk. teknologi dan kompetensi.
 Tahapan industrialisasi Malaysia: 1. Fasa Awal, Memfasilitasi akuisisi teknologi selaras dgn kapabilitas dan potensi, 2. Fasa Pemantapan, Mengadopsi teknologi secara selektif sesuai kebutuhan, 3. Fasa Pengembangan, Meningkatkan kompetensi di sektor industri unggulan, 4. Fasa Pematangan, Beralih ke industri bernilai tambah tinggi, penciptaan produk, dan inovasi
 Pola proses pemelajaran: learning by doing  learning by adapting  learning by design (kerjasama: bantuan teknis, jasa manajemen, bisnis ventura, lisensi merek dan hak paten).
 Koordinasi dan implementasi alih teknologi MNC sesuai IMP oleh MOSTE dilaksanakan ICA dan TTU, serta diawasi MIDA.
 Struktur konsep litbang dan iptek Malaysia; 1. Keputusan dan Pengawasan  Kabinet dan NCSRD~LIPI, 2. Koordinasi, Perencanaan, dan Pembinaan  departemen teknis terkait, dan 3. Level Implementasi  publik, swasta, dan universitas.
 Esensi Lit-Bang domestik: 1. Mendorong penguasaan iptek untuk efisiensi sumberdaya nasional, 2. Mengurangi gap teknologi dengan negara industrialis, 3. Kapabilitas adaptasi atas kompleksitas kemajuan teknologi, 4. Memacu penciptaan industri baru dan merestruktur basis industri, 5. Memfokuskan pengembangan teknologi informasi, material dan bio-teknologi.
 Kerangka dasar: Keterkaitan IPTEK, SDM, Kebijakan, dan Pasar.


Bab-3 Analisis Industri EP Migas

1. Sejarah Industri Migas
 Pemanfaatan abad-7: penerangan, obat-obatan, alat perang.
 Sumur minyak pertama dunia: Col. Edwin Drake di Titusville-Pennsylvania Th. 1859, kedalaman sumur 300 meter.
 Perkembangan di USA: Colorado, Texas, dan California.
 Pasca Revolusi Industri: energi dan bahan baku industri.

2. Karakteristik Industri Migas
 Komoditas spesifik: tak terbarukan, unik, produk derivatif olahan luas, operasional dan dampak lingkungan berbahaya.
 Ciri bisnis: berjangka panjang, investasi besar, padat teknologi, resiko (ketidak pastian) tinggi, dan fluktuasi harga.
 Implikasi bisnis bagi negara industrialis pasca “Krisis Energi 1970-an”: intensifikasi eksplorasi sumber migas dunia dan konservatisme sumber migas domestik, serta investasi lit-bang teknologi lepas pantai dan pengurasan reservoar.

3. Kondisi Industri Migas Dunia
 Cadangan 1 Jan’99: ± 1 Triliun bbl minyak 2/3-nya milik negara-negara Timur-Tengah, dan 4.1 Triliun kubik-kaki gas.
 Cadangan terbesar dunia, Minyak: Arab Saudi (26%), Irak (11.3%), Kuwait, Abu Dhabi, dan Iran masing-masing 9%; Gas: Rusia (41%), Iran (19.6%), Qatar (7.2%), Arab Saudi (5%).
 Distribusi pangsa pasar dunia: OPEC (37.1%), OAPEC (28.5%), negara Teluk Parsi (24.4%), Amerika (10%).
 Pemimpin pasar ekspor minyak dunia: OPEC sebesar 27.4 Juta bbl/hari dari ± 73.8 Juta bbl/hari total permintaan minyak dunia.
 Defisit laju pertumbuhan minyak sebesar 5-6.5%: produksi/pasokan ~ 1%, sedangkan konsumsi ~ 6-7.5% (termasuk pemanfaatan gas).
 Kecenderungan pertumbuhan konsumsi energi: di negara-negara industri relatif menurun akibat efisiensi dan relokasi industri, sebaliknya di negara berkembang meningkat.

4. Konsumsi Energi Malaysia
 Kebijakan nasional: diversifikasi energi secara konsisten melalui perluasan pemanfaatan gas alam.
 Implementasi: PLTG 5,000 MW (6 unit GPP, 3 Tahap) di Semenanjung (P/L Looping), 660 MW di Sabah dan Sarawak (Timur), target di Th. 2020 sebesar 20,000 MW dengan tekad pada Th. 2000 gas sudah menjadi pilar utama sumber energi nasional untuk BBG, PLTG, dan Industri Petrokimia.

5. Struktur Industri E&P Migas
 Pelaku utama industri, “5P-Porter”: para pesaing di industri, pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, dan produk pengganti.
 Perkembangan persaingan: efisiensi, intensitas ketat, sebagai entry strategy multi-nasional, mendistribusikan resiko investasi, discovery skala big fish semakin sulit dan mahal, mengimbangi kartel produsen OPEC, dan mempertahankan dominasi (merger dan aliansi strategis).
 Pendatang baru potensial: relatif masih sedikit, umumnya merupakan perusahaan migas milik negara (Petronas, PetroBrass, YPF, CNOOC & PetroChina, Kodeco, Gazprom, Statoil, dll)
 Pemasok: dana, teknologi dan lit-bang unik, skala dan lingkup ekonomi  masih didominasi oleh USA, Kanada, dan Eropa.
 Pembeli: forward trading/spot buying, backward integration strategy untuk security of supply industri domestik (Jepang).
 Substitusi: kehandalan dan lit-bang masih tergantung fluktuasi harga migas dunia (roller coaster of crude price).

6. Peluang Bisnis
Kriteria: menghindari konfrontasi dengan MNC terkemuka; memanfaatkan akses politis dan sosio-kultural (commonwealth, muslim, ASEAN, etnik Cina dan India); resiko investasi, geografis, geologis, dan sosio-kultural rendah; menyokong bisnis migas sektor hilir; potensi bisnis internasional guna memasok kebutuhan energi bagi industri domestik dalam jangka panjang; akses keunggulan teknologi/inovasi global; dan mengutamakan operasi lepas pantai.
Pendekatan: kawasan atau negara target bisnis, tingkat kemudahan akses masuk dan intensifikasi pengembangan bisnis, potensi kandungan sumber migas, daya tarik manfaat, tingkat resiko, dan profitabilitas bisnis di suatu negara.
Kawasan peluang pengembangan bisnis internasiol: Asia Tengah, Afrika Selatan dan Afrika Utara, Cina, India, ASEAN, Timur Tengah.
Memperkuat pangsa pasar gas di Asia Timur (Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan) dan di Afrika untuk kemudian menjadi pemimpin pasar gas dunia.
Redistribusi dan resegmentasi pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan energi industri domestik dari potensi pasokan sumber gas di Indonesia dan Thailand (ASEAN).
Bukan anggota OPEC  kuota (pagu) produksi tidak berlaku sehingga dapat memaksimalkan kapasitas produksi minyak hasil bisnis global.
Fleksibelitas pemanfaatan crude oil  produk value-added, untuk memenuhi kebutuhan unit bisnis kilang di Afrika Selatan.

7. Ancaman Bisnis
Pendekatan potensi ancaman: Strategis dan Bisnis.
Ancaman strategis: kontinuitas pasokan gas untuk memenuhi permintaan industri domestik jk. Panjang; instabilitas keamanan dan politik di suatu negara (embargo ekspor Irak atau krisis energi dunia).
Ancaman Bisnis: ketidakpastian regulasi/kontrak kerjasama bisnis di negara setempat; kesulitan menjalin mitra yang sepadan; persaingan pasar diantara produsen gas semakin ketat; anjloknya harga minyak dunia; profitabilitas bisnis internasional menurun tanpa diversifikasi energi domestik; dan melemahnya koordinasi dan kendali terhadap konfigurasi unit-unit bisnis internasional.

8. Faktor Kunci Sukses Bisnis EP Migas
Kepemilikan hak pengelolaan WKP sumber migas potensial: daya tarik regulasi kontrak kerjasama; kompleksitas reservoar; skala cadangan; produkstifitas lapangan; efisiensi penguraaan; kondisi geografis.
Kompetensi dan komitmen bisnis: kepiawaian manajemen reservoar; pengalaman SDM; orientasi bisnis jk. Panjang (trade-off antara arus kas dan resiko investasi); dan learning curve.
Ketersediaan dana dan struktur modal: limitasi sumber dana.
Tingkat daya saing; pengalaman bersaing; kualitas manajemen dan SDM; dan kapabilitas penerapan teknologi: cost leadership, skala ekonomi, dan efisiensi value of chain.
Kebijakan dan regulasi bisnis migas Pemerintah lokal: fiskal; bisnis kemitraan; lingkungan hidup; industri dan perdagangan.
Strategi pengembangan bisnis: penetrasi di arena domestik dan “go internasional”.

Bab-4 Analisis Internal Petronas “Carigali”

1. Tinjauan Historis
 Penambangan pertama di Miri-Sarawak, Shell - Th. 1910
 Eksploitasi Ladang minyak secara komersial di kawasan lepas pantai Semenanjung, Th. 1971
 Penerapan format PSC Th. 1985, diadopsi dari Indonesia
 Petronas dibentuk, 17 Agustus 1974 diatur oleh U.U Migas
 Diversifikasi portofolio perusahaan terintegrasi hulu-hilir
 Restrukturisasi  unit-unit bisnis strategis sebagai profit center dengan manajemen yang terdesentralisasi dan interdependen

2. Komitmen Bisnis Petronas
 Manifestasi komitmen bisnis: Misi, Visi, dan Nilai-Nilai Kebersamaan.
 Misi: sebagai entitas bisnis dengan aktivitas inti disektor migas dan bertanggungjawab untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya migas Negara guna berkontribusi bagi kesejahteraan Masyarakat dan Negara.
 Visi: menjadi salah satu perush. migas multi-nasional terkemuka dunia.
 Nilai-Nilai Kebersamaan: loyal kepada negara dan perusahaan (loyalitas); teguh, inovatif, proaktif, dan berupaya menjadi yang terbaik (profesinalisme); menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan secara tulus ikhlas (integritas); dan bersatu mencapai tujuan melalui semangat kebersamaan (keterpaduan/sinergis).

3. Bentuk dan Struktur Organisasi
 Petronas sebagai “Holding”, Departemen Fungsional, Divisi Teknis dan Penunjang, dan Unit-Unit Bisnis Strategis.
 Unit-Unit Bisnis Strategis: Eksplorasi & Produksi (Petronas-Carigali”), Gas, Pengolahan, Petrokimia, dan Pemasaran.
 Kompetensi dan daya saing: pengalaman bersaing di domestik sebagai PSC bagi Petronas “Holding” atau berkolaborasi dengan kompetitor MNC asing.

4. Evolusi Bisnis
 Pada Th. 1974, konsesi WKP PSC milik Petronas “Carigali-Domestik”: Jazirah Timur dan Terengganu (Ladang Dulang dan Duyong); Lepas pantai Sarawak (Ladang Baram Delta); Lepas pantai Sabah (Ladang Tembungo dan Samarang).
 Kompetitor MNC asing di arena domestik: Shell, Esso/Exxon, Conoco, Gulf, Mobil Oil, Amoco, dan Arco.
 Sejak 1985, Petronas “Carigali” leluasa menjalin aliansi kolaboratif dengan MNC: Esso, Lundin, Shell, Murphy, Amerada Hess, YPF, Triton, dan Mobil Oil.
 Th. 1985, Petronas mampu mempertahankan dayatarik investasi migas akibat volatilitas dan fluktuasi harga minyak  mutual benefit dan resiko fleksibilitas ekuitas PSC bdsk. R/C Index Formula (rasio revenue/biaya) dan Cost Reduction Alliances (CORAL).
 Th. 1990, Petronas “Carigali” merestruktur unit bisnisnya menjadi 3 sub-unit bisnis: Domestik, Area Pengembangan Bersama (JDA) Thailand, dan “Overseas” (12/4/1990).
 Th. 1995, Go Public: obligasi dengan maturitas jk. Panjang.

5. Profil Operasi
 Produksi minyak: 90,000 bph (1975) dan 217,000 bph (1978); hasil kemitraan (1988)  479,000 bph (5x lipat); dan Th. 1999 menjadi 630,000 bph atau 813,000 bph (bila termasuk hasil operasi int’l di Vietnam dan Iran).
 Produksi gas meningkat spektakuler: 243 MMSCFD (1978); di Th. 1988 menjadi 1.614 BSCFD (7x lipat); 2.658 BSCFD (1993); di Th. 1999 menjadi 5.261 BSCFD (2x lipat).

6. Lingkup dan Ekspansi Operasi
 Total PSC: 61 kontrak (41 MNC dan Petronas “Carigali”).
 Arena domestik di 30 area lepas pantai Terengganu, Sarawak, dan Sabah: 37 Ladang minyak produktif, dan 24 Ladang gas (10 diantaranya sudah berproduksi).
 Area pengembangan bersama: bermitra dengan Triton dan PTT (BUMN Thailand)  2.8 TSCF dari 3 Ladang gas dengan estimasi produksi 1BSCFD di Th. 2010.
 Rencana investasi jaringan pipa Trans Malaysia-Thailand dari Changlun (Kedah) ke Songkhla melalui 2 tahapan, Fasa-1 (2002): 390 MMSCFD & Fasa-2 (2005): 300 MMSCFD dan akan berintegrasi dengan jaringan pipa “Peninsular Pipeline Loop”.
 Arena Internasional: 15 kontrak PSC kemitraan berlokasi di 11 negara (Syria, Iran,Vietnam, Myanmar, Cina, Pakistan, Turkmenistan, Angola, Sudan, Libia/Tunisia, dan Aljazair).
 Hingga Th. 1998: membor 25 sumur eksplorasi (15 sumur di Afrika, dan 10 sumur di Tim-Teng dan Turkmenistan).
 Akumulasi cadangan baru dari operasi int’l: 2 Milyar bbls ekiv. minyak (belum termasuk di JDA Thailand).
 Ladang migas int’l yang telah berproduksi: di Vietnam (Ruby, Emeralds, dan Topaz di Dai Hung); Iran (Sirri Blok-A & E); dan segera menyusul Turkmenistan (Apsheraon Sill), Myanmar (Ladang gas Yetagun), dan di Sudan (Blok-1, 2, 4).
 Operasi di 6 negara lainnya: pada tahapan studi dan penilaian teknis.
 Prediksi hasil produksi int’l di Th. 2000: ± 180,000 bph.

7. Reputasi Bisnis
 Memiliki 117 sub-unit bisnis di 20 negara: 53 wholly owned, 27 partly owned, dan 37 berkepemilikan < 50%.
 Sejak Th. 1997: ke-385 dari 500 perusahaan global terbesar versi majalah Fortune, perusahaan migas (27), revenue (2), rasio pengembalian aset (17), dan profitabilitas bisnis (35).
 Krisis ekonomi 1997/98: menurunkan peringkat perusahaan global versi Fortune-500 menjadi ke-412 dan ke-474.
 Petronas Twin-Towers: Gedung perkantoran kembar senilai US$. 800 juta, 451.9 meter, dan 88 tingkat.

8. Kinerja Produksi, Cadangan, dan Finansial
 Produksi minyak 296.7 juta bbl/th, 76% hak Petronas atau 225.5 juta bbl diekspor ke Asia Timur dan Australia, serta sisanya (60.2 juta bbl) diolah pada kilang domestik (Durban, Melaka, dan Terengganu) dgn kapasitas olah 290,000 bph.
 Produksi gas: 1.818 TSCF/th, 68.7% hak Petronas diekspor 1.493 TSCF/th dan konsumen domestik 330 BSCF/th.
 Alokasi konsumen domestik dialirkan melalui pipanisasi gas Semenanjung: PLTG (1,135 MMSCFD atau 78%), LPG, industri petrokimia, pupuk, dan BBG.
 Proporsi ekspor gas: JPN (68%), Korsel (18%), dan Taiwan (14%); pangsa pasar masing-masing 20%, 23% dan 39%.
 Per 1/1/99: cadangan minyak 3.6 Milyar bbl (ke-27) bila termasuk int’l tanpa JDA mjd 6.4 Milyar bbl atau ke-16 atau lebih besar dari milik Oman, Angola, dan Kazakstan; gas 85.8 TSCF belum termasuk haknya dari 2.8 TSCF di JDA (ke-12).
 Finansial dan pertumbuhan: penghasilan 42.3 Milyar RM (20.8%), total aset 99.5 Milyar RM (21.8%), net profit 6.8 Milyar RM (-31.5%), ekuitas saham 36.8 Milyar (8.4%).
 Proporsi penghasilan hasil operasi int’l: 38% dari turn-over, telah melampaui target yaitu 30% di tahun 2005.
 Distribusi pendapatan: minyak mentah (8.4 Milyar RM, 23%), LNG (7.7 Milyar RM, 21.9%), LPG (0.9 Milyar RM, 2.5%), Gas Alam dan Olahan (3.2 Milyar RM, 9.3%), Produk Kilang (14.7 Milyar RM, 42%), Petrokimia (1.2 Milyar RM, 3.5%), pendapatan lain (6.2 Milyar RM, 17.8%).

9. Motivasi Internasionalisasi
Meningkatkan kompetensi dan daya saing bisnis dengan fokus dan lokus operasi di negara berkembang, dimana iklim persaingan belum ketat dan kompleks
Latar belakang dan motivasi memasuki arena bisnis internasional, antara lain:
Laju pertumbuhan konsumsi migas dan energi domestik lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Rasio penemuan cadangan migas terhasap tingkat produksi/konsumsi (replenishment) relatif sangat rendah = 0.06 (6%) atau hanya bertahan untuk konsumsi 18 tahun bila tidak ada temuan baru.
Mengantisipasi terulangnya dampak buruk krisis energi dunia periode tahun 1970-an.
Memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari kemungkinan dampak buruk faktor-faktor eksternal.
Memposisikan unit bisnis strategis sektor hulu sebagai lokomotif keunggulan daya saing bisnis dan perluasan serta pengembangan prospek pasar potensial sektor bisnis hilir di arena internasional.
Adanya dorongan pesatnya pertumbuhan dan peningkatan kinerja finansial, profitabilitas, efisiensi, dan produktifitas bisnis di arena domesti, dan keterbatasan sumber migas domestik.
Kemajuan dari kemampuan daya saing SDM perusahaan.
Mengeksploitasi daya saing domestik yang telah dimiliki untuk memanfaatkan keunggulan komparatif negara lain.
Mencari peluang pasar dan bisnis bagi unit bisnis dan industri lain serta perluasan jaringan distribusi dan pangsa pasar.

10. Kontribusi Bagi Ketahanan Ekonomi Domestik
Dampak krisis ekonomi Asia: pertumbuhan ekonomi negatif (-7.5%), melemahnya nilai tukar RM/US$. yang kemudian di “pegged“=3.7798 R.M/US$, laju inflasi meningkat, defisit neraca pembayaran, menurunnya GDP/kapita.
Penerimaan devisa dari Petronas: 18 Milyar RM (95), 22.3 Milyar RM (96), 28.9 Milyar RM (97), 35 Milyar RM (98), dan 42.3 Milyar RM (99).
Petronas sebagai “profit center business” menjadi penyelamat (Saviour) bagi kemerosotan perekonomian Malaysia akibat krisis Asia, berkat bisnis int’l EP migas, meningkatnya volume ekspor produk olahan kilang domestik dan Afrika Selatan, bisnis jasa manajemen proyek pembangunan pipanisasi di Thailand, Australia, dan Argentina.
Th. 1999, Petronas menyumbangkan ke negara sebesar 10.1 Milyar RM atau ~ 3 Milyar US$. (pajak 6 Milyar RM dan dividen atas obligasi/saham 4.1 Milyar RM).
Aktivitas bisnis int’l, Petronas mengkaryakan dana operasi sebesar ±250 juta US$/bulan kedalam rekening perbankan local/domestik.
Suntikan dana segar kepada sektor bisnis domestik strategis: perkapalan, mobil, properti, dan penerbangan nasional.
10. Pengembangan SDM, Teknologi, dan Lit-Bang
Basis seleksi, pembinaan, penilaian karya, dan pengembangan SDM: egalitarian, transparansi, terencana, obyektifitas, tepat kompetensi, sesuai bakat atau kapabilitas individu, dan selaras dengan kebutuhan organisasi.
Terbuka untuk merekrut calon SDM dari sumber atau industri lain yang kredibel, bila keahlian atau ketrampilan spesifik tidak tersedia atau dipenuhi dari sumber internal.
Mensponsori program pendidikan dan pelatihan SDM di domestik (Institut Perindustrian Petroliam, ILPP; Petronas Management Training, Permata; Intitute of Technology Petronas, ITP; dan Universiti Teknologi Petronas, UTP) dan di luar negeri (commonwealth, Amerika, Eropa).
Pemberdayaan Lit-Bang: Petronas Research and Scientific Services Sdn. Bhd (PRSS), berfokus kepada kapabilitas teknologi guna mendukung seluruh unit-unit bisnis strategis.
Membentuk aliasni bisnis jasa konsultasi manajemen proyek dengan Nova Gas dan Trans Canada (scope of services).

11. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan
Kekuatan:
Memiliki komitmen bisnis tinggi untuk meningkatkan daya saing dan kredibilitas perusahaan diseluruh level/elemen organisasi.
Menguasai cakupan bisnis sektor hulu migas secara sinergis, dengan struktur organisasi dan menajemen moderen yang desentralistik, mandiri, dan berorientasi profit dengan sasaran pertumbuhan jk. Panjang yang berkelanjutan.
Memiliki kompetensi operasi bisnis EP migas di lepas pantai.
Memiliki otoritas manajemen dan finansial secara mandiri.
Reputasi bisnis sebagai salah satu 500 perusahan global dunia.
Pengalaman domestik bekerjasama kompetitif dengan MNC.
Derajad potensi daya saing bisnis relatif tinggi.
Peningkatan pesat pada kualitas dan daya saing SDM.
Implikasi positif dari sistem administratif dan bahasa Inggris.
Harmonisasi hubungan segitiga link and match antara institusi Pemerintah-Universitas-Industri.
Kelemahan:
Keterbatasan sumber dan struktur pendanaan untuk investasi.
Ekspansi ke bisnis non-core sebagai fenomena success trap.
Belum memiliki standar strategi pengembangan bisnis lebih lanjut diantara sektor hulu dan hilir.
Rendahnya aset cadangan sumber migas dan pasar domestik dan meningkatnya konsumsi energi bagi industri.
Kuantitas SDM dengan standar kualitas daya saing yang dibutuhkan masih belum memadai.
Belum memiliki kerangka konsep startegi baku pada penerapan pola aliansi bisnis.
Penguasaan teknologi dan ketersediaan Lit-Bang para pemasok lokal belum memadai.
Koordinasi kendali manajemen dan bisnis diantara unit-unti bisnis internasinal masih relatif rendah.

Bab-5 Alternatif Strategi Pengembangan Bisnis Internasional

1. Orientasi Strategis
Memformulasikan alternatif strategi sesuai misi dan visi dengan cara mengelaborasikan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan.
Membangun daya saing dengan cara berkompetisi secara kolaboratif di lingkungan domestik melalui pola aliansi bisnis.
Manifestasi stategis: standarisasi proses dan mekanisme kerja, efisiensi biaya berdasarkan skala dan lingkup ekonomi, inovasi proses dari setiap rantai nilai kegiatan bisnis, intensifikasi kapital dan teknologi, kapabilitas dan kompetensi fungsional, serta bentuk organisasi yang efektif dan ramping.
Esensi Ekspansi Bisnis:
Kepeloporan (pre-emptive mover) guna memanfaatkan peluang di lokus dengan intensitas persaingan masih rendah
Mengamankan kebutuhan domestik dan fleksibilitas pasokan
Memperbaiki daya saing bisnis melalui pemelajaran dan akses pada keunggulan kompetensi dan kapabilitas MNC
Meningkatkan kinerja dan profitabilitas bisnis melalui pencapaian skala dan lingkup ekonomi serta efisiensi biaya
Sebagai lokomotif bisnis bagi pengembangan peluang dan pangsa pasar bagi unit-unit bisnis strategis di sektor hilir

2. Penyelarasan Alternatif Strategi
Pengembangan artikulasi dari misi dan visi: tidak hanya mengandalkan sumber migas domestik tetapi int’l melalui diversifikasi geografis yang berfokus bagi kepentingan nasional
Mengelaborasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan nacaman) serta faktor kunci sukes bisnis menggunakan profil matriks “TOWS”
Menghindari Ancaman dan Kelemahan:
Memperluas jaringan bisnis EP migas di suatu kawasan berintensitas persaingan relatif randah: Afrika (Nigeria dan Aljazair); Tim-Teng (Oman & Qatar); Asia Tengah (Azerbaijan dan Kazakstan), dan Cina.
Meningkatkan orientasi bisnis E&P gas di Thailand dan Indonesia guna mengamankan pasokan gas domestik jk. Panjang.

Mengatasi Ancaman dan Memaksimalkan Kekuatan:
Menggalang dana publik dari berbagai lembaga keuangan publik global dengan tingkat biaya kapital yang kompetitif.
Memperbaiki koordinasi bisnis antar Unit Bisnis Strategis.
Meningkatkan jumlah kaader SDM dan merekrut professional dari bursa SDM internasional.
Memanfaatkan Peluang dan Mengurangi Kelemahan:
Memiliki sebahagian saham operator migas MNC di Indonesia.
Mendukung pasokan minyak untuk kilang di Afrika Selatan.
Membentuk aliansi bisnis dgn MNC, swasta, dan BUMN lokal guna mempermudah strategi masuk, mendapatkan akses pasokan dan saluran distribusi produk, dan mendistribusikan resiko bisnis.
Mengintegrasikan jaringan sistem manajemen informasi dan telekomunikasi seluruh unit dan sub-unit secara global.
Memanfaatkan Peluang dan Memaksimalkan Kekuatan:
Menyempurnakan jaringan sistem informasi manajemen dan koordinasi bisnis diantara unit-unit dan sub-sub unit bisnis strategis.
Membangun forum komunikasi kolaboratif diantara sesama produsen gas ekspor untuk meningkatkan posisi tawar terhadap pembeli (terutama konsumen Asia Timur).
Membangun jalinan format alianasi strategis di bidang teknologi dan Lit-Bang terutama dengan pemasok lokal.
Substansi Strategi:
Meningkatkan daya saing perusahaan guna memenuhi tanggung jawab atas kepentingan nasional sesuai misi dan visinya.
Tindakan pre-emptive setelah berhasil memupuk daya saing di arena domestik hasil kompetisi kolaboratif dengan MNC.
Mendapatkan akses pemelajaran dari keunggulan daya saing kompetitor MNC dan sekaligus mereduksi resiko investasi bisnis dengan cara beraliansi.
Prakondisi strategis: penentuan kriteria kelayakan dan pemilihan lokus bisnis, strategi masuk ke target lokus bisnis, pendanaan, manajemen, dan koordinasi secara multinasional.

3. Kriteria Pemilihan Lokus Bisnis
Modus dan Lingkup Bisnis
Mendapatkan akses dari berbagai sumber migas global
Meningkatkan profitabilitas bisnis EP migas melalui efissiensi biaya operasi akibat peningkatan skala dan lingkup ekonomi
Menyelaraskan dampak positif bagi unit bisnis sektor hilir
Fleksibilitas pemanfaatan produksi minyak dapat diolah di unit bisnis kilang int’l (di Afrika Selatan)
Potensi Geografis, Geopolitis, dan Daya Tarik Sumber Migas
Korelasi yang tidak selalu linear, bahkan sering dilematis
Melakukan pemilahan daya tarik bisnis sesuai prioritas, realitas regulasi, dan iklim beberapa alternatif lokus bisnis
Probabilitas keberhasilan lokus bisnis dan kaitan peluang kontingensi bagi perluasan selanjutnya secara terpadu
Prospek Persaingan dan Daya Saing di Lokus Bisnis
Menghindari lokus bisnis dengan intensitas persaingan tinggi (Amerika, Eropa, Arab Saudi, Kuwait, dan Rusia), meskipun kaitan intensitas dan kualitas persaingan bias
Preferensi memasuki lokus bisnis yang didukung oleh akses-akses yang dimilikinya (Iran, Thailand, Myanmar, Afrika Selatan, Cina, Indonesia, India, Libya, Tunisia, Pakistan)
Lokus bisnis yang secara politis berhaluan netral (Turkemenistan, Azerbaijan, Kazakstan, Nigeria, Aljazair, Sudan, Angola, dan Syria)
Kriteria Mitra Bisnis
Memiliki kehandalan kompetensi, kapabilitas, reputasi dan etika bisnis yang baik
Memiliki komitmen kuat dan pengalaman dalam bermitra dengan berbagai perusahaan migas sebelumnya
Bersedia saling menukarkan kompetensi, keunggulan, dan akses yang dimilikinya secara mutualistik dan sinergis
Basis kemitraan bersifat fleksibel setelah melalui tahap penyesuaian sebelum kerjasama jangka panjang disepakati

4. Pola Pendanaan Investasi Bisnis
Reinvestasi secara selektif atas sebahagian hak keuntungan dari ekuiti bagi hasil dengan Pemerintah pada konsep PSC
Privatisasi (Go Public) melalui penerbitan obligasi domestik
Sejak 1998, mendapatkan sumber dana publik int’l di Amerika melalui SEC sebesar 1 Milyar USD dengan maturitas jangka menengah-panjang (5-10 tahun)

5. Manajemen dan Koordinasi Bisnis Internasional
Membentuk struktur organisasi multi-divisi berbasis lokus operasi secara desentralistik dan mandiri (interdependen)
Melakukan standarisasi metoda, mekanisme, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara transparan, terukur dan obyektif
Membangun sistem informasi dan komunikasi bagi setiap entitas bisnis (basis data teknis, finansial, kelogistikan, dlsb)
Mengintegrasikan sistem informasi dan komunikasi secara multinasional sesuai standarisasi kerjanya

Bab-6 Penentuan dan Penjabaran Strategi Bisnis
Esensi: melakukan kepeloporan (pre-emptive mover) guna memperluas area dan lokus bisnis berdasarkan daya tarik dan kelayakan bisnis tinggi serta intensitas persaingan relatif tidak terlalu ketat, selaras dengan misi bisnis perusahaan, dan upaya mengembangkan kesinambungan kompetensi inti dan profitabilitas bisnis jk. panjang secara efisien dan berdaya saing
Keuntungan strategis: fleksibilitas memilih potensi dan kualitas sumber migas yang ditawarkan, memanfaatkan situasi persaingan yang relatif masih rendah, memanfaatkan keunggulan komparatif (faktor produksi) lokal guna mencapai efisiensi biaya, membangun posisi daya saing bisnis yang lebih baik, dan memposisikan lokus bisnis terdahulu sebagai tumpuan bisnis untuk ekspansi ke lokus berikutnya
Substansi strategi: strategi utama dan strategi pendukung
Strategi utama: menentukan lokus perluasan bisnis secara geografis, mendukung pasokan minyak ke kilang di Af-Sel, mengintensifkan kegiatan EP gas di Thailand dan Indonesia
Strategi pendukung: menggalang dana kompetitif dari publik global, menyempurnakan standarisasi basis data dan mekanisme kerja serta pengintegrasian sistem informasi dna komunikasi bagi seluruh entitas bisnis, meningkatkan pembinaan jumlah dan kualitas kader SDM profesional dengan standar kualitas yang diharapkan atau merekrut profesional dari pasar internasional secara temporer

1. Stategi Utama
Penentuan Target Perluasan Lokus Bisnis
Kriteria pemilahan: potensi cadangan sumber migas di setiap lokus kandidat; jarak, letak, kondisi geografis dan keterkaitan dengan lokus bisnis yang ada; kondisi stabilitas geopolitisnya
Daya tarik berdasarkan potensi cadangan migas: di Afrika (Nigeria, Aljazair, Angola); Asia Tengah (Kazakstan, dan Turmenistan); Timur Tengah (Iran, Qatar, Oman, Uni-Emirat, Yaman); Asia (Cina, Indonesia, dan India)
Berdasarkan kaitan jarak dan kondisi geografis dengan lokus yang telah ada: Aljazair dan Nigeria (Afrika); Kazakstan, Azerbaijan/Uzbekistan (Asia Tengah); Qatar dan Oman (Tim-Teng); Indonesia (Asia)
Prioritas dan target lokus bisnis: Aljazair, Kazakstan, Oman, Nigeria, Indonesia, Yaman, Azerbaijan, Uni Emirat, Uzbekistan, Qatar & India
Aspek lain: format regulasi dan hubungan perdagangan Pemerintah Lokal, reputasi pesaing MNC, kondisi infrastruktur, dan ketersediaan tenaga kerja di lokus bisnis
Mendukung Pasokan Minyak ke Kilang di Afrika Selatan
Transportasi dan rantai kegiatan bisnis lokus bisnis di Afrika (Sudan Libya, Tunisia, dan Aljazair) akan lebih efisien bila menjual minyak ke pasar Eropa, Amerika, atau Afrika
Unit bisnis EP di Nigeria dan Angola mendukung dan meningkatkan daya saing serta pangsa pasar bagi produk kilang di Af-Sel
Antisipasi atau fleksibilitas bisnis bila harga minyak mentah anjlok atau terdapat surplus produksi guna memasok kilang
Memfokuskan Bisnis EP Gas di Thailand dan Indonesia
Segmentasi dari alokasi sumber gas domestik secara geografis sesuai kebutuhan industri dan/atau ekspor (Semenanjung, Sabah, dan Sarawak)
Mengakses sumber-sumber gas potensial yang dekat dengan Malaysia terutama dari Thailand dan Indonesia
Esensi Strategis: mengamankan kebutuhan gas domestik (industri dan diversifikasi) jk. panjang secara fleksibel
Sasaran bisnis gas: menjadi eksporter LNG No. 3 dari Sarawak, bahkan selanjutnya dapat merebut dominasi pangsa pasar Indonesia di Asia Timur dengan dukungan pasokan dari unit bisnis di Afrika Utara atau kawasan lain
Strategi bisnis gas: membeli gas dari kawasan Natuna, membeli sebahagian saham milik MNC di kawasan sumber gas di kawasan tsb. (strategi integrasi balik), memiliki hak pengelolaan WKP sumber gas potensial di suatu area yang berdekatan dengan Malaysia dan/atau Thailand

2. Strategi Pendukung
Menyanggah strategi utama guna mencapai visi dan misi
Keselarasan dengan strategi utama sebagai manifestasi untuk meningkatkan daya saing dan profitabilitas bisnis
Menggalang Dana Publik Global
Konsekuensi pivatisasi  lebih mandiri dan transparan
Kapabilitas struktur modal bisnis  akses kepada institusi finansial regional dan publik global (ADB, SEC, dan Bank-Bank Islam dari negara-negara Arab)
Alokasi dana investasi menganut prudent and proper sesuai konsep diversifikasi resiko dan manfaat bisnis yang berfokus kepada pengembangan binis internasional
Menyempurnakan Standarisasi dan Mengintegrasikan Sistem Manajemen Informasi-Telekomunikasi
Membangun jaringan sistem informasi dan komunikasi bagi seluruh entitas bisnis mudah, cepat, dan fleksibel
Standarisasi perangkat lunak dan keras sistem informasi dan manajmen  koordinasi dan interaksi inter dan intra unit bisnis menjadi lebih mudah dan cepat
Meningkatkan Jumlah Kader SDM Profesional
Implikasi dari bertambahnya sub-sub unit bisnis di berbagai lokus internasional  kuantitas sesuai standar kualitas
Melakukan kaderisasi dan transfer keahlian dan pengalaman
Melakukan rekrutment profesional (international sourcing) guna memenuhi kebutuhan temporer

3. Strategi Masuk ke Target Lokus Bisnis
Pertimbangan resiko, besarnya investasi, dan penerapan regulasi protektif di lokus bisnis  lebih memilih pola aliansi bisnis berbentuk joint venture dengan BUMN/Swasta lokal dan/atau MNC yang telah lebih dulu beroperasi disana
Keuntungan operasional aliansi: memperlancar prosedur birokrasi, mempermudah akses mendapatkan sumber-sumber daya atau faktor produksi lokal, dan melicinkan kesempatan untuk melakukan ekspansi di area lain dari kawasan tsb.
Mengevaluasi dan Memverifikasi Rincian Data/Informasi
Kemampuan mengidentifikasi informasi dan prediksi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan faktor-faktor kunci keberhasilan bisnis di lokus target
Verifikasi informasi faktor-faktor kunci keberhasilan bisnis: potensi skala dan kualitas prospek sumber migas, kondisi geografis dan infrastruktur penunjang disekitarnya, regulasi dan kebijakan bisnis, pertumbuhan dan kebijakan ekonomi dan industri migas, ketersedian faktor-faktor produksi, keberadaan dan potensi pemasok lokal, industri penunjang, peta persaingan dan pesaing, kondisi ukuran pasar dan perkembangan permintaan dimasa mendatang, dan aspek sosio-kultural masyarakat setempat
Menjalin jaringan Komunikasi Bisnis
Membuka dan menjalin jaringan komunikasi kepada kalangan birokrat dan otoritas terkait di pemerintahan serta pebisnis dan calon pesaing utama yang telah ada
Sebagai media sumber informasi dan acuan bagi proses negosiasi pada tahap implementasi bisnis selanjutnya
Membentuk Aliansi Kolaboratif
Asas kemitraan “kepercayaan dan komitmen pemitra”
Proses pembentukan: sebelum atau seduah memiliki WKP
Prakondisi: komunikasi internal, format aturan kerjasama tegas dan jelas, penggalangan kekuatan secara sinergis, memposisikan keunggulan, membangun komitmen “win-win”, dan tidak menafikkan suasana kompetisi
Membangun Infrastruktur Operasional
Infrastruktur operasional: prasarana informasi, komunikasi dan sarana kerja kantor, pembangunan lokasi jalan masuk ke lokasi sumber migas, basis operasi, pergudangan logistik, tenaga kerja, dan material pendukung operasi
Seluruh biaya eksplorasi dan pemelajaran geologis menjadi resiko investasi berupa sunk cost  efektif dan efisien

Bab-7 Kesimpulan dan Saran


Oleh: Dickson Tomuan MM

PAPI : Program Alumni Peduli Ilmiah

From:
"muhamad kundarto"

Ketika pertemuan alumni hanya sekedar temu kangen, 'haha-hehe' dua jam selesai.
Alumni yang sudah mapan akan bersemangat mengikuti
Alumni yang lama jadi pengangguran akan makin nanar menatap jauhnya jurang nasib sesama alumni
Alumni fresh graduate akan bertanya, "Mana lowongan kerja buat kami?!", walau kadang belum siap ketika pihak user bertanya, "Anda bisa apa??"
Para mahasiswa juga akan bengong, tidak bisa menikmati apalagi mengambil manfaat dari temu kangen itu.....

Inilah fenomena temu alumni yang umum dilakukan sejak doeloe.....

Ada sebuah ide inovasi, yaitu :
Ketika alumni datang dan berbicara di depan mahasiswa,
Bicara tentang perjalanan kariernya, itu penting, agar mahasiswa termotivasi
Bicara tentang bidang pekerjaan yang ditekuni, ini lebih penting lagi, buat menambah wawasan mahasiswa akan khasanah aplikasi ilmu pengetahuan & teknologi di dunia kerja
Kampus pun (fakultas-jurusan) akan mendapat nilau plus karena telah mampu mendatangkan 'dosen tamu' yang berkorelasi positif dengan nilai akreditasi

Semua ini terangkum dalam wacana ide "Program Alumni Peduli Ilmiah"

Gambaran umumnya, setiap bulan Kampus mengadakan Temu Ilmiah, yang menghadirkan alumni dari berbagai jurusan dan berbagai latar belakang pekerjaan. Boleh jadi tempat kerja saat ini sangat jauh berbeda dari bidang ilmu yang ditekuni.
Setiap bulan tersebut, misalnya minggu pertama hari Sabtu, forum ilmiah digelar. Para mahasiswa berbagai jurusan dihimbau untuk hadir. Program ini dapat juga dikelompokkan per fakultas.

Kenapa disebut Alumni Peduli? pertama, alumni mau sharing tentang pengalaman ilmiah di dunia kerjanya. Kedua, alumni datang dan pergi atas inisiatif sendiri (bahkan akomodasi transport ditanggung sendiri, istilahnya "kebetulan pas sedang di Jogja").

Kampus juga perlu akomodatif memfasilitasi, dari mulai menyebarkan pengumuman kegiatan ini secara cepat dan komunikatif, menyiapkan ruang seminar lengkap dengan fasilitas dan operatornya, layanan sebagai mana layaknya terhadap tamu alumni tercinta, dan menyiapkan berita acara kehadiran dan merangkum materi yang disampaikan alumni.

Mahasiswa juga harus peduli, yaitu untuk datang dan pro aktif menyimak ceramah ilmiah ini. Bisa saja waktu pelaksanaan pada hari libur (sabtu/minggu) , karena semua menyesuaikan waktu luang alumni. Jadi waktunya tidak selalu awal bulan. Memang alumni dihimbau datang pada awal bulan, tapi toh andai kata luangnya di luar itu juga harus tetap diakomodir.

Bagaimana, apakah Bpk/ibu/sdr/ i setuju ide program ini?
Sebagai dosen, bersediakah menjadi panitia pelaksana tanpa skep dan sprint?
Sebagai alumni, bersediakah berpartisipasi? kapan?
Sebagai mahasiswa, maukah anda hadir dan pro aktif?

Sebagai informasi awal, alumni Mas Sutopo (angk 84) bersedia 3 bulan sekali memberikah kuliah ilmiah tentang Pengelolaan Perkebunan Tebu, sesuai dengan tempat kerja beliau di Palembang.
Topik dari alumni lain dapat beragam, misalnya Tips Melamar Kerja, Reklamasi Tambang, Perubahan Iklim, dll. dll.

Kami menunggu respon berbagai pihak untuk menindaklanjuti program ini

terima kasih

Muhamad Kundarto
Pusat Studi Lahan LPPM UPN "Veteran" Yogyakarta
Laboratorium Sistem Informasi Lahan FP UPN "Veteran" Yogyakarta

HP: 08180 272 6112
http://mkundarto. wordpress. com/

Mother Teresa Quotes for you

Be faithful in small things because it is in them that your strength lies.
Mother Teresa

Being unwanted, unloved, uncared for, forgotten by everybody, I think that is a much greater hunger, a much greater poverty than the person who has nothing to eat.
Mother Teresa

Do not think that love, in order to be genuine, has to be extraordinary. What we need is to love without getting tired.
Mother Teresa

Do not wait for leaders; do it alone, person to person.
Mother Teresa

Each one of them is Jesus in disguise.
Mother Teresa

Even the rich are hungry for love, for being cared for, for being wanted, for having someone to call their own.
Mother Teresa

Everytime you smile at someone, it is an action of love, a gift to that person, a beautiful thing.
Mother Teresa

God doesn't require us to succeed; he only requires that you try.
Mother Teresa

Good works are links that form a chain of love.
Mother Teresa

I am a little pencil in the hand of a writing God who is sending a love letter to the world.
Mother Teresa

I do not pray for success, I ask for faithfulness.
Mother Teresa

I have found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more love.
Mother Teresa

I know God will not give me anything I can't handle. I just wish that He didn't trust me so much.
Mother Teresa

I try to give to the poor people for love what the rich could get for money. No, I wouldn't touch a leper for a thousand pounds; yet I willingly cure him for the love of God.
Mother Teresa

I want you to be concerned about your next door neighbor. Do you know your next door neighbor?
Mother Teresa

If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.
Mother Teresa

If we want a love message to be heard, it has got to be sent out. To keep a lamp burning, we have to keep putting oil in it.
Mother Teresa

If you can't feed a hundred people, then feed just one.
Mother Teresa

If you judge people, you have no time to love them.
Mother Teresa

If you want a love message to be heard, it has got to be sent out. To keep a lamp burning, we have to keep putting oil in it.
Mother Teresa

In this life we cannot do great things. We can only do small things with great love.
Mother Teresa

Intense love does not measure, it just gives.
Mother Teresa

It is a kingly act to assist the fallen.
Mother Teresa

It is a poverty to decide that a child must die so that you may live as you wish.
Mother Teresa

It is impossible to walk rapidly and be unhappy.
Mother Teresa

It is not the magnitude of our actions but the amount of love that is put into them that matters.
Mother Teresa

Jesus said love one another. He didn't say love the whole world.
Mother Teresa

Joy is a net of love by which you can catch souls.
Mother Teresa

Kind words can be short and easy to speak, but their echoes are truly endless.
Mother Teresa

Let us always meet each other with smile, for the smile is the beginning of love.
Mother Teresa

Let us more and more insist on raising funds of love, of kindness, of understanding, of peace. Money will come if we seek first the Kingdom of God - the rest will be given.
Mother Teresa

Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go.
Mother Teresa

Let us touch the dying, the poor, the lonely and the unwanted according to the graces we have received and let us not be ashamed or slow to do the humble work.
Mother Teresa

Loneliness and the feeling of being unwanted is the most terrible poverty.
Mother Teresa

Loneliness is the most terrible poverty.
Mother Teresa

Love begins at home, and it is not how much we do... but how much love we put in that action.
Mother Teresa

Love begins by taking care of the closest ones - the ones at home.
Mother Teresa

Love is a fruit in season at all times, and within reach of every hand.
Mother Teresa

Many people mistake our work for our vocation. Our vocation is the love of Jesus.
Mother Teresa

One of the greatest diseases is to be nobody to anybody.
Mother Teresa

Our life of poverty is as necessary as the work itself. Only in heaven will we see how much we owe to the poor for helping us to love God better because of them.
Mother Teresa

Peace begins with a smile.
Mother Teresa

Spread love everywhere you go. Let no one ever come to you without leaving happier.
Mother Teresa

Sweetest Lord, make me appreciative of the dignity of my high vocation, and its many responsibilities. Never permit me to disgrace it by giving way to coldness, unkindness, or impatience.
Mother Teresa

The biggest disease today is not leprosy or tuberculosis, but rather the feeling of being unwanted.
Mother Teresa

The greatest destroyer of peace is abortion because if a mother can kill her own child, what is left for me to kill you and you to kill me? There is nothing between.
Mother Teresa

The hunger for love is much more difficult to remove than the hunger for bread.
Mother Teresa

The miracle is not that we do this work, but that we are happy to do it.
Mother Teresa

The most terrible poverty is loneliness and the feeling of being unloved.
Mother Teresa

The success of love is in the loving - it is not in the result of loving. Of course it is natural in love to want the best for the other person, but whether it turns out that way or not does not determine the value of what we have done.
Mother Teresa

There are no great things, only small things with great love. Happy are those.
Mother Teresa

There is always the danger that we may just do the work for the sake of the work. This is where the respect and the love and the devotion come in - that we do it to God, to Christ, and that's why we try to do it as beautifully as possible.
Mother Teresa

There is more hunger in the world for love and appreciation in this world than for bread.
Mother Teresa

There must be a reason why some people can afford to live well. They must have worked for it. I only feel angry when I see waste. When I see people throwing away things that we could use.
Mother Teresa

We are all pencils in the hand of God.
Mother Teresa

We can do no great things, only small things with great love.
Mother Teresa

We need to find God, and he cannot be found in noise and restlessness. God is the friend of silence. See how nature - trees, flowers, grass- grows in silence; see the stars, the moon and the sun, how they move in silence... We need silence to be able to touch souls.
Mother Teresa

We ourselves feel that what we are doing is just a drop in the ocean. But the ocean would be less because of that missing drop.
Mother Teresa

We shall never know all the good that a simple smile can do.
Mother Teresa

We think sometimes that poverty is only being hungry, naked and homeless. The poverty of being unwanted, unloved and uncared for is the greatest poverty. We must start in our own homes to remedy this kind of poverty.
Mother Teresa

We, the unwilling, led by the unknowing, are doing the impossible for the ungrateful. We have done so much, for so long, with so little, we are now qualified to do anything with nothing.
Mother Teresa

Words which do not give the light of Christ increase the darkness.
Mother Teresa

Buku

/1/

PADA hari ulang tahunku, ada yang memberi kado
: sebuah buku. Aku terkejut karena ternyata
ada engkau dalam kado itu.

"Selamat ulang tahun, ya," katamu.

Sejak saat itu, kau dan aku,
menjadi kekasih abadi.

Sehidup.
Semati.

/2/

ENGKAU, Sayangku, adalah buku,
aku membaca matamu tak jemu.

Sampai kau bilang, "Sudah ya,
aku mau memejam dulu..."

"Ya," jawabku - sambil diam-diam
berharap kau mengajakku tidur
bersamamu. Dan membayangkan
halaman paling rahasia dari dirimu.

Halaman yang hanya bertulisan
sebuah kata, yang kau sendiri,
belum pernah membacanya.

"Mungkin saja, itu hanya teka-teki.
Yang sudah kau tahu jawabnya. Kau,
silakan menebak apa pertanyaannya..."
katamu pada suatu hari.

/3/

DI Rumah Buku.

Aku sering tersesat ke masa lalu,
menjadi bocah nakal lagi,
berlarian tanpa sepatu,
berguling-gulingan di lumpur,
memanjat pohon kedondong.

Tak ada yang bisa menghentikan:
kecuali Waktu. Kecuali waktu.

"Ah, siapa bilang begitu," kata Waktu.
Tapi, aku tak mendengarnya. Tentu.

Karena di Rumah Buku, aku terlalu sibuk
mencari-cari matamu. Yang hendak
kubaca lagi dengan setumpuk rindu...
tapi, akhirnya, lagi-lagi hanya tersesat
ke masa lalu.

"Rasain, lu," kata Waktu. Dan aku
lagi-lagi tak mendengarnya. Tentu.

/4/

DI ranjangku yang paling syahdu,
bertebaran buku-buku di sisiku.
"Salah satunya adalah kamu, Sayangku..."
kataku sambil menatapi sampul-sampul
itu satu per satu.

Yang paling mengganggu adalah engkau yang
bisa-bisanya menuliskan: Hei, DukaMu Abadi!

Yang paling seram itu adalah engkau yang
berseru nyaring: Hei, Orang-orang Terasing!

Yang paling riang adalah engkau juga yang
enteng bilang: Mengarang itu Gampang, Kok!

Tapi, setelah bertahun-tahun meniduri buku,
aku belum juga bisa menebak teka-tekimu.

/5/

WAKTU kecil, kalau ada yang bertanya, "Engkau
mau jadi apa?" Aku menjawab, "Mau jadi buku.."

Dan tak pernah ada yang bisa mengerti.

"Wah, bagus. Menjadi penulis buku itu hebat..."

Sesudah tua begini, masih juga ada yang bertanya,
"Apa keinginan Anda yang belum tercapai?" Aku
menjawab, "Menjadi sebuah buku..."

Keinginan yang juga tak bisa mereka pahami.

"Ya, ya... banyak orang yang di masa tuanya ingin
menuliskan buku. Anda juga masih punya waktu..."

/6/

TETAPI tidak ada yang bertanya:
kau hendak dimakamkan di mana?

Diam-diam aku sedang mempersiapkan
sebuah kematian yang paling sempurna:
dikuburkan di dalam buku. Engkau tahu?
Buku akan hidup abadi. Tak mati-mati!

Barangkali saja, kelak dalam perjalananku
dari halaman-halamanmu, duhai Bukuku,
duhai Kuburku, duhai Kekasih Abadiku,
bisa kutemukan pertanyaan teka-tekimu,
bisa kudengar apa saja yang dikata Waktu.

Sajak2 Hasan Aspahani: untuk Kafebaca Biblioholic (FB)

Jangan Pilih Politikus Perusak Lingkungan

--------------------
Subject: Jangan Pilih Politikus Perusak Lingkungan

Kerusakan lingkungan di Indonesia sudah sangat parah, mulai dari hulu hingga ke hilir, mulai dari hutan hingga ke kota-kota.
Indonesia termasuk negara dengan tingkat kerusakan hutan tercepat di dunia, rekor tertinggi yaitu sekitar 2,8 juta hektar/tahun pada masa awal reformasi sekitar tahun 2000 s/d 2003, saat ini tingkat deforestasi masih sekitar 1,8 juta hektar/tahun. Kebakaran hutan dan lahan juga menyumbang dalam jumlah sangat besar emisi karbon di udara sehingga menempatkan Indonesia ke dalam 3 (tiga) besar negara penyumbang emisi karbon dunia. Alih fungsi kawasan hutan untuk perkebunan, pertambangan dan peruntukan lainnya menambah panjang deretan masalah-masalah perusakan alam di Indonesia.
Sektor perkotaan juga tidak kalah memprihatinkan, pencemaran sungai akibat ketidak-disiplinan kalangan industri dan aparat terjadi dimana-mana. Alih fungsi lahan pertanian dan kawasan terbuka hijau menjadi perumahan atau pusat pertokoan bahkan merambah ke daerah resapan air, sehingga beban kawasan menjadi makin berat. Belum lagi semrawutnya transportasi perkotaan akibat dari perencanaan yang kurang matang menjadikan kota-kota besar di Indonesia termasuk di dalam deretan kota dengan tingkat pecemaran udara tertinggi di dunia.
Hal diatas adalah sebagian dari sederetan problem lingkungan kita, masih banyak lagi masalah-masalah lingkungan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak, baik pejabat pemerintah, para wakil rakyat, para praktisi, maupun masyarakat umum.
Beberapa bulan terakhir bahkan hingga saat ini kita juga dipusingkan dengan maraknya penempelan foto caleg dan atribut partai di hampir seluruh sudut kota; di tembok-tembok kota, di tiang listrik, di tiang telepon bahkan di pohon-pohon di sepanjang jalan. Hal seperti ini merupakan salah satu indikasi lemahnya kepedulian partai politik dan calon legeslatif terhadap masalah-masalah lingkungan.
Pertanyaan mendasarnya adalah, jika partai politik dan para politikus -yang merupakan tumpuan rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan sandaran untuk mengelola negara ini- tingkat kepeduliannya terhadap lingkungan begitu lemah, bagaimana mereka bisa menangani masalah-masalah lingkungan yang begitu kompleks? Jangan-jangan mereka malah turut serta menjadi bagian dari ‘mafia’ perusak lingkungan karena iming-iming keuntungan sesaat tanpa memperdulikan nasib bangsa dan generasi yang akan datang.
Kerugian bangsa ini sudah tidak bisa dinilai lagi, bukan hanya kerugian materi, tetapi yang lebih parah lagi adalah kerugian ekologis yang terus berdampak hingga ke generasi penerus kita. Jika kita tidak segera memperbaikinya, bukannya kita akan mewariskan kesejahteraan, yang terjadi adalah kita akan mewariskan malapetaka kepada anak cucu kita di masa yang akan datang.
Pada tanggal 9 April 2009 nanti kita akan memilih wakil rakyat dan partai politik, pilihan kita akan menentukan baik-buruknya masa depan negara ini. Jangan biarkan alam kita makin hancur, oleh karena itu;
- Jangan pilih politikus perusak lingkungan !
- Jangan pilih partai politik dan politikus yang tidak peduli lingkungan !
- Pilihlah hanya yang benar-benar peduli lingkungan, kalau tidak malapetaka akan menghadang kita..
Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan nasib bangsa ini, telitilah para calon legeslatif dengan seksama, telitilah latar belakang mereka, apa yang telah mereka perbuat untuk rakyat. Jangan terbuai oleh janji-janji dan omong kosong mereka !
Kita butuh lebih banyak lagi teman untuk saling berbagi dan bersama-sama berbuat untuk negara tercinta, oleh karena itu ajaklah teman-teman lainnya untuk bergabung dengan group Relawan Hijau (http://www.facebook.com/group.php?gid=61031144765&ref=mf) atau bergabunglah dengan cause Jangan Pilih Politikus Perusak Lingkungan (http://apps.facebook.com/causes/221658?m=4a83263b)

Salam Hijau…
--------------------
Abi Abdullah sent a message to the members of RELAWAN HIJAU.

Choosing between Right and Easy

Sejarah Indonesia dipenuhi dengan cerita kebencian dan kekerasan, tentu saja juga dengan kasih dan sayang. Kalau kita mau mau mempunyai masa depan lebih baik seharusnya kita sebisa mungkin meninggalkan kebencian dan kekerasan serta menggantikannya dengan kasih dan sayang. Itulah yang dimaksud Heman Daly dengan: Sustainable development will require a change of heart, a renewal of the mind and a healthy dose of repentance. Itulah sebabnya kampanye Obama adalah "Change." Change or Perish.

Kita mulai saja dengan kedatangan VOC 1602 di Batavia, sudah mulai berperang dengan Sultan Agung. Kemudian peperangan ada hampir disetiap tempat di Indonesia (Diponegoro, Hasanuddin, Imam Bonjol, Teuku Umar dll). Perang tersebut adalah perang melawan ketidakadilan Penjajah. Terus terang saja diakibatkan karena Belanda adalah Penjajah yang "kebangetan" seperti Jepang. Perang dengan Belanda berlangsung sampai Perang Kemerdekaan.

Sayangnya, perang kemerdekaan dilanjutkan dengan "Baratayuda" yaitu perang antar Bangsa sendiri. Puncaknya adalah G 30 S dimana ratusan ribu (ada yang bilang kenyataannya lebih besar dari itu) orang dibunuh. Saya membaca di Amerika bahwa yang terjadi di Indonesia tersebut adalah "genocide," jadi bukan hanya di Amerika (Indian), jamannya Hitler dan di Serbia saja. Pater Brouwer dulu pernah menulis di Kompas: Memang Bangsa ini ramah dan suka senyum, tetapi hati-hati hilang kepalamu.

Saya tahu Letjen (Purnawirawan) Agus Widjojo mengkoordinir "rekonsiliasi" antar Putra Putri mereka yang bertikai tersebut (to forgive and to forget), dengan mengadakan Pertemuan Rutin. Oh ya, Ayah Pak Agus adalah salah satu dari putra Tujuh Pahlawan Revolusi (Tuparev). Kalau tidak salah empat dari Tuparev perang gerilya bersama Pak Yani ( juga Pak Sarwo Edhie), di daerah Kedu. Kalau Pak Harto gerilya di Jogya dan Pak Sarbini di Semarang.

Jaman Pak Harto juga terjadi peristiwa-peristiwa kekerasan dan orang hilang dan puncaknya adalah terjadi pembunuhan dan perkosaan menjelang kejatuhan Beliau. Kemudian ada peristiwa Kalimantan (Dayak - Madura), Ambon, Palu, Papua dan Aceh. Walaupun Komandannya dari Malaysia tapi terorisme terjadi beberapa kali di Indonesia. Waktu kami tinggal di Aparteman Ambasador ada tiga bom meledak di radius cukup dekat: di Kedutaan Malaysia, di Marriott dan di Kedutaan Australia. Sekarang ada tren "berantem" kalau Pilihannya di Pilkada kalah dan juga berantem antar anak sekolah dan antar mahasiswa.

Saya tidak pernah cerita masalah "rumah tangga sendiri" ke orang Asing, tetapi beberapa Pimpinan KPS bilang: "Frankly Pak, those attitudes scare us." Oh ya, kadang kadang kami sebagai Tim P3M ketemu mereka. Attitudes tersebut diantaranya masalah-masalah kehutanan, otonomi daerah, pembebasan tanah, cost recovery, ancaman pemutusan kontrak Tangguh, usulan persetujuan kontrak oleh DPR, ancaman perubahan kontrak dan ide nasionalisasi ala Venezuela.

Acara Seminar di Bandung tidak hanya mengenai Kontrak, tetapi juga dinyatakan Keluhan-Keluhan dari Pak Suwito, sebagai Wakil KPS. Keluhan serupa bahkan dibukukan oleh dua buku PriceWaterhouseCoop ers yang bisa diakses di Internet.Sayang, bila di Seminar kita tidak biasa mendokumentasikan pendapat-pendapat dengan baik sehingga tidak banyak "learning" darinya.

Operations Research mengajarkan bahwa Optimal Solutions untuk Constraints yang berbeda adalah berbeda. Sebagai negara pengimpor minyak dan BBM tentunya kita tidak bisa memberlakukan Harga BBM rendah seperti di Venezuela atau Negara-Negara Timur Tengah. Sebagai negara yang produksi dan cadangannya relatif kecil di Dunia, kita tidak bijaksana apabila memberlakukan "Nasionalisasi" ala Venezuela atau memberlakukan "Porsi Pemerintah yang Lebih" besar seperti Rusia. Oh ya, nama PM Rusia yang sekarang berarti "Beruang."

Indonesia memang sangat menarik sebagai "pasar" karena mempunyai Penduduk nomor 3 di Dunia, konsumsinya tinggi. Sayangnya ranking untuk investasi rendah. Investasi hulu yang menghasilkan penambahan cadangan rendah, sehingga produksinya menurun. Di ekonomi, investasi adalah lokomotif dan konsumsi adalah gerbong. Kalau lokomotifnya satu dan gerbongnya buanyak maka pasti jalannya kereta api (ekonomi) lambat.

Sebaiknya kita tidak seperti pedagang yang bilang bahwa produknya bagus, padahal tidak. Kerena sesudah tahu ditipu, pembelinya tidak beli lagi. Pikiran (kepercayaan) positif adalah sangat penting, tetapi tanpa tindakan (amal) yang positif tidak banyak manfaatnya. Di Islam disebutkan manusia rugi kecuali yang beriman (percaya), beramal soleh, saling mengingatkan atas kebenaran dan kesabaran.

Kita perlu Madiri dan Perduli terhadap nasib Sesama Bangsa, tetapi tidak berarti kita tidak perlu Bersahabat dengan Bangsa lain. Terus terang untuk eksplorasi kita masih membutuhkan Perusahaan seperti Chevron, Exxon Mobil, Conoco Phillips, BP dan Total, apalagi untuk laut dalam. Mereka adalah Tamu kita dan Nabi mengajarkan kita harus menghormati Tamu.

Lewat pergantian Tahun kami nonton Harry Potter di rumah dan ketika Harry "selamat" dari Voldemore, Dumbledore (Kepala Sekolahnya): mengatakan: " Someday, you will have to choose between what is right and what is easy." Pilihan kita, mau "benar" tetapi ,walaupun sulit, "berhasil" di jangka panjang atau mau "gampang" tetapi "standstill" tidak kemana mana.

Ranggawarsita mengatakan: "Waniya ing gampang, wediya ing pakewuh, sabarang nora tumeka." artinya: sukailah kemudahan, takutilah kesulitan, tidak ada yang diperoleh.

Semoga Tahun Baru 2009 ini kita bisa melalui "Cobaan" dengan baik, sehingga justru kita menjadi lebih baik.

Salam,

Widjajono

PS:
Waktu Kristal, putri kami, dan saya kembali dari Hanoi menuju ke Kuala Lumpur ,Oktober lalu, pesawat yang harusnya datang tengah malam terlambat 1 jam padahal kami harus check in jam 5 pagi untuk ke Jakarta (Oh ya, Ibunya pulang besoknya dan Kristal harus pulang karena kursus Bahasa Inggris). Saya bilang ke Kristal kita tidak usah cari hotel tetapi saya beliin buku dan dia setuju. Dia saya beliin "New Moon" dari Stephanie Mayer (lanjutannya "Twilight"). Saya sendiri beli "The Magic of Thinking Big" dari David Schwartz. Kami baca sampai pagi.

Buku "Thinking Big" tersebut juga bacaan Pak Jusuf Kala. Saya tahu waktu kami dari Kaukus Migas mengunjungi kediamannya. Buku tersebut menegaskan pentingnya "berpikir positif." Buku-buku serupa seperti dari Normant Vincent Peale atau "The Secret" diilhami oleh "Law of Success"nya Napoleon Hill (1983-1970). Walaupun demilian kalau ditelusuri buku terakhir ini juga diilhami oleh Ajaran-Ajaran Budha dan Kristen serta juga dibahas di Ajaran Islam.