Berkarya or Serakah

kita memang harus berkarya
dengannya kita bisa makan
kita bisa menghasilkan sesuatu
yang pastinya akan berguna bagi kita, keluarga, bangsa dan dunia

berkarya dalam hidup membuat kita berarti.
namun sayang,
sering kita berkarya menghasilkan sesuatu
tapi kita juga berkarya merusak sesuatu
yang harganya lebih mahal dari yang menguntungkan.

Ingatkah kita pada alam kita?
yang sudah sangat baik memberi semuanya pada kita
tapi apa balasan kita padanya?
pantaskah alam menerima apa yang kita lakukan padanya
setelah madu kita perah dari dalamnya?
kita bukan harus jadi anti akan proses memeras madu alam
tapi kita HARUS cermat dalam memeras madu itu
sehingga madu yang kita dapat
menghasilkan madu-madu berkat
bukan madu-madu kutuk dari dosa kita merusak alam.
dan dosa kita pada anak cucu kita.

pikirkanlah!
orang macam apa kita
yang tega dan dengan sadar
menitipkan bencana kepada akan cucu

Lindungilah fungsi dari bumi
sehingga ia dapat berjalan sesuai peruntukannya
dan kita yang mengusahakan kekayaan alam
aman dan tentram dalam mengelolanya.


Mikha
- save the earth
"Mikha Umar" miekha_oemar@yahoo.com
Sat, 01 Dec 2007 03:24:31 -0000

Dulu Waktu Masih di Kampus sih...

From: hendra irmawanto [mailto:hendrapkb@ yahoo.com]
Sent: 06 Nopember 2007 9:00
To: Minyak834@yahoogrou ps.com
Subject: Re: Balasan: Re: [Minyak834] Fw: [babarsari-1] Fwd: [upnvy] Halal Bihalal Alumni UPN Yogyakarta
Hallo Ka,....apa kabar?...Salam sejahtera selalu.
Oh..ya saya tanggal 9 Nov berangkat ke Swagelok Co. di Cleveland, Ohio. Kira-kira berapa jam naik pesawat atau mobil dari Cleveland ke Houston? Kalau dekat saya akan coba naik motor...he.. .he..he, macam Jogja - Bantul- Paris.

Salam,
Hendra Irmawanto/ 84.1890-TM...
Selalu Ingat NIM.




Eka Clarawati wrote:
Kaya'nya masih inget....Dua cowo kembar ketemu gede bukan?? (loe lebihtinggi dari Joe.).
Jadi inget film Twin-nya Arnold Swazeneger).
Loe kalo naek motor sama siapa di Pekanbaru kalo si Joe temen naek motor loe di Jkt? he..he...
Gue lagi jadi TKI di Houston...
Banyak bener ya temen2 kita di daerahSum-sel i.e. Pekanbaru, Prabumulih, etc...Ntar kalo reuni/kumpul2 hostnya orang2 yg lagi merantau di Sum-sel aja ya..Jadi Hanum, Erresbisa sekalian pulang kampung...



On 10/31/07,
Tio Hartato wrote:

Ka, apa kabar lue sekarang, pasti lue lupa sama Group Joe & Totok Cs di minyak 84.

Saya saat ini ada di pekanbaru cuman Joe yang di jakarta.

Lue saat ini tugasnya dimana mungkin nanti bisa sering kerjaan yang lainnya.>>

wassalam,

Totok
( Lue tahu khan Julukan si Joe utk gw )
HP : 0761-7014429



Eka Clarawati wrote:>>>>
Trisno - Jadi ke Houston ngga'?
Telphone ke HP US saya saja +12816587524 atau sms ke Hp ind saya +62811176865.
Tapi Akhir Nov - awal Dec saya ngga' ditempat.
Jadi, kasih tahu aja. Kemaren Pak Kardaya sama Pak Lutfi baru dateng.




"Sutrisno,Ir" sutrisno_s@bpmigas.com
Tue, 6 Nov 2007 09:14:10 +0700
Wuuuss………….Hendra, cleveland Houston jauuh, tapi by land enjoy kok……..sewa mobil saja di sana murah paling US$ 45/hari dapat van ala GMC …………….lewat highy way pemandangannya bagus ………
Trisno



Bener kata Trisno. Lagian skarang khan dingin di Cleveland. Kalo naikmobil memang lumayan jaraknya dan agak bahaya apalagi ditambah snow.Jadi paling safe sich naik pesawat kira2 3jam-an direct to Houston.

Monggo mampir kalo banyak waktu.

"Eka Clarawati" EClaraw@gmail.com
Mon, 5 Nov 2007 21:44:49 -0500



Ok mas Hendra, saya belum ada schedule ke Pekanbaru, sebelum lebaran kemarin saya inspeksi ke Chevron dan BOB Pertamina - Bumi Siak Pusako, saat ini lagi sibuk audit program akhir tahun. Untuk ke Cleveland – USA saya anjurkan ada driver guidencenya karena cuaca lagi nggak bagus (lagi awal musim dingin), SIM Indonesia kalau nggak salah bila ada kalimat “Drive Licence” itu berarti berlaku untuk International, tapi coba tanyakan ke rental mobilnya. Have a nice pleasant to your next journey. Thanks.

Regards
Trisno - BPMIGAS




ANDRIANO LALANG wrote:
Hendra .... rencana ne awakmu di US sampai kapan?
Cleveland, Ohio - Houston, Texas sekitar 2100 Km. Ne' kowe nyetir eh sekitar 80-120 km/jam (tergantung kondisi jalanan) di highway dan hanya 2-3 kali stop makan di jalan bisa dapat 22-24 jam one way. Itu kalau tidak banyak stop ambil photo2. Biasa nya Nov pertengahan- akhir itu belum tebal2 snow nya dan daerah South sebagian besar belum turun snow. Kalau ada teman bisa gantian nyetir dan enaknya bisa lihat banyak state dan tempat2 yg menarik, kapan lagi iya nggak? Tapi kalau ragu2 ambil aman nya saja naik pesawat seperti kata Eka. Terus kalau sudah ke Houston, nyebrang ke Canada ...-:) email aku kalau sudah sampai di Ohio nanti aku telp.
----- Original Message -----




Andre,.....aku di Cleveland 10 - 16 Nov. Kemudian 17 - 21 Nov aku main ke New York. Ya..setelah itu kalau bisa kita ketemuan dimana terserah pak Andre aja. Bisa reply alamatmu Ndre?

Salam,
Hendra Irmawanto




From: pandu antariksa [mailto: pandu_antariksa@ yahoo.com]> >
Sent: 30 Oktober 2007 8:52> > To: Minyak834@yahoogrou ps.com> >
Subject: RE: [Minyak834] Fw: [babarsari-1] Fwd: [upnvy] Halal Bihalal> Alumni UPN Yogyakarta
Trisno, Kowe dadi anak buahe sopo ?! lantai piro ?
Salam kanggo P. Sinang, Mas Nurwahidi, P. Mulyani, P. Kuswo.
Pak Tri pindah nang endi sak iki ?! P. Suhadi Sukama opo isih ?


Rgrds,
Pandu




On 10/29/07, Sutrisno,Ir wrote:
Pandu, piye kabare awakmu?
Wah suwe ora ketemu. Kok banyak kenal orang BPMIGAS, kapan ketemune ?
Aku pindah ke BPMIGAS tahun 2003, sebelumnya di Departemen ESDM sebagai Auditor Bidang Migas (1994-2003), Posisiku ning BPMIGAS saiki : "Auditor Pengawasan Manajemen" dibawah P. Bambang Prabowo (sebelumnya Kepala Dinas di Divisi Eksploitasi BPMIGAS), bosku nduwur maneh Pak Taslim Yunus (sebelumnya Tenaga Ahli ).

Salam
Trisno – BPMIGAS
(TM '84 UPN)

Hooray, Laskar Pelangi saya diganti

Saya pikir episode singkat kesalahan pesan buku selesai sudah. Saya puas bisa membuat artikel tanpa harus menyebut nama toko bukunya, nama tokohnya, nama kurirnya.

Beberapa respon datang melalui email yang tetap mencecar agar saya memberikan nama toko buku tersebut. Saya bilang ya sudahlah, buat lucu-lucuan saja kok. Bangsa ini sudah kondang menjadi beringas dengan urusan kecil sampai besar. Terus terang, saya tidak ingin menambahkan daftar panjang tersebut.

Lalu datang surat simpatik dari seorang ibu, sebut saja Desi. "mas kalau mau beli buku yang saya percayai, ini alamatnya..." Terpaksa saya menjawab, justru toko andalannya tersebut yang bermasalah dengan saya. Ternyata si ibu masih keukeuh membawa isu ini ke pejabat tertinggi toko buku tersebut yang kebetulan shohibahnya. Tentunya sang pemilik toko buku tidak ngeh, tidak mendeteksi adanya salah kirim. Karena keluhan saya tidak disampaikan oleh kurir yang memang bukan tugasnya. SMS sayapun dianggap sepi oleh stafnya. Tidak dianggap sebagai cambuk.

Maka betapa kagetnya saya ketika saya diberitahu bahwa ada kiriman buku dengan pesan sebagai pengganti kesalahan kirim. Sementara buku yang salah boleh disimpan oleh saya.

Saya sampai menyabut bulu ditangan yang sudah terdiri dari dua warna. Kuatir hanya mimpi saya berada di luar negeri.

Maka sayapun semakin mantab, lain kali akan membeli buku online kepada toko kutubuku tersebut. Sebab kalau terjadi kesalahan mereka akan melakukan perbaikan kedalam.

Tentu rasa terimakasih saya kepada pembaca, sahabat pena, yang sekalipun belum pernah bertemu muka, namun nekad juga memperjuangkan hak saya dengan segala jalur yang dimilikinya. Sungguh, sekali lagi saya merasakan indahnya sebuah persahabatan.

Mimbar Bambang Saputro
to upnvy
2 November 2007



Komentar:

Wah Pak, karena bukunya sudah lengkap... ditunggu ringkasan bukunya atau diceritakan kembali versi panjenengan ya ... he...he...

Rgrds,
Putri E'88
Putriana Dewi
to UPN



Nah, kali ini Mas Mim mesti memberikan nama toko buku tsb.
Piye Mas??

ASSIFA PA
assifa_pa@telkom.net
to upnvy, Mimbar

Palu

Seperti biasa, saat waktu mau memasuki pesawat terbang, hati menjadi deg-deg an. Memang kendaraan ini sangat mewah untuk ukuran kantong yang lebih layak naik travel L300 atau bis. Akunya menjadi tidak tenang karena berpikir “kalau sudah di dalam pesata, hanya bisa pasrah kalo terjadi apa-apa…”.

Saya naik batavia air menuju Palu dengan transit di Balikpapan. Keberangkatan sempat tertunda 1,5 jam (kayak jadwal kereta aja hehe). Transit di balikpapan ternyata juga hanya 10 menit dan tidak boleh meninggalkan pesawat. Padahal dah mimpi mau menginjakkan kaki pertama kali di tanah Kalimantan. Sekitar jam 20 WITA kami memasuki bandara Mutiara Palu, ini juga pertama kalinya aku ke tanah celebes.

Produk katrok menyebabkan aku baru bisa ke luar Jawa saat berumur 30 tahun ke atas, berturut-turut Madura, Bali, Riau, Lampung dan Aceh.

Kami menuju hotel (baca: wisma) yang cukup dikenal di kota ini. Mulailah aku mengenal bagaimana suasana kota ini. Pergiliran listrik yang masih sering terjadi, rambu-rambu (petunjuk arah, red.) sangat jarang ada, bangunan rumah/gedung beratap seng (bukan genting), sulitnya mendapatkan nasi pulen (empuk), dan hawa udara yang cukup panas, serta ketersediaan air tanah sangat rendah. Setiap toko yang cukup besar biasa menggunakan jenset (?) pada saat pemadaman listrik. Petunjuk arah yang jarang menyebabkan pelancong, seperti kami, sering kebingungan menuju tempat tujuan, bahkan juga untuk kembali ke hotel tempat kami menginap.

Wilayah ini juga sangat jarang menghasilkan produk beras karena umumnya kurang subur dan ketersediaan air rendah. Badan juga dibuat kurang nyaman karena di luaran sangat gerah dan panas, tetapi di dalam kamar hotel sering kedinginan karena AC.

Kondisi lahan datar hanya di sekitar kota Palu, namun sekelilingnya berupa pegunungan terjal dengan solum tanah (kedalaman tanah) sangat tipis. Tanaman dominan hanya semak dan kelapa. Sebaiknya jangan berpikir mengembangkan pertanian atau hutan produksi karena walau lahannya sangat luas tetapi kebanyakan berbatuan induk berupa kapur, tanahnya tipis, dan kemiringan lerengnya sangat curam. Dari kota Palu menuju Donggala, bentuk lahan umumnya lahan pesisir pantai yang sangat pendek (sekitar 50 meter) langsung berbatasan dengan lereng pegunungan yang curam. Praktis, segala aktifitas manusia dan pembangunan hanya mengandalkan petak datar tersebut.

Pantai di Palu sangat menakjubkan karena berada di teluk memanjang lebih dari 20 km, air lautnya bening, kebanyakan pasir putih, dan hampir tidak ada ombak. Saya malah bermimpi di sini ada jetsky atau wisata pantai lainnya. Konon keindahannya tidak kalah dengan Bunaken di Manado. Namun agaknya pantai ini belum digarap dengan baik untuk pariwisata. Aku banyak menikmati makan yang serba ikan dengan ramuan bumbu khas Palu (borehan cabe dan sambel dabu-dabu). Ikan seperti kakap merah banyak ditemukan di sini. Namun kadang harganya cukup mencekik bagi pelancong. Maka kadang kita lebih ‘aman’ makan di rumah makan padang atau KFC yang harganya cukup standard nasional. Saya sempat kurang ‘ngeh’ saat mencoba sop Kaledo kok diberi sepiring singkong rebus. Ternyata itu adalah paket kekhasannya.

Sepanjang jalan yang dilalui juga banyak terdapat sapi dan kambing yang bebas berkeliaran. Jadi kalo kita turun di sebuah kebun harus hati-hati agar kaki tidak menginjak kotoran hewan yang sudah kering. Aku juga sempat mengamati sebuah bukit di donggala yang konon di situ pernah dijadikan pangkalan pesawat terbang jaman pendudukan Jepang. Konon juga ada orang Taiwan yang ingin menanamkan investor untuk pembuatan lapangan terbang. Kontan saja lokasi itu sekarang ini 80% sudah dibeli oleh para spekulan yang menunggu keuntungan ganti rugi dari alih fungsi lahan.

Tidak lupa aku membeli makanan dan souvenir khas buat oleh-oleh. Sabtu aku pulang menuju jogja, kembali transit di balikpapan. Ternyata dari balikpapan aku baru bisa melihat ke bawah, bahwa pesawat memilih terbang menyusuri pantai sebelum menyeberang ke laut. Bahkan saat masuk ke pulau jawa, aku melihat jelas di atas pulau ini banyak terdapat awan, tetapi tidak untuk di atas lautan. Agaknya pesawat masuk melewati pegunungan muria, ke selatan melewati bengawan solo, waduk gajahmungkur, dan baru belok ke wilayah jogja. Pesawat sempat lama berputar sebelum landing karena saat itu di atas yogya berawan sangat tebal.

Pantai di Palu sangat menakjubkan karena berada di teluk memanjang lebih dari 20 km, air lautnya bening, kebanyakan pasir putih, dan hampir tidak ada ombak.

Saya malah bermimpi di sini ada jetsky atau wisata pantai lainnya. Konon keindahannya tidak kalah dengan Bunaken di Manado. Namun agaknya pantai ini belum digarap dengan baik untuk pariwisata.

Aku banyak menikmati makan yang serba ikan dengan ramuan bumbu khas Palu (borehan cabe dan sambel dabu-dabu). Ikan seperti kakap merah banyak ditemukan di sini. Namun kadang harganya cukup mencekik bagi pelancong. Maka kadang kita lebih ‘aman’ makan di rumah makan padang atau KFC yang harganya cukup standard nasional. Saya sempat kurang ‘ngeh’ saat mencoba sop Kaledo kok diberi sepiring singkong rebus. Ternyata itu adalah paket kekhasannya.Sepanjang jalan yang dilalui juga banyak terdapat sapi dan kambing yang bebas berkeliaran. Jadi kalo kita turun di sebuah kebun harus hati-hati agar kaki tidak menginjak kotoran hewan yang sudah kering.

Aku juga sempat mengamati sebuah bukit di donggala yang konon di situ pernah dijadikan pangkalan pesawat terbang jaman pendudukan Jepang. Konon juga ada orang Taiwan yang ingin menanamkan investor untuk pembuatan lapangan terbang. Kontan saja lokasi itu sekarang ini 80% sudah dibeli oleh para spekulan yang menunggu keuntungan ganti rugi dari alih fungsi lahan.

Tidak lupa aku membeli makanan dan souvenir khas buat oleh-oleh. Sabtu aku pulang menuju jogja, kembali transit di balikpapan. Ternyata dari balikpapan aku baru bisa melihat ke bawah, bahwa pesawat memilih terbang menyusuri pantai sebelum menyeberang ke laut. Bahkan saat masuk ke pulau jawa, aku melihat jelas di atas pulau ini banyak terdapat awan, tetapi tidak untuk di atas lautan. Agaknya pesawat masuk melewati pegunungan muria, ke selatan melewati bengawan solo, waduk gajahmungkur, dan baru belok ke wilayah jogja. Pesawat sempat lama berputar sebelum landing karena saat itu di atas yogya berawan sangat tebal.

muhamad kundarto maskund@yahoo.com
[upnvy] 5 November 2007

Pesan Trilogi dapat Triplex

Gara-gara resensi seorang Wikimuer mengenai bukuLaskar Pelangi, saya seperti mati langkah. Niat mengebet baca buku habis. Tapi Apa daya. Pertama saya ada di tengah laut, kedua kalaupun saya sampai di daratan Perth maka toko buku macam Dymocs, Borders jelas tidak akan menjual buku karya Andrea Hirata tersebut. Maka untuk memenuhi hasrat yang berkobar, sebuah toko buku online saya pilih.

Maksud hati saat kepulangan ke tanah air buku sudah jleg di depan mata. Halaman depan situs ini bertaburan pujian nan tiada kering, cepat, baru klik pesan, tahu-tahu sudah "jleg"di depan mata sehingga membuat saya Muantabz melakukan pesanan online.

Perlahan saya baca resep memesan. Saya klik Laskar Pelangi harga X rupiah, saya klik Sang Pemimpi Y rupiah, saya klik Edensor Z rupiah. Lalu ketiga petikan ini saya masukkan keranjang belanja.Upacara pesan memesan diakhiri dengan perintah beli.

Situs menjumlah tiga deret sederhana. "Jeglek" yang muncul angka kurang pas. Barangkali persamaan hasil persilangan antara Pitagoras dengan rumus membuat KTP karena menghasilkan X+Y+Z = X+X+X.

Gagal bertransaksi, saya cabut dari situs tersebut lalu setelah surfing kesana kemari entah kenapa kepingin balik ke situs awal. Kelihatannya ada sistem error pada situs tersebut. Kebetulan pikir saya, kalau ada anomali, bakalan ada berita.
Saya nekad memesan tiga buku, bahkan melunasi pembayarannya.

Ada beberapa hari email saya dijawab. Alasannya masih liburan hari Raya. Lalu seorang berinisial "D"menegaskan apa betul saya pesan tiga buku yang sama. Terang saya jawab "Tidak, saya tidak pesan tiga buku yang sama, saya pesan buku jilid 1, Jilid 2 dan Jilid3″

Email dijawab, baik pak, pesanan sudah diperbaiki.

Dua minggu setelah lebaran, terbaca SMS dari toko buku online. Buku akan dikirim besok tanggal sekian.

Takut saya tidak ada di Jakarta (lha saya kan di Bekasi), status Menunggu Cemas saya naikkan menjadi Waspada Menunggu. Ternyata buku yang dijanjikan tidak datang.

Baik kalau begitu, saya SMS kembali, dan dijawab "Maaf Penerbitnya belum kirim Buku" - Inilah hebatnya cara kita berbisnis, mulai dari karyawan tidak masuk pada saat liburan sudah usai, penerbitan yang lelet, segala macam parameter ikut ditimpakan kepada pelanggan. Jangan-jangan bertengkar dengan istri dirumah gara-gara jatah malam tidak diberikan akan mengajak pelanggan menanggung akibatnya.

Kebetulan status saya turunkan menjadi "masa bodoh" alias tidak terlalu memikirkan pemesanan, di Jakarta, sang kurir datang.

"Tolong dicek pak," katanya sambil mengendorkan jaket dan sarung tangan kulitnya.

Sebelum membuka bungkusan bersampul kertas kopi ini, saya meraba ketiga buku. "Saya merasakan ada salah kirim. Mari kita buktikan.."

Bret sampul saya buka. "Buku salah kirim. Saya pesan jilid satu, jilid dua, jilid tiga. Ini semuanya buku jilid satu sebanyak tiga buku" - sebab warna buku, ketebalan, dan judulnya sama "Laskar Pelangi."

Kurir keukueh dengan mengatakan memang ada buku dengan ketebalan dan cover sama, tetapi isinya berbeda Pak. Maka kali ini buku dibedah.

Bab I bertajuk Sepuluh Murid Baru.

Buku lainnya saya buka dan Bab I dengan tajuk serupa saya pelototkan di depan kurir.

Kali ini dia menyadari pendapatnya digugurkan.
"Saya kan cuma kurir pak! Jauh juga ya pak dari Jatinegara ke Grogol" - keluar ilmu simpanannya. Kata sakti yang bisa berarti sudah jauh dikirim masak dikembalikan, kasian dong kepada kurir yang sudah buang bensin dan waktu, maklum lebaran belum lama, pegawai masih mengantuk.

Lalu saya tanda tangani formulir berita acara, bahkan masih ada pesan khusus. Bila anda puas dengan pelayanan kami, silakan kirim testimonial ke email addres xxxxgmail.

Dan sekalipun ongkos kirim sudah tertulis 0000, maka seperti biasa saya memberikan uang puas sekedarnya. Maka sekaligus melegitimasi kesalahan dimaafkan.

Kapokkah saya dengan toko buku yang ternyata super lelet dan super salah ini. Tidak.

Saya masih kirim SMS, saya pesan Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov, tapi tidak pakai salah, tidak pakai lama.

Siapa tahu bisa bikin cerita aneh lagi.



Mimbar Saputro
30 Oct (5 days ago)
to upnvy@yahoogroups.com

date
30 Oct 2007 13:14

subject
[upnvy] Pesan Trilogi dapat Triplex

signed-by
yahoogroups.com

mailed-by
returns.groups.yahoo.com

1 JAM

Kiriman dari milis upnvy.
----- Original Message -----
From: Mikha Umar
To: mailto:upnvy@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 01, 2007 11:46 AM

Subject: [upnvy] 1 jam



Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,"Ayah, bisakah seseorang melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa?"

Ayahnya menjawab sambil tersenyum : "tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup setahun tanpa berbuat dosa?" tanyanya lagi. Ayahnya berkata: "tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sebulan tanpa berbuat dosa?"Lagi-lagi ayahnya berkata : "Tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sehari saja tanpa berbuat dosa?" gadis kecil itu bertanya lagi.

Ayahnya mengernyitkan dahi dan berpikir keras untuk menjawab: "mm.....mungkin bisa, nak."

"Lalu.... bisakah seseorang hidup satu jam tanpa dosa? tanpa berbuat jahat untuk beberapa saat, hanya waktu demi waktu saja, yah? Bisakah?"

Ayahnya tertawa dan berkata : "Nah, kalau itu pasti bisa, nak."

Gadis kecil itu tersenyum lega dan berkata :

"Kalau begitu ayah,
aku mau memperhatikan hidupku jam demi jam,
waktu demi waktu,
momen demi momen,
supaya aku bisa belajar tidak berbuat dosa.
Kurasa hidup jam demi jam lebih mudah dijalani, ya?"
GBU





Minyak834] Fw: [upnvy] 1 jamStandard Header
Rizal pku gmail
AddFriday, November 2, 2007 9:24:40 AM
To:Minyak834@yahoogroups.com

Komentar:

bagus sekali tulisan ini...

kang cep
cecep sugiyanto< cecepsugiyanto@yahoo.com>

.............................................................................................

Betul. setuju, bagus ini.

Wassalam,

Hendratmoko (Hendi)

PT. FPS Indonesia - Jakarta Office

(Group Members of Famous Pacific Shipping)

Phone : 6221-6906586 Fax : 6221-6907403 Mobile : 62-811980399

Email : hendratmoko@fpsindonesia.co.id

Home Page: www.fpsindonesia.co.id




Delapan Jam Di Perbatasan Entikong - Tebedu

Sekali waktu di terminal keberangkatan luar negeribandara Soekarno-Hatta. Selesai tas jinjing disinar-X,rupanya petugas imigrasi tahu kalau di dalamnya adatumpukan uang lima-puluh ribuan. Tanpa basa-basi,dengan senyum cengengesan di depan orang lain, pakpetugas nembung (minta ijin) : ”Boleh ditinggal satulembarannya, Pak?” (maksudnya lembaran uang lima puluhribuan tentu). Terkejut juga saya didadak permintaanpak petugas imigrasi ini. Sama sekali tidak mendugabakal ditanya seperti itu. Dengan cepat saya jawab (maksudnya berkelit) : ”Wah, maaf pak. Itu uangtitpan”, sambil saya ngeloyor pergi. Maksudnya,titipan dari istri untuk beli oleh-oleh.Sekali yang lain di terminal keberangkatan luar negeribandara Ngurah Rai. Saya siapkan uang tiga juta rupiahuntuk membayar fiskal 3 orang, yaitu saya, istri dananak pertama yang umurnya sudah diatas 12 tahun.Rupanya petugas imigrasi penjual fiskal cukup berbaikhati memberi saran. ”Kalau bapak mau, anak bapak cukupbayar lima ratus ribu saja, nanti anaknya saya anggapmasih di bawah 12 tahun. Lumayan hemat, pak”.Kata-kata ”lumayan” ini cukup menggoyahkan pikiranlurus saya. Dengan cepat saya lakukan mencongak(menghitung di pikiran), lima ratus ribu rupiah (IDR)adalah sekitar seratus dollar Australia (AUD).Celakanya kok ya saya ikuti juga pikiran bengkokdengan menerima tawarannya. Ya, gara-gara fakor”lumayan” itu tadi.... Setelah itu baru saya menyesalsetengah mampus telah turut ambil bagian dalam tindaktak terpuji. ***

Hari masih pagi ketika saya tiba di perbatasan Entikong – Tebedu, Kalimantan Barat, setelah menempuhperjalanan lebih 6 jam dari Pontianak dengan bis\non-eksekutif. Menjelang jam 7 pagi, gerbang perbatasan sudah mulai ramai oleh para pelintas batas yang berurusan dengan petugas imigrasi. Masing-masing orang sudah siap dengan paspor di tangan. Juga saya. Giliran paspor saya diperiksa, agak lama pak petugas membolak-balik paspor. Spontan saya menduga, pasti ada yang tidak beres. Inilah pertama kali saya menggunakan paspor sejak terakhir kali pulang dari mancanegara nempat tahun yang lalu melalui bandara Ngurah Rai. Ada apa gerangan? Entah kenapa, dan saya sendiri juga baru ngeh.....Rupanya ketika masuk ke Denpasar empat tahun yang lalu, petugas imigrasi di sana waktu itu tidak mengambil kartu kedatangan yang disteples di paspor dan lupa tidak memberi cap stempel kedatangan. Dengan kata lain, selama empat tahun ini status kependudukan saya, menurut hukum keimigrasian, saya dianggap masih bergentayangan di luar Indonesia. Maka petugas imigrasi Entikong pun bingung. Lha, wong ”masih berada” di luar negeri kok ujuk-ujuk minta ijin menyeberang ke luar negeri. Saya lalu dipertemukan dengan seorang atasan di kantor imigrasi Entikong. Mulanya saya pikir ini hanya soal fulus bin duit. Rupanya, kasus saya dinilai tergolong pelik. Pihak imigrasi Entikong dengan tegas mengatakan tidak bisa membantu, karena resikonya tergolong berat. Kalau saja waktu itu saya masuk kembali ke Indonesia melalui Entikong, kemungkinan besar masih bisa diakalin. Akan tetapi karena saya masuknya melalui Denpasar, maka harus ada stempel kedatangan dari imigrasi Ngurah Rai, baru paspor saya bisa digunakan kembali. Intinya, saya tidak bisa meninggalkan Indonesia. Sementara teman seperjalanan saya dari Yogya bisa langsung melanjutkan perjalanan ke kota Kuching, ibukota negara bagian Serawak, Malaysia. Weleh-weleh..... dheleg-dheleg saya....... Masak harus ke Denpasar dulu..... Sambil duduk termangu dan pesan kopi di kantin Indonesia (maksudnya kantin yang berada",1]);//-->eksekutif. Menjelang jam 7 pagi, gerbang perbatasansudah mulai ramai oleh para pelintas batas yangberurusan dengan petugas imigrasi. Masing-masing orangsudah siap dengan paspor di tangan. Juga saya. Giliranpaspor saya diperiksa, agak lama pak petugasmembolak-balik paspor. Spontan saya menduga, pasti adayang tidak beres. Inilah pertama kali saya menggunakanpaspor sejak terakhir kali pulang dari mancanegaraempat tahun yang lalu melalui bandara Ngurah Rai. Adaapa gerangan?Entah kenapa, dan saya sendiri juga baru ngeh.....Rupanya ketika masuk ke Denpasar empat tahun yanglalu, petugas imigrasi di sana waktu itu tidakmengambil kartu kedatangan yang disteples di paspordan lupa tidak memberi cap stempel kedatangan. Dengankata lain, selama empat tahun ini status kependudukansaya, menurut hukum keimigrasian, saya dianggap masihbergentayangan di luar Indonesia. Maka petugasimigrasi Entikong pun bingung. Lha, wong ”masihberada” di luar negeri kok ujuk-ujuk minta ijinmenyeberang ke luar negeri. Saya lalu dipertemukan dengan seorang atasan di kantorimigrasi Entikong. Mulanya saya pikir ini hanya soalfulus bin duit. Rupanya, kasus saya dinilai tergolongpelik. Pihak imigrasi Entikong dengan tegas mengatakantidak bisa membantu, karena resikonya tergolong berat.Kalau saja waktu itu saya masuk kembali ke Indonesiamelalui Entikong, kemungkinan besar masih bisadiakalin. Akan tetapi karena saya masuknya melaluiDenpasar, maka harus ada stempel kedatangan dariimigrasi Ngurah Rai, baru paspor saya bisa digunakankembali. Intinya, saya tidak bisa meninggalkanIndonesia. Sementara teman seperjalanan saya dariYogya bisa langsung melanjutkan perjalanan ke kotaKuching, ibukota negara bagian Serawak, Malaysia.Weleh-weleh..... dheleg-dheleg saya....... Masak haruske Denpasar dulu..... Sambil duduk termangu dan pesankopi di kantin Indonesia (maksudnya kantin yang berada
di wilayah Indonesia, sebab nanti ada kantin yangberada di wilayah Malaysia), saya mencoba merenungkankejadian yang saya alami pagi itu. Seprana-seprene...., ya baru kali inilah saya paham narti pentingnya stempel keimigrasian yang dicapkan di paspor. Mencoba tidak menyerah. Setelah menghubungi relasi yang berada di Kuching, yang mengundang untuk ketemu di sana siang itu, saya ceritakan apa yang terjadi. Pendek cerita, entah bagaimana hubungan-hubungannya saya tidak tahu, kemudian saya diminta menemui seorang petinggi imigresyen Malaysia di Tebedu (seberangnya Entikong). Saya pun melenggang melintasi gerbang perbatasan, karena seorang Bapak bertubuh gemuk dan memakai baju batik (begitu ciri-ciri orang yang harus saya temui) sudah menunggu di wilayah Malaysia. Sekali lagi saya ceritakan apa yang terjadi. Bapak pejabat imigrasi Malaysia itu pun berjanji akan mencarikan penyelesaian atas masalah paspor saya. Katanya, Malaysia welcome terhadap kedatangan saya, tapi masalahnya ada di imigrasi Indonesia. Beliau berjanji akan segera membicarakannya dengan pihak imigrasi Indonesia. Dengan ramah saya diminta menunggu di kantin Malaysia, dan tidak lupa saya disangoni (dibekali) uang 20 ringgit. Sungguh surprise....Bukannya dimintai uang malah diberi uang saku. Agaknya beliau tahu bahwa tidak ada gunanya saya berada di kantin Malaysia kalau saya tidak pegang uang Malaysia, wong di sana mbayar-nya pakai ringgit. Sejam, dua jam, saya masih sabar menanti pejabat imigrasi Indonesia yang katanya mau menemui saya. Tiga jam, empat jam, saya mulai pesimis. Lima jam, enam jam, saya mulai ngantuk dan baiknya saya lupakan saja untuk memperoleh ijin keluar dari Indonesia (meskipun faktanya saya sudah nongkrong di kantin Malaysia) karena saya mulai yakin bahwa upaya Bapak pejabat imigrasi Malaysia itu tidak berhasil. Soal lama menunggu tanpa kepastian rasanya saya cukup",1]
);//-->di wilayah Indonesia, sebab nanti ada kantin yangberada di wilayah Malaysia), saya mencoba merenungkankejadian yang saya alami pagi itu. Seprana-seprene...., ya baru kali inilah saya pahamarti pentingnya stempel keimigrasian yang dicapkan dipaspor. Mencoba tidak menyerah. Setelah menghubungi relasiyang berada di Kuching, yang mengundang untuk ketemudi sana siang itu, saya ceritakan apa yang terjadi.Pendek cerita, entah bagaimana hubungan-hubungannya saya tidak tahu, kemudian saya diminta menemui seorangpetinggi imigresyen Malaysia di Tebedu (seberangnyaEntikong). Saya pun melenggang melintasi gerbangperbatasan, karena seorang Bapak bertubuh gemuk danmemakai baju batik (begitu ciri-ciri orang yang harussaya temui) sudah menunggu di wilayah Malaysia. Sekalilagi saya ceritakan apa yang terjadi.Bapak pejabat imigrasi Malaysia itu pun berjanji akanmencarikan penyelesaian atas masalah paspor saya.Katanya, Malaysia welcome terhadap kedatangan saya,tapi masalahnya ada di imigrasi Indonesia. Beliauberjanji akan segera membicarakannya dengan pihakimigrasi Indonesia. Dengan ramah saya diminta menunggudi kantin Malaysia, dan tidak lupa saya disangoni(dibekali) uang 20 ringgit. Sungguh surprise....Bukannya dimintai uang malah diberi uang saku. Agaknyabeliau tahu bahwa tidak ada gunanya saya berada dikantin Malaysia kalau saya tidak pegang uang Malaysia,wong di sana mbayar-nya pakai ringgit.Sejam, dua jam, saya masih sabar menanti pejabatimigrasi Indonesia yang katanya mau menemui saya. Tigajam, empat jam, saya mulai pesimis. Lima jam, enamjam, saya mulai ngantuk dan baiknya saya lupakan sajauntuk memperoleh ijin keluar dari Indonesia (meskipunfaktanya saya sudah nongkrong di kantin Malaysia)karena saya mulai yakin bahwa upaya Bapak pejabatimigrasi Malaysia itu tidak berhasil.Soal lama menunggu tanpa kepastian rasanya saya cukup
berpengalaman, kesalnya. Tapi menunggu dengan tanpa bisa berkomunikasi sungguh membuat geram. Pasalnya,ponsel saya (yang tidak ada kameranya) ternyata habis baterei, charger tidak terbawa, orang di kantin sekitarnya tidak ada yang punya charger. Alamak....! Mau saya tinggal pergi, iya kalau relasi saya datang bagaimana? Mau menunggu terus, sampai jam berapa? Mencoba mengisi waktu dengan membuka laptop, lha kok ndilalah batereinya juga habis. Mau dicolokkan ke listrik kantin ternyata kabel charger kurang poanjang.Ugh....!Kebetulan ada seorang penjual jasa penukaran uang yang lagi makan di kantin, kebetulan juga punya HP yang mereknya sama dengan HP saya. Sejurus kemudian saya memberanikan diri meminjam ponselnya dan saya jelaskan bahwa saya akan menggunakan kartu chip ponsel saya sendiri, dengan cara memindahkannya. Setidak-tidaknya dia tidak rugi pulsa. Maka berkat jasa baik pedagang valas liar itulah akhirnya saya bisa menghubungi relasi di Kuching. Akhirnya teman dan relasi saya datang bermaksud menjemput. Sekali lagi akan diupayakan untuk deal dengan pihak imigrasi Indonesia di Entikong. Relasi saya masih yakin bahwa ini hanya soal fulus bin duit. Tapi rupanya keputusan memang sudah final, bahwa masalah paspor saya tergolong masalah rumit yang tak seorangpun petugas imigrasi Indonesia di sana berani membuat ”terobosan”. Ya sudah. Teman dan relasi saya melanjutkan perjalanan sesuai rencana, saya pun segera mengejar bis terakhir yang kembali menuju ke Pontianak. Delapan jam di perbatasan Entikong – Tebedu yang sangat membosankan, seperti orang hilang. Padahal ya tidak ngapa-ngapain, kecuali menunggu, makan, minum, udut, sambil ngantuk-ngantuk... Tapi seorang bapak gemuk berbaju batik petinggi imigresyen Malaysia tadi telah mengajarkan saya tentang bagaimana kita perduli pada kesulitan yang sedang dihadapi orang lain, dan orang lain itu bukan siapa-siapanya..... ",1]);//-->berpengalaman, kesalnya.
Tapi menunggu dengan tanpa bisa berkomunikasi sungguh membuat geram. Pasalnya,ponsel saya (yang tidak ada kameranya) ternyata habis baterei, charger tidak terbawa, orang di kantinsekitarnya tidak ada yang punya charger. Alamak....!Mau saya tinggal pergi, iya kalau relasi saya datangbagaimana? Mau menunggu terus, sampai jam berapa?Mencoba mengisi waktu dengan membuka laptop, lha kokndilalah batereinya juga habis. Mau dicolokkan kelistrik kantin ternyata kabel charger kurang poanjang.Ugh....!Kebetulan ada seorang penjual jasa penukaran uang yanglagi makan di kantin, kebetulan juga punya HP yangmereknya sama dengan HP saya. Sejurus kemudian sayamemberanikan diri meminjam ponselnya dan saya jelaskanbahwa saya akan menggunakan kartu chip ponsel sayasendiri, dengan cara memindahkannya. Setidak-tidaknyadia tidak rugi pulsa. Maka berkat jasa baik pedagangvalas liar itulah akhirnya saya bisa menghubungirelasi di Kuching.Akhirnya teman dan relasi saya datang bermaksudmenjemput. Sekali lagi akan diupayakan untuk dealdengan pihak imigrasi Indonesia di Entikong. Relasisaya masih yakin bahwa ini hanya soal fulus bin duit.Tapi rupanya keputusan memang sudah final, bahwamasalah paspor saya tergolong masalah rumit yang takseorangpun petugas imigrasi Indonesia di sana beranimembuat ”terobosan”. Ya sudah. Teman dan relasi saya melanjutkan perjalanansesuai rencana, saya pun segera mengejar bis terakhiryang kembali menuju ke Pontianak. Delapan jam di perbatasan Entikong – Tebedu yangsangat membosankan, seperti orang hilang. Padahal yatidak ngapa-ngapain, kecuali menunggu, makan, minum,udut, sambil ngantuk-ngantuk... Tapi seorang bapakgemuk berbaju batik petinggi imigresyen Malaysia taditelah mengajarkan saya tentang bagaimana kita perdulipada kesulitan yang sedang dihadapi orang lain, danorang lain itu bukan siapa-siapanya.....

Yogyakarta, 28 Oktober 2007.
Yusuf Iskandar
"http://groups.yahoo.com/group/upnvy

IN MEMORIAM (II): Pak Soen

Dalam petikan Surat Pengangkatan saya sebagai Dosen Luar Biasa di Jurusan Teknik Perminyakan UPN “VETERAN” Yogayakarta (d/h Fakultas) tahun 1991, tercantum bahwa salah satu mata kuliah yang saya diberi kewenangan untuk mengajar adalah: “Manajemen Industri Minyak & Gasbumi dan Geothermal”.

Pertama sekali saya mengenal almarhum bapak Soentoro,MEng, di kampus UPN Ketandan, kemudian beliau mengundang saya untuk datang ke kediamannya di Mess UPN “VETERAN” Jl. Timoho.

Ketika itu beliau belum lama pensiun dari PN. PERTAMINA dengan jabatan terakhir sbg Direktur Muda EP di PN.PERTAMINA (nulisnya harus huruf besar semua, kata beliau).

Keluarganya masih tinggal di komplek PERTAMINA di daerah Jl. Pemuda, Jakarta Timur, makanya kalau ke Yogya beliau akan menginap di Mess UPN tersebut.

Malam-malam saya datang mengunjungi beliau bersama seorang teman mahasiswa TM-UPN, kemudian beliau bercerita panjang lebar tentang pengalamannya selama bekerja di PN.PERTAMINA. Juga mengenai tawaran-tawaran yang banyak sekali diajukan kepada beliau, menjelang pensiun, dari berbagai instansi/perusahaan asing maupun nasional untuk menjadi konsultan atau pun tenaga pengajar/dosen.

Beliau akhirnya memutuskan untuk menjadi Dosen di Jurusan Teknik Perminyakan UPN “VETERAN” Yogyakarta karena berasumsi bahwa beliau dapat berperan lebih optimal di UPN. Baik karena pengalaman, jabatan maupun akses yang beliau miliki ke berbagai institusi yang terkait dengan industri Minyak & Gasbumi nasional maupun internasional.

Saya merasakan, malam itu, bahwa chemistry kami sama.

Kemudian saya menanyakan kepada beliau, kira-kira dalam hal apa saya dapat membantu beliau untuk mata kuliah yang diajarkannya di atas. Di Jurusan Teknik Perminyakan ITB, ketika itu, mata kuliah tersebut diberi nama “Field Management.”

“Saya nggak ngerti, apa saya ini bodoh atau bagaimana,” kata pak Soen, “kok begitu banyak mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah ini.” sambungnya.

“Kok bisa sampai beberapa angkatan mahasiswa yang mengulang mengambil mata kuliah ini.”

Kemudian saya tanya,”Pak sebenarnya yang mau bapak sampaikan kepada mahasiswa dalam mata kuliah itu intinya apa?”

Lalu beliau mengeluarkan setumpuk bundelan berisi UUD’45,Undang-Undang ttg PN.PERTAMINA, Peraturan Pemerintah, Keppres-Keppres, Peraturan dibidang Minyak dan Gasbumi, Textbooks... dlsb…dlsb…..

“Ooo…batin saya, mahfum,” sejak mahasiswa di ITB saya sudah membiasakan diri untuk membaca dan menulis, jadi saya dapat menangkap langsung inti persoalannya.

Beliau lebih banyak belajar dari pengalaman (Learning by Doing) bukan berlatar belakang dari mahasiswa S-1 yang kemudian jadi dosen profesional yang dapat menyusun Diktat atau Silabus kuliah secara terstruktur: jelas teori2nya, runtut, rinci , teratur sesuai SKS nya, dengan rujukan-rujukan atau referensi dari tulisan pakar-pakar di bidang industri Migas.

Tapi beliau sangat menguasai ilmu dan teori-teori Manajemen dan Kepemimpinan.
Ya…menurut saya beliau lebih menonjol dalam hal Leadership, sebagai pemimpin dan seorang Manager Oil Company yang handal, berani dan tegas.

Juga sebagai seorang Pandu; beliau senang, aktif dan menikmati dunia Kepramukaan.

Kesimpulan pertemuan kami malam itu, saya diberi kewenangan untuk mengajar di depan kelas dan membantu beliau dalam menyusun silabus mata kuliah Manajemen Industri Minyak & Gasbumi dan Geothermal, juga diktatnya.

Besoknya adalah hari pertama saya mengikuti beliau di kelas, saya lebih berperan sebagai Asrot (Asisten Sorot) dan pendengar yang baik. Beliau lebih banyak mengutip dan mengupas teori-teori manajemen, kemudian bercerita tentang penerapannya dengan ilustrasi pengalaman beliau ketika diberi kepercayaan oleh pemerintah RI untuk mengambil alih lapangan-lapangan minyak milik STANVAC (Belanda) di Sumatera Selatan (sekarang dikelola oleh Medco Energi).

Selanjutnya beliau lebih banyak berinteraksi, dengan mahasiswa yang hadir, dengan menanyakan kampung halaman masing-masing mahasiswa.

Hampir seluruh tempat asal mahasiswa yang ditanyainya beliau tahu persis tempat itu, bahkan makanan khas dan tempat-tempat makanan enak di daerah yang disebut para mahasiswa yang ditanya beliau lebih tahu dari sang mahasiswa sendiri.

Maklum…, bertahun-tahun sebagai pejabat tinggi PN.PERTAMINA.

Kesan saya waktu itu…, sama seperti pengalaman ketika pertama sekali saya berdiri di depan kelas mengajar mata kuliah Mekanisme Reservoir, saya membatin,” saya ini mengajar di Fakultas Teknik Perminyakan atau di Fakultas Hukum yah..… kok mahasiswanya banyak sekali…?”

Selama saya di UPN “VETERAN” Yogyakarta, kontribusi almarhum pak Soen yang terbesar bagi Jurusan Teknik Perminyakan ketika itu, yang saya garis bawahi adalah ketika saya dan bpk. Ir.HR. Soekotjo mengeluh kepada beliau tentang banyaknya mahasiswa yang belum melakukan Kerja Praktek dan Tugas Akhir karena jatah dari PERTAMINA dan Oil Company untuk mahasiswa TM-UPN melakukan kedua kewajiban akademis tersebut sangat kecil dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang belum dapat jatah ketika itu, numpuk.

Tidak lama setelah itu, kami membawa ratusan mahasiswa TM-UPN ke PERTAMINA Cirebon. Kedatangan ratusan mahasiswa waktu itu tidak terlalu merepotkan pejabat, staf dan karyawan PERTAMINA di Klayan, Cirebon.

Yang merepotkan mereka adalah karena pak Soen datang langsung; mengenakan dasi pramuka.

Karena beliau mantan PU (Pemimpin Umum) PERTAMINA EP III Cirebon, “terpaksa” seluruh pimpinan dan staff EP III yang ada waktu mendatangi beliau untuk menyambangi dan bersalaman dengan Bapak Buah nya.

Besoknya, sementara para mahasiswa kembali ke Yogyakarta, saya dengan beliau naik KA.Gunung Jati tujuan Jakarta, di tempat bagasi di atas tempat duduk kami saya lihat sudah tersedia lengkap beberapa kotak berisi berbagai oleh-oleh khas Cirebon yang diantar oleh mantan Anak Buah pak Soen.

Kami diantar hingga kami duduk dengan sempurna dan nyaman pada kursi sesuai dengan nomor yang tertera di tiket ……….di Kelas Eksekutif.


Komentar:

Bang Ronald,

Satu hal yang membuat saya teringat, beliau beserta ibu satu - satunya dosen NGU - PE - EN yang hadir di hari pernikahan saya tahun 1993 di dampingi teman kita sdr. Bowo Ganewanto, Nadhifin.

Semua ilmu beliau saat ini memang kita terapkan namun belum satupun muridnya yang menirunya, kalau kedudukan barangkali sudah banyak yang melebihi beliau.

Istilah beliau masih menggema "MEOK", "ADIBIBEBA", "MANGKUS"

Simposium kita di kala jaman penjajahan pendidikan NGU PE EN back up oleh beliau dan Mas Mu'in

Okeylah,
Selamat Jalan P. Soen, pengabdianmu kepada kami akan kami kenang sepanjang masa,....... ....


rgrds,
Pandu Antariksa
Minyak834@yahoogroups.com
31 Oktober 2007
3:03:56 AM


Moga2 Mas Kotjo cepat sembuh ya...Tolong kabar-kabari dech...

Kaya'nya Account tunggal buat sumbangan makin perlu. Problem orang2 seperti saya yang diluar biasanya minta tolong keluarga di Indonesia untuk transfer. Tapi kalau setiap kasih berita, no-nya ganti2 agak pusing juga yang di titipin...

Kedua, ngga' semua orang saya kenal (dengan baik). Apalagi kalau angkatan diluar 83-84. Totok aja protes kalau saya ternyata lupa julukan-nya (sorry yo...). Kalau mau transfer uang walaupun sedikit ke orang yg ngga' kenal kok agak ngga' sreg..ya..

Demikian komentar saya...

ZengSoe - biasanya orang Indonesia kalau diem aja berarti ok (Silence is golden...) Jadi kasih dateline aja...Bulan Syawal udah mo abis kaya'nya....

Wassalam,

Eka C
BP America,Houston,TX

On 11/1/07, Tio Hartato <mailto:tio_hartato@yahoo.co.id> wrote:
Ed, kelihatannya nanti pada waktu acara halal bi halal di Pekanbaru bisa di kumpul juga untuk meringankan mas koco walaupun saat ini sudah menjalani Operasi di rumah sakit harapan kita dan berhasil yang aku baca dari email kawan2.
mungkin kalau lewat transfer hanya kecil jadi ragu2 transfer tapi kalau di kumpul pada saat kita bertemu khan jadi banyak lalu di transfer ke Koordinator disana yaitu Donny.
Biar kelihatan besar ed, itu pandangan aku Ed dan saat ini mas Koco apa masih ada di rumah sakit? kita perlu tahu perkembangannya sampai kapan dan kalau ada yang personal kirim kesana terlebih dahulu ya nggak apa2.

Tolong diingatkan kembali pertemuan kita untuk halal bi halal tersebut, kayaknya aku belum dapat email untuk acara halal bi halal nya ED.

Wassalam,
Totok"Soeswanto, Edy (edysoes)" <mailto:edysoes@chevron.com> wrote:
forwarding message..
From: Sales [mailto:mailto:Sales@Istakala.com] Sent: Wednesday, October 31, 2007 5:50 PM To: mailto:Minyak834@yahoogroups.comCc: Soeswanto, Edy (edysoes); mailto:broedy86@yahoo.comSubject: Dosen tersayang kita sakit ( Mas KOCO)
Dear Alumni TM – UPN dimanapun anda berada
Just kabar-kabar, bahwa dosen tersayang kita saat ini di ruang perawatan RS Harapan Kita Kamar 509 setelah menjalani pemasangan Ring di Pembuluh AORTA Jantung nya… ( karena ditemukan adanya gangguan jantung… beberapa pembuluhnya bumpet)
Seandainya rekan-rekan semua ada yang berkenan untuk meringankan beban biaya Pasca Operasinya ( saweran se ikhlasnya ) bisa di transfer ke rekening BCA no. 455.104.5221 a/n SUDARMONO DJOKO NUGROHO dan… mohon saya diberitahu melalui milis ini juga bilamana temen2 sudah melakukan transfer ke rekening saya tersebut.
Untuk keterbukaan pembukuan, hasil saweran temen2 akan saya laporkan melalui milis ini .
Nomer HP Mas KOCO yang bisa dihubungi : +62.815.685. 2452.
Saya tunggu partisipasi rekan2 semuanya
Salam Ketandan, Tambakbayan … Babarsari (Ex TM' 81)
SUDARMONO D. NUGROHO
Business Development Manager
============ ========= ==
PT. ISTANA KARANG LAUT
Plaza City View, 4th Floor
Jl. Kemang Timur No. 22
Jakarta 12510
INDONESIA
Phone : +62.21.718 2018
Fax : +62.21.718 1988
Email : mailto:busdev@istakala.com
============ ========



Konco-konco. ..

Sebagai informasi tambahan kemarin telah diserahkan sejumlah Rp. 4.350.000. Terimakasih atas partisipasinya.

/budhi


----- Original Message ----From: Budhy Nurpasha To: minyak834@yahoogrou ps.comSent: Thursday, November 1, 2007 12:22:11 PMSubject: [Minyak834] INFORMASI (TOLONG SEBARKAN)
Dear Alumni TM UPN..

Alhamdullilah mas Kotjo selasa sore tgl 30 Oct 2007 jam 18.00-20.00 PM telah sukses menjalani operasi jantung (2 buah ring). Sore kemarin Rabu 31 Oct 2007, kita sudah ketemu beliau dan kondisi beliau sangat baik dan mengucapkan terima kasih atas perhatian dan doanya teman-teman semua.

Beliau sekarang ada di kamar 509 (gedung 2, lantai lima) RS Harapan Kita, rencana akan kembali ke rumah secepatnya, setelah melaksanakan beberapa test pasca operasi hari ini.

Bagi rekan-rekan yang belum dan masih berkenan untuk menyambung tali kasih, transfer masih bisa kita terima kepada Saudara Momon-TM81. :

Bank BCA.
a/n SUDARMONO DJOKO NUGROHO
a/c no. 455.104.5221.

HP Momon : 0811 887 662
HP Budhi : 0811 822 057

PENTING : MOHON SMS jumlah pengiriman pada saat transfer selesai.

kind regards
Budhi

BELUM TAUBAT

Dear Moderator Milis tm-upn98@yahoogroups.com, upnvy-owner@yahoogroups.com dan Minyak834@yahoogroups.com,

Membaca keluhan adik-adik kita mahasiswa TM-UPN “VETERAN” Yogyakarta pada profiles.friendster.com/11408113 danTM UPN 98's Blog yang mereka buat, saya hanya bisa membatin,

”pada belum taubat juga rupanya rekan-rekan dosen TM di UPN Yogya tuh...”

"Hari geneh masih ada pengalaman yang pahit ini".
(saya kutip dari salah satu milis adik-adik kita TM'98)

Teman-teman mahasiswa TM-UPN di Yogya ytc, ketika zaman Paleozoikum (?) melanda Jurusan Teknik Perminyakan ITB, Bandung (1975-1981), saya pun dengan rekan-rekan mahasiswa TM-ITB ketika itu mengalami hal yang sama dengan yang adik-adik alami.

Cuma bedanya kalian masih mengalaminya sekarang, padahal kita sudah berada pada jaman Recent ato Globalisasi (!) sekarang ini. Masa siiihhh...?

Sekitar awal penerimaan mahasiswa baru ITB angkatan tahun 1981, saya dipanggil oleh Bapak Dr.Ir. Soepomo (Ketua Jurusan TM-ITB ketika itu) ke ruangan kerja beliau.

“Saudara Ronald, sebagai Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi “MEDIA PATRA”, saya menganggap saudara adalah tokoh mahasiswa Patra saat ini yang dapat mensosialisasikan Kurikulum ITB ke depan, khususnya Kurikulum Jurusan Teknik Perminyakan ITB, yang akan diterapkan sejak proses penerimaan mahasiswa ITB tahun depan, angkatan 1982.”

“Saya berharap setelah saya memaparkan program kerja ITB ini kepada saudara, saudara dapat menyampaikan hal ini kepada rekan-rekan saudara mahasiswa HMTM “PATRA” ITB untuk selanjutnya HMTM “PATRA” ITB membuat rencana kegiatan mahasiswa yang sesuai dengan program ITB tsb ke depan. Mulai dari kegiatan OS (Orientasi Studi Mahasiswa Baru) hingga kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya.”

“Siap pak,” kataku sembari mencatat poin-poin penting tentang apa yang disampaikan beliau, aku sangat bangga waktu itu karena diberitahu langsung oleh Ketua Jurusan TM-ITB, di rungan kerjanya, tentang rencana ITB ke depan dan dilibatkan pulak awak ini wah… ITB choooyyy…..

Selanjutnya kucatat bahwa sejak penerimaan mahasiswa baru ITB tahun 1982, calon mahasiswa sudah harus memilih langsung Jurusan yang diminatinya. (Sampai dengan angkatan tahun 1981, calon mahasiswa hanya memilih Fakultas saja yaitu Teknik Sipil Perencanaan, Teknik Industri atau MIPA. Selanjutnya berdasarkan minat dan IPK semester I dan II, barulah mahasiswa “dijuruskan”. Jurusan Teknik Perminyakan ketika itu masuk dalam FTI-ITB). Kucatat lagi, bahwa KURIKULUM harus dievaluasi per 5 tahun untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan serta tuntutan dunia kerja/industri. Bahwa ratio ideal antara jumlah dosen : mahasiswa adalah 1:10, artinya sejak perwalian satu orang dosen harus paling banyak membimbing sepuluh orang mahasiswa. “Wahhh…pantes kami terlantar,” batinku.

Kemudian beliau menyebutkan juga beberapa nama dosen TM-ITB yang baru dan akan segera kembali dari luar negeri karena telah berhasil menyelesaikan study S-3 dengan meraih gelar Doktor (Phd atau DR.Ing). Juga beliau paparkan mengenai rencana rekruitmen dosen-dosen baru dan yang nantinya akan dikirim untuk studi lanjutan ke luar negeri menggantikan seniornya yang akan kembali segera.

Selanjutnya kucatat paparan beliau tentang pentingnya dukungan Asisten Dosen, Perpustakaan, Laboratorium Mekanika Reservoir, Pemboran, Penilaian Formasi, Secrec/EOR, Laboratorium Komputer, Kerja Praktek, Tugas Akhir hingga peran Alumni sebagai bagian dari Civitas Academica. Wahhh…jadi tau deh gue, pikirku, seneng donk.

Setelah keluar dari ruangan ketua Jurusan, saya mengundang seluruh rekan mahasiswa pengurus MEDIA PATRA, lalu saya sampaikan rencana ITB, khususnya Jurusan TM-ITB tsb. Kemudian kami memutuskan untuk memperluas Forum Rapat dengan menyampaikan hal tersebut kepada Ketua Himpunan Mahasiswa TM “PATRA” ITB untuk dibahas dalam Rapat Pengurus HMTM “PATRA” ITB.

Hasil Rapat Pengurus HMTM “PATRA” ITB kemudian memutuskan untuk kami pengurus Himpunan, menghadap bapak Ir.Rochadi Gapar, DIC di rumah beliau di Dago Atas untuk mendapat pandangan-pandangan filosofis dari beliau tentang Kurikulum baru yang akan diterapkan tahun depannya, 1982. Hingga saat itu Jurusan Teknik Perminyakan ITB belum memiliki Guru Besar/Profesor, jadi yang mewakili Jurusan TM-ITB di lembaga Senat Guru Besar ITB adalah bpk. Ir.Rochadi Gapar,DIC dan bpk. Ir. J.C. Kana, MPE selaku dosen senior.

Kurang lebih sekitar 10 orang kami tokoh mahasiswa TM-ITB ketika itu diterima pak Rochadi malam-malam di rumah beliau (maaf saya tidak menyebut nama-nama tokoh mahasiswa TM-ITB yang ketika itu ikut bersama-sama menghadap bpk Ir.Rochadi Gapar,DIC malam itu, karena saat ini mereka menduduki jabatan-jabatan strategis diberbagai instansi/perusahaan) .

Itu lah pertama kali kami semua berhadapan langsung dengan beliau, biasanya di kampus hanya lihat bayangannya saja, beraninya segitu aja sih...

Sosoknya tinggi besar, suara bariton, sesekali keluar dialek Jawa Timuran, orator yang baik dan penuh wibawa. Beliau mulai memaparkan,” Kurikulum adalah bentuk operasionalisasi dari filsafat pendidikan kita yang termaktub dalam Mukadimah UUD’45, bahwa negara Republik Indonesia didirikan dengan tujuan antara lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa….dst…dst..dst…” kami mendengarkan dengan baik.

“ITB selaku lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia telah mencanangkan diri untuk menjadi setara dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi ternama di dunia. Karena ITB telah mempunyai dosen-dosen yang telah mendapat pendidikan S-2 dan S-3 dari seluruh perguruan tinggi ternama di dunia dst…dst…”aku sambil mencatat2.

“Sistem penerimaan mahasiswa baru di ITB telah disempurnakan sehingga hanya lulusan SMA terbaik di Indonesia yang bisa diterima di ITB. Ibarat keramik……maka mahasiswa ITB itu adalah keramik Cina, kalo disentil bunyinya akan “tiiinnngg” pasti nyaring!”

Yang ini ngga kucatat, karena sebagai Pemred aku tau persis bahwa kata-kata itu pasti akan tertanam dibenak kami yang hadir di situ. Juga dari ekspresi teman-teman yang mendengarkan paparan beliau jelas terpancar rasa kagum dan terpesona.

“Alumni ITB itu bukan dipersiapkan untuk jadi sarjana siap pakai, tetapi sarjana siap untuk dikembangkan. Artinya, setelah tamat dari ITB, ketika kalian mulai memasuki dunia kerja, maka kalian akan melakukan start yang sama dengan mahasiswa perguruan tinggi lain yang seangkatan di dunia kerja. Tetapi setelah lima tahun bekerja, maka pasti akan kelihatan alumni-alumni ITB lebih unggul dari yang lain.”

Selanjutnya beliau memaparkan tentang struktur industri Migas saat itu dan yang akan datang, alumni dan sebagainya, yang kuingat cuma intinya saja bahwa,”Alumni Teknik Perminyakan-ITB dipersiapkan untuk menduduki level midlle to upper management, sedangkan TM-UPN cukup untuk level lower to middle management saja.”

Mengenai pandangan beliau, ketika itu, tentang Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti, saya sudah lupa.

Saya coba bolak-balik memory tua ini, ingatnya hanya…
Jurusan Teknik Perminyakan didirikan di Universitas Trisakti Jakarta tahun 1980 atas prakarsa PN. PERTAMINA dan Universitas Trisakti karena minimnya output sarjana TM dari ITB Bandung dan UPN “VETERAN” Yogyakarta ketika itu, alias mampet (Paleozoikum!).

Padahal saat itu terjadi oil booming, akibat perang teluk!

Mengenai TM-USAKTI, untuk lebih jelasnya, mungkin teman-teman dapat menanyakan langsung kepada sdr. Syamsul Irham (TM-ITB ’78) yang ikut hadir pada waktu pertemuan di rumah pak Rochadi Gapar malam itu.

Hingga saat ini pak Syamsul Irham adalah Dosen Senior di Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Jakarta sekaligus menjabat Manajer Keuangan BATM USAKTI (Badan Afiliasi Teknologi Mineral Universitas Trisakti Jakarta.

Urusannya….??? Jelas donk… making money!

IN MEMORIAM (I): Wahyu Tanoto

Dear moderator milis Minyak834@yahoogroups.com,

Saya mendukung dan mendorong teman-teman untuk terus mewacanakan masalah DANA ABADI, dan salam buat teman yang memulai wacana ini. Prinsipnya saya setuju dengan pendapat Eka Clarawati (BP America, Houston,TX) bahwa sebaiknya kita arahkan dana tersebut untuk hal-hal yang bersifat Sosial/Charity dulu, saya tambahkan juga untuk Scholarship (Beasiswa).

Untuk yang bersifat BISNIS kita bisa buka wacana tersendiri nanti, sekarang ini Moderator milis boleh menyimpannya dulu untuk kita agendakan pada pembahasan/forum berikutnya.

Friends...tidak satu pun diantara kita yang menginginkan terjadinya musibah, kecelakaan, sakit, kemalangan dan sebagainya. Sehingga biasanya kita tidak siap ketika hal-hal tersebut terjadi pada diri kita.

Ketika saya pertama sekali berada di kota gudeg Yogyakarta, saya tinggal di rumah abang sepupu di daerah Maguwohardjo. Saya bertetangga dengan almarhum teman kita Wahyu Tanoto (Totok/TM-82), kakinya cacat (pincang) tapi jagoan olahraga, termasuk main tenis.

Setiap hari Totok menyediakan waktu dan kendaraan vespanya untuk mengantarkan saya kemana saja saya perlu. Baik untuk urusan pendaftaran, ujian dan pengenalan kampus hingga memperkenalkan saya kepada teman-teman kampus juga untuk mengenal jalan-jalan di kota Yogyakarta.

Saya tidak memerlukan waktu yang lama untuk bersahabat dengannya.

Setiap hari Sabtu sore dia pulang ke rumah orangtuanya di desa Delanggu, Klaten. Bapaknya seorang Hakim di Klaten, rumah mereka persis dekat dengan tempat pemandian Cokrotulung. Kalau saya ikut dengan dia ke sana, kami akan berenang seharian di kolam renang sambil makan, minum dan istirahat dengan membayangkan diri kami seperti Donald Trump (lagi ngetop sih waktu itu...). Pokoknya kita bisa menikmati sebuah kehidupan desa yang asri dan tenteram...

Setelah tamat dari UPN "VETERAN" Yogyakarta, tahun 1993, saya sempat bertemu sekali dengan almarhum di Lemigas. Dia bekerja sebagai pegawai honor di Lemigas dengan beberapa teman lain seperti Ishak Suyatmo, kalau saya tidak salah. Ketika itu saya ajak Totok untuk berkenalan dengan teman dan sahabat baik saya ketika di TM-ITB Bandung, Achmad Haryadi (TM-80) yang lebih ngetop dengan panggilan A'a (Sunda = mas, abang) karena dia anak pertama dalam keluarganya.

Setelah itu saya berangkat ke Sulawesi, Makassar dan Kendari, ke kampugnya Andriano Lalang (Datalog Technology, Canada) dan Petrus Krilson (Petrochina, Papua) sudah 2 kali tuh Tana Toraja, ngurusin air minum (PDAM) . Trus 1996 saya kembali ke Jakarta hingga mudik ke Medan dan ke Jakarta lagi sekarang, tapi tidak pernah bertemu kembali dengan sahabat saya itu.

Sekitar bulan Mei 2007 yang lalu, saya ada urusan ke BPH Migas, ketemu dengan teman kita Bukhori Muslim (TM-84) dan Eddy MS (TM-84), Direktorat Gas. Dari Bukhori saya dapat info bahwa sahabat saya Achmad Haryadi (A'a) juga sudah bertugas di BPH Migas, Direktorat BBM. Seperti ada gerak di hati saya, ketika ditawarkan teman-teman untuk ketemu A'a, saya bilang, "Nanti lah... saya mau ketemu secara pribadi dengan A'a, karena saya sudah seperti keluarga dengan dia. Saya akan cari waktu yang tepat untuk ketemu dia," kata saya.

Bukhori dan kawan-kawan di BPH Migas hingga waktu itu tidak tau bahwa A'a itu alumni Teknik Perminyakan (ITB), memang sejak kuliah di Jurusan Teknik Perminyakan ITB, Bandung, A'a sangat hobby ngotak-ngatik komputer dan bahasa pemrograman. Sejak masih jaman Kalkulator Program, trus muncul PC Apple, IBM dst sampai jaman GIS dan Internet sekarang ini, proyeknya IT.

Beberapa hari kemudian atas info dari Bukhori, saya diajak Rudi Sofyan ke BPH Migas untuk ketemu A'a. Rupanya hari itu di BPH Migas akan ada acara ramah tamah dan perkenalan Anggota Komite BPH Migas yang baru dilantik oleh Menteri ESDM dengan para staff dan karyawan BPH.

Ketika kami sampai di BPH, temannya Bukhori pak MP. Simbolon (FE-Univ. Dharma Agung Medan), menawarkan kami untuk duduk di ruang tunggu sembari menanti dia memanggilkan A'a.

Tidak lama kemudian A'a keluar dari lift, terus saya salam dan peluk dia sambil kami berjalan ke ruangan kerjanya. Setelah ngobrol ngalor-ngidul tentang pekerjaan dan aktifitas, saya dan Rudi lebih banyak sebagai pendengar yang baik, A'a kemudian nyeletuk," Nald... kamu inget nggak dengan teman mu, Wahyu...Totok."

Kujawab;" Aku cuma dengar info bahwa Totok meninggal karena DM (Diabetes Melitus), selebihnya nggak tau apa-apa. Ceritanya gimana A?."

A'a mulai bercerita, bahwa sejak saya perkenalkan Totok dengannya dulu, mereka sering berkomunikasi. (Memang hal positip pertama kali yang saya lihat pada diri almarhum adalah orangnya proaktif. Tidak rendah diri, meski pun fisiknya cacat. Hanya kalau minum teh manis atau kopi, gulanya bisa 10 sendok makan... selalu manissss sekali...njowo tenan).

Kemudian Totok dan A'a berteman baik terutama dalam hal pekerjaan2 mereka di Lemigas.

Selanjutnya A'a cerita tentang saat-saat Totok sakit sampai meninggal dunia. A'a bercerita bahwa dia lah yang mengurus semua, mulai Totok memberitahu bahwa dirinya sakit, opname, kemudian meninggal dunia di Rumah Sakit hingga pemberangkatan jenasah Totok ke Klaten.

"Aku ngga ada kenal saudara-saudara Wahyu di Jakarta ini Nald, cuma karena saya anggap almarhum itu adalah kamu, maka saya urus itu semua" kata A'a. Yaahhh...

Thank's A'a, may God bless you...

Selamat jalan sahabatku Wahyu Tanoto...... you are always in memoriam.

Lomba Karya Tulis Mhs Asia Pasifik 2007

Buat adik-adik dan teman-teman mahasiswa, bangga lho kalo kita bisa ikutan Student Paper Contest seperti ini. Apalagi untuk tingkat Asia Pasifik dan penyelenggaranya SPE lagi.

Kalo kita menang??? Wadduuhhhh...ngetop deh!!!

Saya jadi inget tuh... ketika tahun 1990 ikutan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Teknik Perminyakan di Fakultas Teknik Perminyakan UPN "VETERAN" Yogyakarta, trus dapet Juara II. Lumayan deh...jadi banyak temen dan pede lagi.

Tahun 1991 ikutan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa se Jawa-Bali di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dapet Juara III. Duit hadiahnya dikemanakan, tau ngga??? Dipake nonton DANGDUT di SEKATENAN.......Ha...ha...ha... buat teman-teman yang merasa ikutan nonton DANGDUT SEKATEN waktu itu, sampe jongkok naik turun ngikutin goyangan artis di depan panggung hayo ngacung......



SPE ASIA PACIFIC REGIONAL STUDENT PAPER CONTEST
Tuesday, 30 October • 1400-1730 hours • Murai Room

Organising Chairperson:
Ratnayu Sitaresmi, Trisakti U.
Committee Members:
Reza Iskandar, Halliburton,
M. Syuhada, Chevron,
H. Wahyu Wihyangsa, CNOOC SES Ltd.

Undergraduate Division:
Application of Cyclic Steam Injection to Recover Condensate from Gas-condensate ReservoirChanapol Bhuripanyo, Chulalongkorn U.


An Analytical Model to Predict Segregated Flow in the Downhole Water Sink Completion and Anisotropic ReservoirHerfran Rhama Priwanza, Bandung Institute of Technology

Research on Feasibility of Physic Nut (Jatropha Curcas) Biodiesel Usage as Base Oil in Oil Based Mud SystemFia Adhi Utama, Bandung Institute of Technology

Statistical Approach for Well Modeling AccuracyMohd Hatta Bin Rashdi, U. Teknologi Malaysia
Evaluation Studies on Accuracy and Applicability of Streamline ModelShusei Tanaka, Waseda U.


Postgraduate Division:
The Influence of Fractured Fluid Filtrate to Oil Displacement Efficiency of Especial Low Permeable LayerHuang Hai, Xi'an Petroleum U.

Screening of Effective Thermophilic Microorganisms for Microbial EORMachiko Oka, Kyushu U.

Experimental Study and Application Evaluation of Kick Detection While Drilling with Acoustic WaveHanbing Xu, China U. of Petroleum, Beijing

Numerical Prediction Method of CO2 Characteristics in a Deep Injector for CO2 Sequestration into Coal SeamsTetsu Yasunami, Kyushu U.

Analysis of Fracture Propagation Behaviour and Fracture Geometry Using Tri-axial Fracturing System in Natural Fractured ReservoirJian Zhou, China U. of Petroleum, Beijing


2007 Society of Petroleum Engineers, All Rights Reserved

Asia Pasific Oil & Gas Conference & Exhibition 2007

Buat teman-teman alumni, dosen maupun mahasiswa TM-UPN "VETERAN" Yogyakarta baik yang mau hadir atau pun yang tidak dapat hadir sama sekali pada Konferensi dan Pameran Minyak & Gasbumi se Asia Pasifik Tahun 2007, yang akan diselenggarakan oleh SPE (Society of Petroleum Engineer) di Jakarta Convention Center, tanggal 30 Oktober sampai dengan 1 Nopember 2007, semoga informasi ini bermanfaat.

Technical Programme:

Tuesday, 30 October • 0900-1000 hours • Assembly Hall 3
OPENING CEREMONY

Welcoming Address: R.S. Trijana Kartoatmodjo, 2007 APOGCE General Chairman and former Vice Chairman, Government Executive Agency for Upstream Oil & Gas Business Activities (BPMIGAS)
Abdul Jaleel Al-Khalifa, 2007 SPE President and Manager, Reservoir Description and Simulation, Saudi Aramco
Official Opening — H.E. Dr. Purnomo Yusgiantoro, Minister of Energy and Mineral Resources; accompanied by R.S. Trijana Kartoatmodjo; Abdul Jaleel Al-Khalifa; Kardaya Warnika, Chairman, BPMIGAS; and Kuswo Wahyono, 2007 IATMI President and Senior Vice President, Exploitation, BPMIGAS
Ribbon cutting and VIP Tour of the Exhibition

Tuesday, 30 October • 1030-1215 hours • Assembly Hall 3
KEYNOTE SESSION
Kardaya Warnika, Chairman, BPMIGAS
David Lesar, Chairman, President and CEO, Halliburton
Khaled A. Al-Buraik, Chief Petroleum Engineer, Petroleum Engineering, Saudi Aramco
Ramlan Malek, Vice President, E&P Business, PETRONAS

Tuesday, 30 October • 1400-1600 hours • Merak Room 1
PANEL SESSION: ARE WE RUNNING OUT OF PETROLEUM PROFESSIONALS? WHAT SHOULD THE INDUSTRY DO?
Session Chairperson:
Gunawan Sutadiwara, BPMIGAS
Session Moderator:
Henry Edmundson, Schlumberger
Panelists:
Doddy Abdassah, Professor, Inst. of Technology BandungAbdul Jaleel Al-Khalifa, 2007 SPE President and Manager, Reservoir Description and Simulation, Saudi AramcoM.H. Manullang, HR Manager, VICO IndonesiaDatuk Dr. Rosti Saruwono, Vice President, Training and Education, PETRONASGregorius S. Utomo, Senior Coordinator, Chevron Indonesia Co.

Tuesday, 30 October • 1400-1600 hours • Merak Room 2
SESSION 1: FORMATION EVALUATION I
Session Chairpersons:
Laurent Alessio, Carigali-Shell Mutiara PetroleumBambang Istadi, Lapindo Brantas, Inc.
SPE

109204
Downhole Fluid Analysis and Sampling Establishes Compositional Gradient in a Deep Water Gas‑Condensate Reservoir

B. Ghosh, D. Kundu, S. Joshi, Schlumberger; D.H. Zope, B. Deka, M.K. Gupta and N. Mehrotra, Reliance Industries
110098
Is Accurate Gas Saturation Behind Pipe Feasible with PNC Measurements?A. Badruzzaman, J.P. Logan, Jr., C. Platt, A. Adeyemo, C. Bean, J. Crowe, Chevron; and T.A. Zalan, PT. Chevron Pacific Indonesia
106627
Better Porosity Estimate of Gas Sandstone Reservoirs using Density and NMR Logging DataG.M. Hamada, King Fahd U. of Petroleum & Minerals; M.A. Abushanab, BAPETCO
110926
Updating the Geomechanical Model and Calibrating Pore Pressure from 3D Seismic Using Data from the Gnu‑1 Well, Dampier Sub‑Basin, AustraliaA. White, D.A. Castillo, J. Trotta, M. Magee, C.D. Ward, GeoMechanics Intl. Inc.; B. McIntyre and P. O’Shea, Apache Energy
Alternates

110277
Enhanced Reservoir Description in Iran Using OBMI and XPTZ. Movahed and P. Jeffreys, Schlumberger
110730
Porosity, Permeability, and MHR Calculations using SEM and Thin‑Section Images for Characterising Complex Mauddud‑Burgan Carbonate ReservoirW.H. Al‑Bazzaz and Y. Al‑Mehanna, Kuwait Inst. for Scientific Research
108451
Study on Productivity Evaluation and Performance Prediction Method of Overpressured, Stress‑Sensitive Gas ReservoirsH. Sun, Langfang Branch of RIPED

Tuesday, 30 October • 1400-1600 hours • Merak Room 3
SESSION 2: IOR/EOR I
Session Chairpersons:
David A. Castillo, GeoMechanics Intl., Inc.Jiecheng Cheng, Daqing Oilfield Co. Ltd.
SPE

110374
Physical Simulation of In‑Situ Combustion of Sensitive Heavy Oil ReservoirS. Wu, G. Wenlong, PetroChina; and W. Shihu, SINOPEC
109906
Challenges in Workover Operations During In‑Situ Combustion Process in India ‑ A Field StudyS.K. Chattopadhyay and R. Bhattacharya, Oil & Natural Gas Corp.
109220
Planning for Regional EOR Pilot for Baram Delta, Offshore Sarawak, Malaysia: Case Study, Lesson Learnt and Way ForwardN.B. Darman, S. Sudirman, and Y. Samsudin, PETRONAS
110306
Reservoir Flow Simulation Using Combined Vorticity‑based Gridding and Multi‑Scale UpscalingH. Mahani, B. Firoozabadi, and M. Ashjari, Sharif U. of Technology
Alternates

109228
Effect of the Visco‑elasticity of Displacing Fluids on the Relationship of Capillary Number and Displacement Efficiency in Weak Oil‑Wet CoresH. Xia, W. Wu, Daqing Petroleum Inst.; D. Wang and H. Jiang, Daqing Oilfield Co. Ltd.
110265
Advanced Technology for Rapid Minimum Miscibility Pressure Determination (A Proven Method)W. Adyani, PETRONAS


Wednesday, 31 October • 0830-1000 hours • Merak Room 1
SESSION 3: RESERVOIR ENGINEERING I
Session Chairpersons:
Salis Aprilian, Mobil Cepu Ltd.Hazli Sham B. Kassim, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
SPE

108925
Reservoir Fluid Characterization Using Downhole Fluid Analysis in Northern Kalimantan, IndonesiaA. Halim, Pertamina DOH Kalimantan; C. Ayan, E. Haryanto and N. Orban, Schlumberger
108439
Evaluation of Below Bubble Point Viscosity Correlations & Construction of a New Neural Network ModelM.A. Ayoub and A.I. Raja, Universiti Teknologi PETRONAS
108230
Candidate Selection for Underbalanced Drilling: An ApproachA.A. Shaikh, Maharashtra Inst. of Technology
Alternates

109166
Effect of Gas Recycling in a Gas Condensate Reservoir on Condensate Recovery and Productivity IndexM. Mokhtari, Petroleum U. of Technology Iran
109169
The Effectively of Geochemical Technique for Evaluation of Commingled Reservoir: Case StudyA. Nengkoda, S. Widojo, M.S. Mandhari, Z. Hinai, Petroleum Development Oman; and T. Khan, Sultan Qaboos U.
109724
Scaling of Spontaneous Imbibition into Downscaled CoresO.A. Olafuyi, Y. Cinar, and W.V. Pinczewski, U. of New South Wales

Wednesday, 31 October • 0830-1000 hours • Merak Room 2
SESSION 4: FORMATION EVALUATION II
Session Chairpersons:
Laurent Alessio, Carigali-Shell Mutiara PetroleumBambang Istadi, Lapindo Brantas, Inc.
SPE

109279
Mini‑DST Applications for Shell Deepwater MalaysiaS. Daungkaew, H.J. Harfoushian, Schlumberger; S.B. Toulekima, Santos Ltd.; O.B. Akinsanmi, Sarawak Shell Bhd.; and J.Y. Yeo, Shell Malaysia
109275
Advanced Geological Modeling and Uncertainty Analysis in a Complex Clastic Gas Reservoir from Saudi ArabiaA.A. Al‑Maskeen and R.R. Sung, Saudi Aramco
109846
An Integrated Study of Low Permeability Reservoir in the Bekasap Field, Central Sumatra Basin, IndonesiaY.B. Pramudyo, G. Jacobs, H.S Moestopo, M. Reihold and H. Nur, PT. Chevron Pacific Indonesia
Alternates

110301
The Application of NMR Logs for Evaluation of Gas Reservoirs with Low Salinity Formation WatersM. Claverie, D.C. Maggs, M. Van Steene, Schlumberger; and D. Westacott, Carigali Hess
109277
Wireline Formation Fluid Sampling from Heterogeneous Carbonate ReservoirsS.S. Haddad, C. Xian, Schlumberger; and A.M. Dawoud, Abu Dhabi Co. for Onshore Oil Operations
106667
Shifting Paradigms‑Underbalanced Drilling Technology Proves Highly Successful for Reservoir Evaluation and Drilling Performance Improvement in KuwaitP. Vieira, H.H. Qutob, J.R. Chopty, Weatherford; F. Larroque, A.M. Al‑Saleh, and H. Hamad Ismael, Kuwait Oil Co.
109886
Use of Artificial Intelligence Techniques for Predicting Irreducible Water Saturation ‑ Australian Hydrocarbon BasinsH.M. Goda, P. Behrenbruch and H. Maier, U. of Adelaide

Wednesday, 31 October • 0830-1000 hours • Merak Room 3
SESSION 5: EXTENDED REACH, HORIZONTAL AND MULTILATERALS
Session Chairpersons:
Doug Bowling, PT. Chevron Pacific IndonesiaThad Scott, Weatherford Asia Pacific Pte. Ltd.
SPE

110382
Case Study: Application of Coiled Tubing Tractor to Acid Stimulate Horizontal Extended Reach Open Hole Power Water InjectorA.M. Al‑Shehri, Saudi Aramco; S. Al-Sarakbi and M. Omari, Schlumberger
110385
Wireline Tractor Technology Supports Fast Tracking New Well DesignC. Kruger and J. Vinge, Welltec, Inc.

109214
New Zealand Offshore Gas Development Sets New Performance and Environmental Milestones. The Role of Drilling Fluid Selection and Performance in the Pohokura Offshore DevelopmentD.A. Knox, G. McVey, M‑I SWACO; I. Tan and F. DeLange, Shell E&P
Alternates

109754
An Optimized Method to Remove Filter Cake formed by Formate Based Drill Fluid in Extended Reach WellsM.B. Alotaibi, A.D. Hill, U. of Texas Austin; and H.A. Nasr El-din, Saudi Aramco
110537
The Effect of Weighting Material Sag on Drilling Operation EfficiencyT. Omland, A. Saasen, K. Taugbol, Statoil; C.V. Zwaag, M‑I SWACO; and P.A. Amundsen, U. of Stavanger
109649
Successful Placement Technique of Openhole Plugs In Adverse ConditionsH.E. Rogers, Halliburton Energy Services Group
110240
Succeeding with Multilateral Wells in Complex Channel SandsJ.C. Kok , Y. Shim, Schlumberger; S. Liu, J. Li, and D. Lu, China Natl. Offshore Oil Corp.

Wednesday, 31 October • 1030-1230 hours • Merak Room 1
PANEL SESSION: CHALLENGES IN SATISFYING THE FUTURE OIL & GAS DEMAND
Session Chairpersons:
Sammy Haddad, SchlumbergerFernando Samaniego-Verduzco, PEMEXDoug Bowling, PT. Chevron Pacific Indonesia
Panelists:
Khaled A. Al-Buraik, Chief Petroleum Engineer, Petroleum Engineering, Saudi AramcoIan Dunderdale, Managing Director, Harrison Lovegrove Sdn. Bhd.Tri Siwindono, President Director, Pertamina EP

Wednesday, 31 October • 1030-1230 hours • Merak Room 2
SESSION 6: RESERVOIR MANAGEMENT
Session Chairpersons:
Gunawan Sutadiwiria, BPMIGASShiyi Zheng, Heriot‑Watt U.
SPE

109190
Predicting Accelerating Subsidence above the Highly Compacting Luconia Reservoirs, Offshore Sarawak MalaysiaJ.W. Dudley, A. Van der Linden, Shell Intl. E&P B.V.; and K. Mah, Sarawak Shell Bhd.
110446
Irong Barat Field Development:An Integrated Approach to Maximize Asset ValueZ. Abdul Ghapor and H. Lim, ExxonMobil E&P Malaysia Inc.
109661
Facies Interpretation and Modeling of a Carbonate Reef Reservoir, South Sumatra Corridor TAC Block, IndonesiaS.K. Chakraborty, M.J. Abdul Majid, Schlumberger; B.T. Wahono, M. Chalik, J.J. Guttormsen, A. Dradjat and S. Sudirman, ConocoPhillips Indonesia
109112
Transient Pressure Analysis of 4D Reservoir System Response from Permanent Down Hole Gauges (PDG) for Reservoir Monitoring, Testing and ManagementS. Zheng and X. Li, Heriot‑Watt U.
Alternates

110207
Enhancing Production from Thin Oil Column Reservoirs Using Intelligent CompletionsF.H. Almutairi, D.R. Davies, Heriot‑Watt U.; and S.B. Singh, BG Group
108947
Application of Experimental Design and Other Model Simplifications to Speed Up Uncertainty Analysis of Integrated Production System ModelsW.E. Van Zandvoord, Shell Global Solutions
108768
Production ‑ Log base Model for Effective Carbonate Management Case Study Miocene Carbonate, the Gulf of Suez, EgyptS.F. Frage, General Petroleum Co.
109853
Grid Modeling and Numerical Simulation of Multiphase Flow in Heterogeneous Reservoirs Using Orthogonal Collocation SchemesK.E. Abhulimen and M.O. Anubi, U. of Lagos

Wednesday, 31 October • 1030-1230 hours • Merak Room 3
SESSION 7: IOR/EOR II
Session Chairpersons:
David Castillo, GeoMechanics Intl., Inc.Jiecheng Cheng, Daqing Oilfield Co. Ltd.
SPE

109077
Identification of Bypassed Oil for Development in Mature Water‑Drive ReservoirsT. Tan, C. Schell, J. Liu, L. Borkovec and S. Akam, Sarawak Shell Bhd.


108742
Preliminary Evaluation of a Non‑Damaging Fracturing Fluid to Improve Productivity of Oil and Gas WellsM. Amanullah, CSIRO Petroleum
109619
Study on Migration Dynamic Regularity of Cross‑link Polymer Gel and its Adaptability to the Physical Property in ReservoirJ. Hou and Z. Liu, SINOPEC
110173
Simulation Studies on the Mechanisms and Performances of MEOR using a Polymer Producing Microorganism Clostridium sp. TU‑15AY. Sugai, Kyushu U.; C. Hong, Jilin Oilfield Co.; T. Chida and H. Enomoto, Tohoku U.
Alternates

109118
Research and Application on Horizontal Well Sectional Acidizing TechnologyB. Li, S. Zhang, W. Yang, Daqing Oilfield Co. Ltd. ; X. Pei, Q. Li and L. Kong, Inst. of Daqing Oil Production Technology
110299
Field Application of Immiscible WAG (EOR) Technology as a Means to Improve Oil Recovery in Dulang Field, Offshore Peninsular Malaysia OperationR. Ibrahim, N. Maarop, A. Faisal, Petronas Carigali Sdn. Bhd.; and N. Anua, Petronas Research and Scientific Services
108661
Case Studies on Polymer Flooding for Poor Reservoirs in Daqing OilfieldJ. Luo, S. Xinguang, W. Yan, W. Wei, W. Lei and X. Qing, Daqing Oilfield Co.

Wednesday, 31 October • 1400-1500 hours • Murai Room
Presentation on Writing a Paper Proposal for an SPE Meeting and the SPE Paper Proposal and Manuscript Management System

Wednesday, 31 October • 1400-1630 hours • Merak Room 1
SESSION 8: RESERVOIR ENGINEERING II
Session Chairpersons:
Eko Lumadyo, Santos Asia Pacific Pty. Ltd.Prabodh Pathak, ExxonMobil Oil Indonesia Inc.
SPE

110272
Integrating Pressure Transient Test Data with Seismic Attribute Analysis to Characterise an Offshore Fluvial ReservoirA. Sahni, H. Samorn, and K.D. Kelsch, Chevron
110412
Using Production Log to Calibrate Horizontal Wells in Reservoir SimulationY. Wang and J.E. Moreno, Schlumberger
110247
In‑Situ Residual Oil Saturation Determined at AngsiM. Othman, Petronas Carigali Sdn. Bhd. and N.M. Jakobsson, Exxon Mobil Corp.
107693
The 2007 SPE/AAPG/WPC/SPEE Petroleum Resources Management SystemJ.R. Etherington, PRA Intl.; J.E. Ritter, Occidental Petroleum Corp.; and G.J. Barker, RISC Pty. Ltd.

Driven by advancements in technology, the international expansion of the E&P sector and the increasing role of unconventional resources in meeting global energy needs, the SPE, in conjunction with the AAPG, WPC and SPEE has recently approved a revised set of Reserves and Resources Classification, Definitions and Guidelines.

The 2007 system described in this paper incorporates best industry practice and provides guidance to achieve a high level of consistency in estimating, classifying and reporting petroleum resources with global application. The resulting document is a set of technical definitions, standards and guidelines that can be used to the benefit of all stakeholders with interests in the E&P sector
109730
The Status and Potential of Integrated Production Logging on Handling Up‑to‑Date Production Problems......Keys to Keeping Producing Wells HealthyR. Iskandar, Halliburton
Alternates

109268
Effect of Capillary Pressure and Initial Water Saturation on Oil Production and Water Cut in Water‑Wet ReservoirsK. Li, Stanford U.
109113
A New General Formula for Dimensionless Well Inflow Performance RelationshipH. Zhong, Y. Li, Southwest Petroleum Inst.; Y. Wen, Schlumberger; C. Li, and W. Li, CNOOC Research Center

Wednesday, 31 October • 1400-1630 hours • Merak Room 2
SESSION 9: DRILLING TECHNOLOGY
Session Chairpersons:
Jonggeun Choe, Seoul Natl. U.Kaustubh Dighe, Transocean Offshore Drilling
SPE

106870
Underbalanced Coiled Tubing Drilling Practices in Horizontal Short Radius Re‑Entry Well Applied in Hassi Messaoud ‑ Algeria, Case StudyM.A. Arnone, H.H. Qutob, J.R. Chopty, N. Barakat, F. Schoch, Weatherford; B. Ben Amor and A. Ferhat, Sonatrach
109075
An Innovative Approach for Long Term Zonal Isolation in HT/HP Gas WellsA.S. Al‑Yami, H.A. Nasr‑El‑Din, Saudi Aramco; and Y.A. Elmarsafawi, Schlumberger
110722
Solid Expandable Tubulars Deliver on Promise and PotentialM.B. Holland, I.S. Jennings and M. Kaschke, Enventure Global Technology
109641
Design, Engineering, and Construction of Steel Catenary Risers for Indonesia Deepwater Field applicationsJ. Korloo, Chevron and D. Thomas, Rider Hunt Intl.
105855
First Gas Field Developed Using Exclusively Dope‑Free Casing and Tubing Connections ‑ Statoil SnohvitG.E. Carcagno, T.H. Castineiras, Tenaris; and D.J. Eiane, Statoil ASA.
Alternates

110441
GeoPilot Directional Drilling Designs that Incorporates Geomechanical Constraints to Improve PerformanceD.A. Castillo, GeoMechanics Intl. Inc.; M. Dow, C. Fraser, G. Douglas, Oil Search; G. Ross and S. Swick, Sperry Sun
109219
Integration of Pore Pressure/Fracture Gradient Prediction Methods and Real‑Time Annulus Pressure Measurements Optimises Drilling in Deltaic EnvironmentsJ.A. Greenwood, Sperry Drilling Services; and M. Abdallah, Halliburton
110544
Optimisation of Solids Control Opens Up Opportunities for Drilling of Depleted ReservoirsT. Omland, B. Dahl, A. Saasen, K. Taugbol, Statoil ASA; C.V. Zwaag, M‑I SWACO; and P.A. Amundsen, U. of Stavanger

Wednesday, 31 October • 1400-1630 hours • Merak Room 3
SESSION 10: PRODUCTION OPTIMISATION
Session Chairpersons:
Ahmed Badruzzaman, Chevron Energy Technolgy Co.A. Marouf Mohamed, Egyptian Petroleum Consultants
SPE

109188
Technological Applications Redefining Mature Fields Economic LimitsM.A. Abduldayem, G.M. Berberian and Z.A. Baluch, Saudi Aramco
110093
Application of 3‑D Reservoir Simulator for Hydraulically Fractured WellsE.P. Lolon, J.R. Shaoul and M.J. Mayerhofer, Pinnacle Technologies
110161
Detecting Water Influx in Beam Pump Lifted Horizontal Wells in the NIMR Field Using Temperature Measurements, Production Profiling and Concentric Coiled TubingM.P. Kuchel, H. Sakhbouri, BJ Services Co.; M.A. Al‑Mahrooqi, and G. Hinai, Petroleum Development Oman
105159
Striving Coil Tubing Limit Intervention on Snake "Long Horizontal" Complex Gas Well: Successful Perforation and CompletionN.M. Al‑Araimi, Brunei Shell Petroleum Sdn. Bhd.; and S. Srisa‑Ard, Schlumberger
107681
Improved Frac and Pack Job Design and Execution in Baram Field ‑ A Case HistoryA. Azer, Halliburton Energy Services; M. Arfie, M.B. R. Ali, Jadid and H.S. Kassim, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
Alternates

107676
Production Optimisation through a Well‑Centric Intelligent SystemG.P. Vachon and J. Lee, Baker Hughes
108915
Capitalising on Stick-Slip Pseudo-Plasticity of Formation Improves Production of Dual Fracture CompletionsJ.B. Surjaatmadja, Halliburton Energy Services
108781
Optimised Fracture Designs with RPM Control Water Cut in Ust Vakh Field Western SiberiaR.L. Guerra, V. Maritchev, BJ Services Co.; G.M. Aleksandrovich, G.E. Alexandrovich, BP; and J.C. Velasquez, BP Exploration Colombia Ltd.

Thursday, 1 November • 0830-1030 hours • Merak Room 1
SESSION 12: CASE STUDIES
Session Chairpersons:
Unggul Setyamoko, VICO IndonesiaDeden Supriyatman, Total E&P Indonesié
SPE

108973
Multi Type Application of Cement‑Packer: Simple and Economic Method of Accessing By‑Passed Reservoir PotentialM. Idris, M. Rylance, K. Joenoes and B. Dharma, VICO Indonesia
107047
Cementing a Producing Formation with Low‑Fracture‑Pressure Gradient in Wafra Field, KuwaitY.A. Elmarsafawi, M.M. Razouqi, F. Caillat Schlumberger; and G. Raabe, Saudi Arabian Texaco- Kuwait Oil Co.
106840
An E‑Line Deployed Retrofit Completion with Temporary Automatic Shut‑Off in a Subsea UK North Sea Well Using an Intervention VesselM. Rogers, Weatherford Evaluation, Drilling & Intervention; and M.J. Hartley, BP
108615
Simulation Study of Waterflooding Performance Using Horizontal Wells in Heterogeneous Reservoirs, HMD Field AlgeriaA. Hamadouche, Sonatrach ; and D. Tiab, U. of Oklahoma
Alternates

108401
Initial UBD‑Reservoir Candidate Screening Prevents Applying the Technology to the Wrong Reservoirs: Case StudyS. Babajan, Petroleum Development Oman; and H.H. Qutob, Weatherford
108402
Reservoir Candidate Screening: The SURE Way to Successful Underbalanced Drilling Projects in ADCOA.A. Keshka, A. Al Rawahi, R. Al Murawwi, K. Al Yaaqeeb, Abu Dhabi Co. for Onshore Operations ; H.H. Qutob, S.M. Boutalbi and J.J. Villatoro, Weatherford Intl. Ltd.
109098
The Largest Acid Stimulation for Horizontal Power Water Injector in Saudi ArabiaY.A. Al‑Rufaie, M.A. Al‑Otaibi, M.H. Albuali, A.K. AL‑Mulhim, Saudi Aramco; and M. Erbil, Schlumberger
108909
Screenless Frac‑Pack Completions ‑ Case Studies from Jidong Fields, ChinaH. Deng, Halliburton; P.D. Nguyen, W. Lubis, Halliburton Energy Services; X. Chang and R. Chen, PetroChina

Thursday, 1 November • 0830-1030 hours • Merak Room 2
SESSION 13: FIELD DEVELOPMENT
Session Chairpersons:
Bambang Ismanto, VICO IndonesiaJuan Carlos Mantecon, Scandpower Petroleum Technology
SPE

109137
Indonesia Deepwater Field development Technical, Contracting, and Execution ChallengesJ. Korloo, Chevron Corp.
106748
Hydrocarbon Potential Monitoring of By‑Passed Pay Zones Using TDT and CHFR LogsG.M. Hamada, King Fahd U. of Petroleum & Minerals
108765
Application of Massive Hydraulic Fracturing in C Field Middle Gharif Formation ‑ Case StudyK. Al‑Maamari, S.S. Al‑Hajri, J.E. Clark and J. Vandorp, Petroleum Development Oman
110748
Application of Horizontal Wells in Heavy Oil Reservoir with Bottom Water DriveH. Gao, Schlumberger; and G. Yang, Liaohe Oilfield Co.
Alternates

106910
Remote Real Time Well Surveillance the Best Fit for Southern Part of Ghawar Area FieldA.A. Al‑Amer, Saudi Aramco
109202
Capturing Remaining Oil in a Giant Mature Carbonate Waterflood Field in OmanH.H. Al‑Sharji, H.M. Behairy, J. Van Houwelingen, P. Male and H.A. Al Lawati, Petroleum Development Oman
109830
Subsurface and Surface Integration for an Improved Field Development Plan: A Case Study for Sepat FieldH. Shwe and B.M. Nasron, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
109669
Concept Development Options & Selection, Deepwater IndonesiaM.J. Craig, Chevron Corp.

Thursday, 1 November • 0830-1030 hours • Merak Room 3
SESSION 14: COMPLETION TECHNOLOGY
Session Chairpersons:
Nasir Bagis, PT. Chevron Pacific IndonesiaShigeru Saito, INPEX Corp.
SPE

108877
Advanced Well Completions Result in Enhanced Well ProductivityD.E. Hembling, A.H. Sunbul and D.S. Qudaihy, Saudi Aramco
108381
Cliffhead Intelligent Completion with Coiled Tubing Deployed ESP ‑ Increased Production, Reduced Life‑Cycle CostJ.M. Bettridge, D.G. McCall, J.P. Jordan, V.J. Guatelli and E. Bird, Advanced Well Technologies
110494
Simplified Sandstone Matrix Acidizing: Stimulation Campaign Results in the Tiong FieldA.Schmidt, H. Abuseif, A.P. Parapat, Schlumberger; F.H. Hassan and M. Ismail, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
109286
Fiber Assisted Fracture Fluid Technology Brings Increased Production to Burgos Field in North MexicoJ. Sanchez, and J.M.G. Sanchez, Schlumberger
Alternates

110692
Fluid‑Loss Pills Control Losses through Sand‑Control Screens Without Damage or Cleanup TreatmentW.E. Foxenberg, M.T. Darring, H.C. Marine, M‑I SWACO; B.F. Harper, K.F. Lamb, Chevron Corp.; and S.A. Ali, Chevron Energy Technology Co.
109837
Innovative Method for Predicting Down‑Hole Pressures during Frac Pack Pumping Operations Allows for More Successful CompletionsW.J. Edwards and R.C. Jannise, Halliburton Energy Services Group
109025
Is HRWP Better than Frac and Pack? Lessons Learnt on How to Enhance PI from Sand Control Treatment at Baram FieldM. Arfie and M.B. Jadid, Petronas Carigali Sdn. Bhd.

Thursday, 1 November • 0830-1030 hours • Murai Room
SESSION 15: RESERVOIR ENGINEERING III
Session Chairpersons:
Ahmed Badruzzaman, Chevron Energy Technology Co.Shiyi Zheng, Heriot‑Watt U.
SPE

109162
Integrated Wellbore‑Reservoir Dynamic SimulationB. Hu, G. Chupin, Scandpower Petroleum Technology; and J. Sagen, Inst. for Energy Technology
109655
Evaluation of Production Performance from a Thin Oil Column Reservoir through Dynamic ModellingC. Yeow and M.K. Hamdan, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
108831
Building the Field Development Plan for a New Gas Field, Located in Algeria, Reggane TrendM.J. Vilela, P.R. Marin, M. Rodrigo, A.C. Limeres, A. Medina, and K.R. Mohammed, Repsol YPF
109216
Application of DST to Delineate the Uncertainties in Deepwater Dry Gas Turbidite Fields, Offshore MyanmarJ.J. Park and H. Yi, Daewoo Intl.Corp.; and D. Baxendale, Gaffney, Cline & Assocs.
Alternates

109023
Interference Testing with Horizontal Wells in Layered ReservoirA.Syed and H.S. Al‑Hashim, King Fahd U. of Petroleum & Minerals
108426
Reservoir Simulation to Find Bypassed Oil in Melibur Field ‑ A Case Study M. Mirza and J. Priyantoro, Kondur Petroleum, S.A.
109544
Application of Temperature Transient Analysis in Well Test Interpretation for Gas WellsJ. Siavoshi, Memorial U.; and H. Bahrami, Sharif U. of Technology

Thursday, 1 November • 1100-1300 hours • Merak Room
PLENARY SESSION: OPPORTUNITIES ARISING FROM HIGH OIL PRICE
Session Chairpersons:
Eko Lumadyo, Santos Asia Pacific Pty. Ltd.Prabodh Pathak, ExxonMobil Oil Indonesia Inc.
Speakers:
Suwito Anggoro, President Director, PT. Chevron Pacific IndonesiaGopalan K. Papachan, General Manager, New Business Development (Commercial) Asia Pacific, Shell E&PAl Riddle, Director of Technology, Baker Hughes Inc.Martin Tiffen, Vice President, Business Development, TOTAL

Thursday, 1 November • 1430-1630 hours • Merak Room 1
SESSION 16: OVERARCHING INDUSTRY ISSUES (HSE,HR, IT)
Session Chairpersons:
Karl Dominik, OMV E&P Ltd.Partha P. Mitra, Cairn India
SPE

109265
Generation Y in the Oilfield: Are We Ready?S. Rajan, Marathon Oil Co.
109819
From the What Can I Do for You to the What Can You Do for Me Generation: The Disconnect Between the Establishment and the Youth Culture in the Oil IndustryR.A. LeBas, Halliburton Co.; and W.J. Edwards, Halliburton Energy Services Group
109245
Reducing CO2 Emissions by Making Cheaper CO2 Capture Technologies AvailableT.C. Klaver and T. Mikus, Shell Global Solutions Intl. B.V.
109100
Extending ERP to Wells for Various Techno-Commercial Analysis: An Innovative Application of ERPD. Adhikari, P.P. Chaudhury, and S. Kumar, Oil & Natural Gas Corp. Ltd.
Alternates

110982
West Java Rehabilitation Project, a Holistic Integrated Approach to Consistently Conform with Safety, Secure Facilities Readiness for Continues Production, and Improve Facilities Production EfficiencyP. Prawirowijoto, BP Indonesia
110353
Novel Service Approach Helps Operators Meet European Environmental Requirements, Reduce Waste Generation and Cut CostsP. Marinescu, M. Mertin, M‑I SWACO; and A. Buchner, M‑I Drilling Fluids Co.
109571
Bioremediation of Oil Contaminated Soil at South Santhal CTF, Mehsana, India : A Case StudyA. Mandal, Biotechnics Inc.; and P.M. Sarma, M. Dwivedi, A. Swaleh, B. Lal, The Energy and Resources Inst.; and A. Agnihotri, U.S. Hazra, A. Doraiah, and S.S. Patidar, Oil & Natural Gas Corp.

Thursday, 1 November • 1430-1630 hours • Merak Room 2
SESSION 17: GAS
Session Chairpersons:
John Marcou, Kodeco Energy Co. Ltd.David McCullough, Star Energy
SPE

108749
Initial Surveillance in the Cannonball Field: Design, Implementation and InterpretationJ.R. Jones, BP Plc.; S.T. Jemmott and K. Baksh, BP Trinidad and Tobago
108924
Geo‑Engineering and Economic Assessment of a Potential CO2 Sequestration Site in Southeast Queensland, AustraliaY. Cinar, P.R. Neal, W.G. Allinson, U. of New South Wales; and J. Sayers, U. of Adelaide
110328
Angsi K‑Sands Production Performance: A Case History of Hydraulically Fractured Retrograde Gas Condensate ReservoirM. Othman and M.B. Omar Chong, Petronas Carigali Sdn. Bhd.
109670
Flow Assurance Challenges in Deepwater Gas DevelopmentsR.S. Kopps, Chevron
Alternates

109294
A CO2‑Rich Gas Well Test and AnalysesQ. Xu, G.F. Weir, Curtin U. of Technology; L. Paterson, CSIRO Petroleum; I. Black, Upstream Petroleum Pty. Ltd; and S. Sharma, Schlumberger
110342
Potential Formation Damage and Remedial Methods in Gas Condensate Wells: from Lab to FieldH.A. Al‑Anazi, Saudi Aramco; and M.A. Ba‑Taweel, Aramco Services Co.

Thursday, 1 November • 1430-1630 hours • Merak Room 2
SESSION 18: EMERGING AND UNCONVENTIONAL RESOURCES
Session Chairpersons:
Darius Shahsavari, IPR Group of CompaniesBailin Wu, CSIRO Petroleum
SPE

110859
Evaluation of the Gas Production Potential of Oceanic Hydrate Deposits in the Ulleung Basin of the Korean East SeaG.J. Moridis, Y. Seol, Lawrence Berkeley Natl. Laboratory; and S. Kim, Korea Inst. Geoscience & Mineral Resources
109506
Anomalous Diffusion Behavior of CO2 in the Macromolecular Network Structure of Coal and its Significance for CO2 SequestrationS. Mazumder, Shell Intl. B.V.; J. Bruining and K. Wolf, Delft U. of Technology
109192
CBM Drilling and Completions ‑ An Australian PerspectiveP. Lansom, Origin Energy; D.W. McMillan, Oil Gas CBM Services Pty. Ltd.; and D. Mathew, Arrow Energy
109508
The Late Miocene Coalbed Methane System in the South Sumatra Basin of IndonesiaS. Mazumder, Shell Intl. B.V.; S.A. Ficarra, ENI Indonesia Ltd; and S.H. Stevens, Advanced Resources Intl., Inc.
Alternates

109844
Utilise Geosteering in Horizontal Wells to Maximise Value in Mature Fields, Central Sumatra, IndonesiaH.S. Moestopo, M. Reinhold, Y. Pramudyo, K. Purwanto and H. Nur, PT. Chevron Pacific Indonesia
109182
Gas‑to‑Hydrate Technology, an Alternative Energy for Low‑Level Communities in IndonesiaA.N. Bawono, PT. Perusahaan Gas Negara
108127
In‑Situ Generation of Carbon Dioxide: A New Way to Enhance Oil RecoveryL. Bo, P.W. Fen, Z. Ming, Z.J. Zhou, Southwest Petroleum U.; and D. Su, SINOPEC

2007 Society of Petroleum Engineers, All Rights Reserved