Pulang Dengan Selamat........
Assisten driller itu jatuh dari ketinggian 3 meter di lokasi rigsite pada saat mau rig up, tidak tinggi memang, tapi itu mengakibatkan dia harus dievakuasi ke Jakarta karena patah tulang pinggul dan mungkn selama lebih dari 2 bulan dia harus istirahat --- Lost Time Accident. Padahal di well sebelumnya, baru mulai spud in. seorang teknisi dari solid control juga jatuh dari ketinggian yang nyaris sama waktu memasang alat dia di Possum Belly rig. Juga seorang driller bule di rig Jack Up lupa menutup IBOP Top Drive waktu backreaming dan rack back ke derrick, bikin jebol Mud Bucket dan hampir mencelakai roughneck yang di rigfloor. Kejadian dalam waktu kurang dari sebulan di tempat yang berbeda kok bikin saya mikir. Kok bisa ya dalam pekerjaan rutin yang mungkin dilakukan hampir tiap hari kita bisa terlena dan celaka.Krisis BBM di Indonesia membuat pemerintah seperti kalang kabut dan maksain BP Migas untuk mendayagunakan semua rig yang ada di Indonesia untuk ngejar target produksi yang terus menurun. Dan dampaknya semua rig baik jelek maupun buruk dipekerjakan, dan masalah baru pun bermunculan, biaya drilling sekarang sudah berbeda dengan keadaan 5 – 10 tahun yang lalu dimana rig banyak yang nganggur dan harga nya masih murah, sekarang untuk ngebor saja antri dan kalopun ada harganya sangat mahal. Seorang teman saya Drilling Engineer pernah mengeluh bahwa untuk mencari rig semi submergible saja harus nunggu selama 6 bulan hanya untuk mendapat kepastian bahwa rig yang dicari itu mau mampir ke Indonesia untuk ngebor 4 well saja. Itupun dengan harga yang masih belum dicapai kesepakatannya.Kejadian yang sama juga gak jauh beda dengan keadaan rig darat yang sampai sekarang terutama di Indonesia keadaannya banyak yang amburadul, memang sih ada yang namanya SILO dari BP Migas, tapi ibarat metromini, kalo permintaan lagi banyak, ya rig apa aja bisa jalan yang penting bisa ngebor. Buat temen-teman service company atau drilling contractor atau bahkan drilling supervisor yang terutama kerja di rig darat bisa lah merasakan bagaimana kondisi rig-rig darat di Indonesia sekarang, entah itu rig buatan China atau America/Canada – banyak sekali yang kondisi nya mungkin di bawah 70% untuk ngebor dipaksakan karena target “kejar setoran” yang dibebankan BP Migas.Ternyata kenaikan harga minyak juga memicu kenaikan sejumlah spare part rig, dan susahnya juga banyak rig-rig kita yang seharusnya udah di “junk” terpaksa dibangun lagi dengan seadanya dan sebenarnya butuh banyak spare part yang musti di ganti, namun karena harganya mahal dan untung juga belum tentu diperoleh, banyak drilling contractor yang terpaksa makai spare part seadanya dulu baru nanti kalo udah ada duit baru beli spare part yang bener. Nah...ini yang bahaya....banyak nya alat yang seadanya ini yang bakal memicu banyaknya accident di rig-rig yang ada sekarang. Belum lagi masalah SDM nya yang sekarang juga banyak yang baru-baru karena tenaga-tenaga senior mereka banyak yang eksodus ke luar negeri gara-gara gaji yang ditawarkan lebih bagus, dan juga kondisi lapangan yang kadang kurang bersahabat,ingat Porong, ingat Merbau – Sumatra Selatan, juga di Daerah Cirebon..... .daerah itu sudah bertahun-tahun jadi lokasi pengeboran dan pertambangan tetapi baru kali inilahterjadi underground blowout, kejadian yang mungkin dalam kurun 10 tahun sebelum 2006 itu jarang terjadi, kini jadi fenomena biasa....aneh. ..Lha terus di laut? gimana...? tingginya harga rig laut sekarang (Jack Up bisa sampai USD 250,000 per day) bikin oil company penyewanya juga pusing & maksain rig-rignya buat ngebor secepat2nya – yang kadang bikin peluang terjadinya accident makin terbuka, seperti kejadian yang baru saya alami – driller expat menutup IBOP waktu pompa masih jalan dan akibatnya bisa ditebak, pressure trap di dalam string langsung meledak begitu connection di buka. Al hasil – sang driller langsung pulang hari itu juga. Ini semua salah satu hasil karena company man ngejar-ngejar agar ngebor secepat-cepatnya, dan konsentrasi berkurang. Sama sajalah dengan metromini yang lagi kejar setoran, ngebut meliuk-liuk akhirnya nabrak orang.Terlepas dari masalah bener atau tidak, prosedural atau bukan.....saya cuman mau ngingetin temen-teman terutama yang kerja di service company atau drilling contractor dan juga company man di lapangan, agar sedikit membuka mata dan telinga alias lebih waspada terhadap segala sesuatu di lapangan, dan juga jaga kondisi badan....kita tahu bahwa banyak service company yang kurang orang karena pada lari ke luar negeri semua...sampai harus di lapangan 2 hingga 3 bulan.....bukannya kemaruk tapi emang kenyataan nya gitu gak ada aplusannya.. ..bahwa semakin lama kita di lapangan kewaspadaan kita terhadap bahaya accident semakin besar apalagi kerjaan yang dihadapi itu-itu aja...Buat mas-mas & mbak-mbak yang kebetulan di oil company dan pegang authority di drilling, mohon kiranya isyu safety juga diangkat karena gimanapun kita juga manusia yang “diadu” dengan mesin dan alam. Memang gak semua oil company dan service company punya implementasi safety di lapangan seperti STOP (ConocoPhillips, Vico, Total); HOC (Halliburton) ; RIR (Schlumberger) , tapi paling tidak safety awareness kita ditingkatkan, wong kita khan gak semata Cuma cari makan tapi juga cari selamat & kerjaan lancar.... liat aja kalo pas kita pulang ke rumah, keluarga kita khan maunya kita pulang dengan selamat dan utuh....soal duit masalah nanti yang penting pulang selamat dulu.....thanks.
Oleh:
"Lilies Sudjatmiko" LSudjatmiko@yahoo.com
Sun, 25 May 2008 20:09:29 -0700 (PDT)
Komentar:
"Sutrisno,Ir"
It's Ok Bang Ronald, very good, you are it's very concern with safety in drilling operation, thanks a lot very kind of you. How are you Abang ? It's too long time not to meet you, could you remember me, I am Trisno (TM-84), at least 18 years ago I had ever been lived at a house rental (kost) with you at Asrama Dalang - Jl. Solo Km7 Janti Yogyakarta. After that, I missed you ....and didn't contact to you. Since 2003, I worked in BPMIGAS, prior I also worked in Energy and Mineral Resources Departemen (ESDM) as an Government Employee during 9 years from 1994-2003.> > By the way, If you don't mind, I also only to revise your statement in email that sound: "SILO dari BPMIGAS", Sorry It's not correct, the correct is "SILO is made, approval and Inspection by Direktorat Jenderal (Ditjen) Migas. If SILO (Surat Ijin Layak Operasi) of The Rig will expire, Drilling Contractor can arrange and request to extend direct to Ditjen Migas, BPMIGAS just only facilitate with Production Sharing Contractor (KKKS) where The Rig will operate. Please apologize for me. See you friend next time friend. Send my best regards fro all our friend especially TM-84.> >
Regards>
Trisno - BPMIGAS
From: Minyak834@yahoogrou ps.com [mailto:Minyak834@ yahoogroups. com] On Behalf Of davefirman2004Sent: 26 Mei 2008 15:06To: Minyak834@yahoogrou ps.comSubject: [Minyak834] Re: [FORUM ALUMNI TM-UPN VETERAN YOGYAKARTA] 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL (II)
Tulang Ronald,
senada dengan Pak De Trisno, saya yang juga sedikit berkecimpung dalam bisnis yang sama thanks to remind me regarding safety at Rig.
Firman Lie
Wah apa kabar Pak Firman? Wah kok pakai Lie, apa adiknya Mr. Alvin Lie yang Anggota DPR ya?
Regards
Trisno
Trisno,
Sekalian aku mau tanya mengenai SILO. Silo itu dimintakan sebelum spud in ?. Kalau SILO masih berlaku dan Rig move ketempat /dipakai company lain, apakah diperlukan SILO lagi?
Regards,
Hendrasto Sayono
Telp 5740707 Ext 1736
Email : http://us.f361.mail.yahoo.com/ym/Compose?To=hendrasto.sayono%40exxonmobil.com
Kepada: Minyak834@yahoogrou ps.com
Dari: narso marino
Tanggal: Tue, 27 May 2008 11:57:02 +0700 (ICT)
Topik: Balasan: RE: [Minyak834] Re: [FORUM ALUMNI TM-UPN VETERAN YOGYAKARTA] 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL (II)
Edy Purwanto
ronald siburian
100....buat Pak Narso, he..he..he.. itulah Indonesia!
Kok kayaknya temen-temin kurang tertarik menggarap
pekerjaan-pekerjaan di hilir? Mungkin Pak Darmoyo dkk
perlu sedikit improvisasi dengan Kurikulum Jurusan
TM-UPN ya..dlm menuju CCST ha..ha..kita dukung dah!
Rgds,
Ronald Siburian
"narso marino"