100 Tahun Kebangkitan Nasional (I)

Tahun 1991 Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi se Jawa-Bali dengan tema: Indonesia Tahun 2000. Lomba ini diikuti oleh para mahasiswa dari 40 perguruan tinggi se Jawa & Bali.

Saya menyertakan paper dengan judul “Prediksi Laju Produksi Minyakbumi Nasional Tahun 2000.” Metode prediksi yang saya gunakan untuk itu adalah Decline Curve atau Penurunan Kurva, metode ini sangat sederhana dan umum digunakan untuk meramal laju produksi suatu sumur atau lapangan minyak atau gasbumi.

Kesulitan utama dalam melakukan penelitian untuk penulisan paper tersebut ketika itu adalah: 1. Bagaimana mengumpulkan data produksi & konsumsi minyakbumi nasional, sejak jaman penjajahan Belanda hingga tahun 1990 dan
2. Bagaimana membuat asumsi-asumsi sehingga metode Decline Curve valid untuk digunakan sebagai metode prediksi (peramalan). Itu dulu.....

Yang menjadi pertanyaan dalam perenungan saya saat ini adalah:
1. Berapa banyak penelitian-penelitian yang baik dan bermanfaat untuk masa depan Bangsa dan Negara ini yang berujung di tong sampah?
2. Berapa banyak istilah-istilah yang menghabiskan biaya milyaran rupiah untuk kampanyenya seperti alih teknologi, masyarakat madani, diversifikasi energi, hemat energi dan sebagainya yang menguap setelah pejabat yang mengkampanyekannya pensiun atau dicopot rakyat?
3. Apakah Negara sudah tidak bertanggung-jawab lagi atas keadilan, kecerdasan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang dimaksud oleh founding fathers, para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD’45?
4. Apakah Minyak & Gasbumi serta Batubara kita tidak termasuk lagi dalam kategori “menyangkut hajat hidup orang banyak” seperti yang dimaksud oleh Pasal 33 UUD’45 sebelum amandemen I-IV?
5.Apakah para Bupati pantas diberi kewenangan mengeluarkan ijin penambangan Batubara yang menyangkut nasib 220 juta orang rakyat & generasi-generasi mendatang!?

Saat ini.....hampir tidak ada yang tidak kita jual ke pihak asing, mulai dari minyak & gasbumi, batubara, hasil-hasil hutan, juga anak-anak dan wanita di bawah umur (traficking) semua sudah Sold, termasuk budaya dan harga diri sebagai Bangsa!

Dalam rangka peringatan 48 tahun berdirinya SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), dari tanggal 18-20 Mei 2008 yl telah diselenggarakan Rapimnas II & Rakernas II SOKSI di Hotel Santika Jakarta. Saat terjadi diskusi dan debat tentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM kemarin, saya hanya mengusulkan empat hal:

Pertama: agar Peraturan Presiden RI No: 55 Tahun 2005 tanggal 30 September 2005 tentang Custody Transfer Point (Titik Serah BBM) dan Tata Cara Pembayaran BBM diubah. Perubahan yang saya usulkan sbb: Titik serah Minyak Tanah Bersubsidi di ubah dari Depot/Instalasi Pertamina menjadi di Pangkalan-pangkalan Minyak Tanah se Indonesia, Titik Serah Premium dan Solar Bersubsidi diubah dari Depot/Bunker/Instalasi Pertamina menjadi di SPBU-SPBU seluruh Indonesia. Demikian pula Tata Cara Pembayarannya agar menyesuaikan dengan usulan perubahan Titik Serah di atas.

Kedua: Agar HISWANA MIGAS dikeluarkan dari Komite di Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas karena keberadaannya sudah tidak punya Dasar Hukum lagi dalam UU Migas No: 22 Tahun 2001.

Ketiga: Agar Dinas-Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi se Indonesia, yang nota bene sudah tidak punya pekerjaan lagi karena semua kewenangannya sudah diambil Bupati, diubah menjadi Perwakilan BPH Migas di daerah melalui persetujuan Menteri Penertiban Aparatur Negara. Artinya status PNS mereka pun diubah menjadi PNS Pusat sehingga tugas mereka untuk mengawasi produksi dan distribusi BBM dan Gasbumi/Elpiji diharapkan dapat efektif karena anggarannya dari APBN.

Keempat: Agar para Penimbun, Pengoplos dan Penyelundup BBM ditindak tegas dan diperlakukan sama dengan Koruptor karena memperkaya diri sendiri dengan mencuri Hak Rakyat banyak (Subsidi).

Demikian kegundahan ini saya sampaikan kepada seluruh civitas akademika UPN "VETERAN" dimana saja berada untuk dikaji dan ditindak-lanjuti.

Semoga…. Bangkit Indonesia ku!


Jakarta, Senin 26 Me1 2008.

Ronald Siburian


KOMENTAR:

"TODO HASOLOAN SITORUS" tsitorus@mail.bphmigas.go.id
Tue, 27 May 2008 14:40:38 +0700

hebat kali tulisan bos ini.
Maen lah ke BPH biar kita bahas tulisan itu

Tks.
Todo Sitorus

"supriadi_syarif" supriadi_syarif@yahoo.co.id
Tue, 27 May 2008 11:21:35 -0000

mantap kali boss pokok-pokok pikiran itu ...nich dah kelas menteri
yang bicara ya? he..he..he..