100 THN KEBANGKITAN NASIONAL (III)

Statemen Aksi
A B J
ALIANSI BEM JOGJAKARTA BEM KBM UJB, DEMA UIN, BEM UKDW, BEM MM UST, BEM UMY, LEM UII, USD, BEM FE UTY, BEM UAD, AKAKOM, BEM BSI, KAM UPN, FISIP ATMAJAYA
Pernyataan Sikap
Penegasan Kembali Jati Diri Bangsa Untuk Kebangkitan Rakyat
Tiap-tiap warga negara berhak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. ..”(Pasal 37 UUD 1945)“Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat “(Pasal 33 ayat 3 UUD 1945)Kedua pasal diatas menegaskan bahwa konstitusi mengamanatkan kepada negara Indonesia untuk ANTI PENGANGGURAN dan ANTI KEMISKINAN bagi seluruh warga negara Indonesia.Pemerintah benar-benar tidak berpihak terhadap masyarakat kecil. Kenaikan harga BBM sebesar 28,7% mutlak sepenuhnya memukul seluruh lini kehidupan rakyat. Sabtu kemarin (24/5/08) SBY-Kalla resmi menaikkan harga BBM yang pada akhirnya memberikan efek domino terhadap seluruh sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Mulai dari kenaikan harga sembako, terancamnya PHK massal buruh ditengah upahnya yang rendah, sampai semakin meningkatnya angka kemiskinan. Jawaban Negara atas kenaikan harga BBM dengan memberi ‘gula-gula’ bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah kebijakan pragmatis terhadap rakyat miskin. Sekali lagi, ini adalah bukti tidak bertanggung jawabnya Negara atas problem pengangguran dan kemiskinan. Lantaran ini bukanlah solusi untuk menjawab sekian permasalahan dari kesejahteraan 220 juta rakyat Indonesia. Ketergantungan secara politik pemerintah SBY-Kalla yang ditandai pada setiap kebijakannya semakin kentara terlihat jelas. Kenaikan BBM di Indonesia sesungguhnya adalah lepas tangannya tanggung jawab Negara menyangkut kesejahteraan rakyat. Sesungguhnya liberasi sektor migaslah di balik kenaikan harga BBM hari ini. Sementara asumsi dari Negara adalah terlalu berat menanggung subsidi untuk rakyat bersamaan dengan melambungnya harga minyak dunia di atas US $100.Hal ini juga menyangkut dampak dari sekian kesepakatan yang dihasilkan dari Negara-negara investor, donator, serta lembaga-lembaga dunia yang pada intinya adalah liberalisasi pasar agar NEKOLIM (Neo kolonialisme dan imperialisme) bisa semakin menancapkan kukunya. Selain juga tidak seriusnya pemerintah mengusut tuntas kasus BLBI. Padahal bila dana BLBI ini bisa kembali, setidaknya defisit APBN dapat ditambalAsumsi bahwa Negara rugi Rp 123 trilyun guna menutup beban subsidi BBM tidak sepenuhnya benar, karena sebenarnya Pemerintah untung Rp165,8 trilyun dari perhitungan sebesar 1,2 juta barel kebutuhan BBM kita yang dapat dicukupi melalui produksi dalam negri sebesar 1 juta barel dan 0,2 impor. Praktis dengan naiknya harga minyak dunia, seharusnya kita turut menikmati akibat laba dari sekian ladang minyak kita.Tetapi hal tersebut tidak terjadi. Sekian ladang kekayaan alam yang terkandung di atas tanah, air dan udara kita telah digadaikan oleh pemerintah kita kepada pihak asing atas nama investasi. Rakyat tidak menikmati seluruh kekayaan ini. Lantaran sudah dikapling oleh Exxon, Petronas, caltex, serta perusahaan-perusaha an asing lainnya Pendidikan masih mahal, upah buruh masih rendah, petani masih diserobot tanahnya, biaya kesehatan tak terjangkau, penggusuran masih marak. Hukum masih bisa dibeli. Maka tidak menjadi salah bila kepercayaan terhadap parlementarian (baca: parpol dan para elit) kita jawab dengan tindakan Golput di pemilu 2009, melihat kekuatan oligarki lama masih saja bercokol yang notabene semuanya adalah politisi busuk.Oleh sebab itu kami dari ALIANSI BEM JOGJAKARTA tidak henti-hentinya menyerukan kepada seluruh elemen baik mahasiswa, buruh, tani, kaum miskin kota, nelayan dan masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menggabungkan diri dalam satu kekuatan serta menuntut:
Tolak kenaikan BBM
Turunkan harga sembako
Nasionalisasi aset
Tolak RUU BHPPendidikan murah untuk Rakyat
Hapus hutang lama, tolak hutang baru
Lapangan kerja untuk Rakyat
Tegakkan supremasi hukum
Sita asset pejabat korup untuk kesejahteraan rakyat
Tolak Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Cabut UU yang tidak berpihak pada rakyat
Sekaligus menyerukan kepada semesta rakyat Indonesia mengingat pemerintah kita yang anti rakyat untuk menyerukan:
Transparansi keuangan Negara!
Mogok bayar pajak!
Golput Pemilu 2009!
Jangan pilih politisi busuk!
Jogjakarta, 27 Mei 2008
Heni Wijayanti
Koordinator Umum
["Renggo widyarto" sukab_39@yahoo.com]
[ Tue, 27 May 2008 07:24:48 -0700 (PDT)]
KOMENTAR:
"Zein Wijaya" zein_wijaya@yahoo.com
Tue, 27 May 2008 08:53:43 -0700 (PDT)
Wah kalo tuntutan ini dipenuhi Bisa jadi apa negara kita..Bisa bisa nama Indonesia yg udah terpuruk, makin terpuruk ke jurang yg paling dalam (karena menasionalisasi asset yg bukan haknya serta menghapuskan hutang secara pihak)Agama saja menganjurkan untuk melunasi hutang piutang sebelum ajal..Alih alih mau ngapusin utang secara sepihak
Mbok yach mahasiswa harus bisa berpikir jernih...Jangan hanya bisa menuntut..
Kalo mahasiswa ditukar tempat sebagai pemimpin negara, apa bisa mengatasi segala masalah dalam waktu singkat ???
Ngurusin 250 juta jiwa enggak segampang membalikkan telapak tangan Bung...
Dengan anggaran yg serba terbatas, Super Komputer yg jadi presiden sekalipun enggak akan mampu mengalokasikan budget untuk keperluan lain kalo harus memberikan subsidi besar untuk BBM..
Saya setuju untuk penolakan BLT karena sifatnya tidak mendidik bagusnya malah uangnya dipakai untuk menciptakan lapangan kerja baru...Bikin proyek padat karya bangun jalan / perbaiki jalan atau apa..lebih baik kasih pancing dari pada kasih ikan...
Beberapa point yg reasonable untuk mengatasi kemelut di Indonesia menurut pendapat saya secara pribadi sebagai orang awam:
- Turunkan harga sembako (Caranya : Bikin Indonesia kembali menjadi swasembada pangan), caranya : mbok rakyat miskin yg di kota kota mau jadi transmigran untukmembangun daerah daerah yg tertinggal, kembali ke Jaman Pelita 1 - pak hartoFokuskan pembangunan di sektor pertanian..
- Pendidikan murah untuk Rakyat, caranya duit subsidi BBM dialihkan ke sektor pendidikandengan alokasi yg lebih besar
- Lapangan kerja untuk Rakyat, caranya : yach dari dana BLT tadi dibikin proyek padat karya untuk infrastructure, transmigrasi etc
- Tegakkan supremasi hukum, caranya : adili pejabat korup dan juga mulai dari diri sendiri untuk hidup bersih dan tidak korupsi
- Sita asset pejabat korup untuk kesejahteraan rakyat, caranya : tuntaskan kasus BLBI secara transparant
- Efisiensi APBN, caranya : hemat anggaran untuk tiap dept/DPR dengan membatasi kunjungan kerja ke luar negeri, presiden juga wajib membatasi kunjungan ke LN yg tidak penting kecuali mau pakai biaya kantong pribadi
- Dan yg terpenting: Hapus proses birokrasi untuk kegiatan perminyakan, usahakan untuk mempermudah kegiatan explorasi dan exploitasi Migas agar produksi Indonesia bisa kembali ke target 1.5 Juta BPH...Biar Indonesia dapat windfall profit dari kenaikan harga minyak...
"Yeni Kuswanto" zenanto@yahoo.com
Tue, 27 May 2008 16:48:06 -0700 (PDT)
Heran saya sama orang Indonesia
Katanya pingin mandiri dan tidak tergantung dunia barat (Amerika)
Tapi tiap pemerintah mengalokasikan dana buat bayar hutang ke luar
negeri diprotes..
Eh sekarang malah ga mau bayar hutang?
Sungguh memalukan dan memilukan..
"Djoko Purwanto"
Wed, 28 May 2008 07:56:47 +0700
Kalau hutangnya dari semacam rentenir tingkat dunia
Kalau saat ambil hutang dibujuk-bujuk, diperdaya
Kalau ujung-ujungnya untuk melemahkan negara Indonesia
Yang memutuskan hutang terus para pejabat negara yang makin kaya
Yang menanggung bebannya rakyat jelata yang makin sengsara
Heran saya, heran saya ada yang tak peduli dengan yang sengsara
"Yeni Kuswanto" zenanto@yahoo.com
Tue, 27 May 2008 17:59:32 -0700 (PDT)
Hutang tetaplah hutang
Biar sama rentenir tetaplah hutang
Semiskin-miskinnya saya tetap berusaha bayar hutang
Sesengsara-sengsara nya saya jangan sampai ngemplang
Yang bikin hutang pemimpin kita
Yang pilih pemimpin siapa?
Hormat saya,
Yeni Kuswanto
(Gak mau bawa hutang ke liang kubur)
"andri widianto" undree_w@yahoo.com
Tue, 27 May 2008 19:04:06 -0700 (PDT)
Saya sependapat dengan mas zein...
Super komputer pun akan kelabakan mengurus negara kita, bagaimana kalau energi yang dikeluarkan para mahasiswa untuk berdemo digunakan untuk membantu saudara2 kita yang kesusahan. Bukannya bikin susah saudara2 kita yang sudah susah dengan berdemo kemudian memblokir jalan, merusak fasilitas umum lainnya, emang fasilitas umum dibangun hanya untuk dan dari anda sehingga anda dengan seenaknya merusaknya?. Jangan bisanya cuma menuntut bung... mana aksimu untuk negeri ini??
OK... seumpama pemerintahan saat ini berhasil anda (baca:mahasiswa) turunkan, kemudian akan ada penggantinya, kemudian penggantinya akan anda demo lagi karena keputusannya anda anggap tidak berpihak kepada rakyat, kemudian anda menuntut pemerintahan turun, kemudian akan muncul penggantinya lagi... begitu seterusnya sampai anak cucu kita.... Yang ingin saya tanyakan, siapakah yang anda maksud rakyat ?
Bagaimana kalau kita bersama2 menggunakan energi kita untuk membantu saudara2 kita yang tidak beruntung seperti kita....
Regards,
Andri Widianto
(kesel ngliat pada demo akhirnya ngrusak fasilitas umum)
Tue, 27 May 2008 20:44:46 -0700 (PDT)
Itu benar sekali pendapat mas Zein, Mas Yeni, mas Djoko n mas Andri....Siapapun yg jadi pemimpin bangsa ini, akan selalu dihadapkan pada kondisi yg kurang lebih sama...ga mudah mengatur ratusan juta rakyat negeri ini.....kita memutuskan utk menikah dan mengatur keluarga saja sudah sulitnya bukan main, apalagi jd presiden....
Thanx a lot and best regards,
M. Ressa Jodhitya
Wed, 28 May 2008 12:01:35 +0700
Kalo yang model begini...apa dulu gak pernah jadi mahasiswa yaa? Maklum UPN, kampus yang anti demo, kepenginnya cuma adem ayem.....diapusi terus yo manut wae.
"Nuhagus Kamil Chakim" nuhagus@yahoo.com
Tue, 27 May 2008 23:15:53 -0700 (PDT)
Anti demo?? ngga juga seh mas.....Saya dulu waktu lagi kuliah pernah diobrak2 untuk demo...waktu status mahasiswa sering banget demo, demo di kampus sering....demo bareng mhs laen di UGM, DPRD malioboro situ, Kantor WALIKOTA.... .Tapi kita demo yg teratur, cuma mengingatkan bapak2 pejabat aja kembali ke track nya.
Gatau sekarang apa temen2 mhs UPN masi sering demo??
Salam,
"sapto sigit purnomo" sapto_sigitpurnomo@yahoo.com
Wed, 28 May 2008 00:34:14 -0700 (PDT)
Memang benar Om, kami ini termasuk mahasiswa yang lahir dan besar dari jaman susah. Dengan segala keterbatasan harus berjuang untuk dapat menyelesaikan kuliah, belum lagi system pendidikan kala itu, harus tunggu dosen terbang dsb...dsb... , jadi terus terang energy kami sudah terkuras untuk itu. Gak sempat berpikir untuk anut grubyuk ikut demo kesana kemari. Jadi saya kok setuju aja sama pendapat pak Zein dkk, berani untuk melihat kenyataan yang ada dan menyalurkan kelebihan energy yang dimiliki untuk disalurkan ke pihak atau hal-2 yang memang sangat dibutuhkan saat ini. Negara kita ini sekarang sedang sakit parah karena dah jatuh tempo bayar hutang, asset negara dan SDA sdh terjual atau tergadai, bencana alam datang bertubi-tubi, usreg disana-sini dsb..dsb..Diperpara h lagi dengan sontolyo-2 yang duduk di dewan "100 partai"nya. Kalau saya sih (bukan ahli politik dan kenegaraan) cuma bisa berharap, semoga dewan "100 partai" itu dibubarkan saja atau kalau punya nurani dan akalsehat membubarkan diri. Kemudian bikin shock terapi untuk para koruptor, gantung aja mereka setelah terbukti korupsi. Untuk itu kita bisa belajar dari China, beberapa waktu lalu China adalah negara paling korup didunia tetapi sekarang jadi macan Asia dengan pertumbuhan ekonomi sangat menakjubkan.Sekali lagi saya ucapkan selamat berdemo untuk bapak-2 or ibu-2 yang sangat cinta dan bangga dengan demo, dan selamat "melipir" (cari jalan alternatif lewat jalan tikus..) bagi para pengguna jalan yang gak bisa lewat terhalang demo.
Wassalam,
82-1494 TM